#9

80 4 0
                                    

Bagai hati yang diserbu beribu ribu bunga kebahagiaan, seperti sesak yang memadati namun tetap memberikan hirup kesenangan, Nanda telah jatuh hati.

Jatuh pada seseorang yang membuat pikirannya melayang pada masa masa kelam dulu.

Adit, apakah ia pantas mendapatkan hati seorang Nanda? Apakah pantas ia memberi hati pada seorang yang membuatnya selalu dipenuhi rasa sesal?

Takdir yang berkata, dua umat manusia yang dilanda kebimbangan akan diteruskan kemana.

Semua hanya butuh waktu. Nanda yang super aktif dengan Adit yang begitu misterius, apa bisa bersama?

Hanya Tuhan yang tahu. Percaya bahwa skenarionya-lah yang terbaik.

***

Adit kini terdiam di meja belajarnya. Tangan kanannya memegang pena, tangan kirinya terangkat di atas meja. Niat ingin mengerjakan tugas tapi dibatalkan oleh pikiran yang kini memutar memori kelam masa lalu.

"andai waktu itu aku ga ngeladenin kamu, Nda"

Adit bergumam tak jelas menyesali yang dulu terjadi.

Hatinya bercampur aduk antara bahagia dan sesal bila berada di dekatnya, Nanda.

Entah perasaan apa yang bergejolak. Adit pun belum menyadarinya.

Tangannya tergerak untuk mengambil handphone. Jarinya menari nari untuk mengirim pesan singkat untuk gadis itu.

"Nan?" Sent.

Matanya terjaga menatap layar handphone, berharap satu pesan masuk.

1 message from Dinata Ananda

"Ya?"

Sontak Adit menegakkan punggungnya dan kedua tangannya terkesiap memegang handphone. Adit melirik jam dinding. Pukul 21.15.

"Belum tidur?" Sent.

"Belum lagi seru nih wkwk"

"Ngapain emang?"

"Ngeliat kucing beranak woah"

Tanpa disadari senyum mengembang terpampang di bibir Adit.

"Najis lo hahaha" sent.

"Lagian ini kucing bikin tontonan dirumah gue lah kan gue resep ya"

Memang, obrolan tak jelas pun bisa membangkitkan mood yang berantakan. Adit beranjak dari duduknya, pindah ke kasur ukuran big size bersprei blue Chelsea.

Melanjutkan chatting dengan Nanda di tempat yang lebih nyaman. Senyumnya pun berubah menjadi kekehan saat Nanda membalas pesan dengan bercandaan lucunya.

Tak terasa sekarang sudah pukul 22.50, seperti teringat sesuatu Adit mengakhiri berbalas pesan dengan Nanda, jika saja besok tidak sekolah, dapat dipastikan mereka terus chatting hingga larut.

Adit merasakan perasaan menggebu gebu menjalar ke seluruh tubuhnya. Entah bagaimana sebaliknya dengan Nanda.

Sejak dulu Adit memang sudah tahu bagaimana Nanda luar dalam, tapi entah mengapa rasa keingintahuan Adit terhadap Nanda makin bertambah.

Rasa kantuk mulai menjalar di kelereng kelabu milik Adit.

Ia memejamkan mata, tak lupa membaca doa dan berharap esok akan mendapat hidup yang lebih berwarna.

NandaditTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang