Chapter 4 : The Morning After

314 9 4
                                    

.

.

Burung berkicaiu dengan gembiranya dan matahari bersinar sangat terang menandakan hari baru yang telah datang.

SCRATCH IT!!

Mobil-mobil berlaju kencang dijalanan, berderu,dan mengikis permukaan hitam jalanan aspal (apa ini apaaa).

Ehm, mari kita lihat kedalam sebuah kamar di sebuah hotel berbintang di Thailand, kamar dengan gorden coklat tebal.  

“Hoaam…” Kalila membuka matanya perlahan, meregangkan tangannya dan..

‘dush!’ tangannya ‘memukul’ sesuatu. Dia tidak berani menengok kearah samping karena..

“DUH! Ntaran ah Mas Doni, masih ngantuk neeeh” Jawab orang di sebelahnya.

Kalila langsung menengok kesebelahnya dengan mulut menganga, kaget.

“Jam berapa sih ini mas? Fanmeetingnya jam berapa? Gue ngantuk banget Mas.. Pala gue pusing banget lagi” Gumam orang tersebut.

Kalila membuka matanya lebar-lebar. Suara orang disampingnya tentu suara orang sangat familiar untuknya. Kalila perlahan menjatuhkan pandangan pada tubuhnya.

Ia membuka bed cover yang menutupi tubuhnya dan…

GULP!

Dia menelan ludahnya, menyadari bahwa dia tidak memakai apapun. Polos.

“ARGH!!” Sosok di sampingnya tiba-tiba berteriak dan terduduk di kasur. “Gue masih ngantuk..” gumamnya. Dia berbalik kearah Lila dan tersenyum.

“Eh, Lila… kok ada di kamar gue pagi-pagi?”Ujarnya dan..

BRUK!

Kembali menjatuhkan tubuhnya di kasur.

Kalila yang masih shock dengan keadaan harus menerima kenyataan bahwa orang disampingnya ini topless.

Wait..

Pemuda itu terbangun, dia mulai menyadari keadaan aneh pagi ini.

‘Ko… gue ga pake baju? Emang gue gak pernah pake baju sih kalo tidur, tapi ini… no pants on? Gila.. telanjang banget gini, dan kenapa Lila disini. OH.TIDAK.TUHANKU. jangan bilang kalo…’

“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAACCCCCCCCCCCCCCCCCCCCKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK!!!!!”

“ULAAA LO APAIN GUEEE!!!” Kalila berteriak, menangis dan memukuli Shaula pake bantal.

“Lila.. udah aduh! Ampun Lilaa!!”

“Gue abis ngapain laaa gue ngapain!!” Lila terus menangis.

“Lila udah tenang dulu!”

Lalu pandangan mereka terpusat pada bercak darah di kasur itu.

“Lila..” Shaula menatap sahabatnya dan menggigit bibirnya sendiri.

Lila tidak menoleh tapi terus memusatkan pandangannya pada bercak darah pada kasur tersebut. Wajahnya basah karena air matanya.

“HUAAAAAAA” Kalila menangis kenceng.

“Lilaaa…. Jangan kenceng kenceng gitu doong” Shaula menutup telinganya. Lagian Kalila memang menangis sambil menjerit, kayaknya beres dari sini Shaula bener-bener harus ke dokter THT.

BRAAK!

“Ada apa sih Ula… HAH? K-KALIAN NGAPAIN?!” Mas Doni menerobos masuk kedalam kamar mereka., disusul oleh Mas Cen Cen. Matanya melotot kearah dua sosok tak berpakaian di atas kasur. (tenang-tenang, kalila masih ditutupin sama

Twisted Fate : Mine His Ours (sebelumnya Mine His Ours aja)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang