0.1

6.8K 630 486
                                    

Author

"Ahh.. ahh.. Calum-ahh..."

Calum mempercepat gerakan dicknya di dalam liang kenikmatan gadis berambut pirang itu sambil terus meracau, mendesah, dan menyumpah.

"Fuck, fuck," gumam Calum memejamkan matanya erat-erat. Dicknya sudah beberapa kali berkedut namun tak kunjung juga mencapai klimaks.

"Cal- ahh, aku.. sudah.. lemas.."

"Baby, shhh, tunggu punyaku puas dulu, ya." ucap Calum mengecup bibirnya sekilas.

Ia kembali mempercepat temponya, seribu kali lebih cepat dari sebelumnya, hingga suara hentakan selangkangan Calum terdengar menggema.

"Aahhh- aku tidak akan bisa berjalan esok pagi!"

Calum tertawa mendengarnya, kemudian mencubit payudaranya gemas. "Kau ini, ah... Aaahh- aahh!"

Di saat yang bersamaan, Calum merasa dicknya berkedut hebat dan merasa telah diujung.

Kemudian, ia segera mempausenya.

Ia menembakkan cairannya ke perut, kemudian mengusapnya dengan tissue yang sengaja ia beli di Indomaret.

Calum yang masih terengah-engah pun meletakkan ponselnya di meja.

Tak disangka, sextape yang sengaja ia buat dengan Summer akan berguna di kemudian hari. Contohnya hari ini, saat ia merasa kesepian dan butuh melepaskan hasrat.

Baru dua hari ia pergi tur, rasa kesepian dan kesendirian itu selalu menghampirinya. Memang, tidak biasanya ia seperti ini.

Tidak biasanya ia mengurut dicknya sendiri untuk mendapat kenikmatan.

"Calum, apakah kau sudah selesai masturbasi?" tanya Ashton, pintu kamar hotel Calum terdengar diketuk berkali-kali.

"Fuck, siapa yang masturb-" Ia melihat ke arah seprei hotel yang terkena lontaran benihnya, kemudian memutar bola matanya.

"Bolehkah aku masuk?" tanya Ashton lagi, masih berada di balik pintu.

"Ya!" Jawab Calum agak lantang, ia segera menempelkan bokongnya diatas bekas cairan putih yang baru saja menodai seprei kamar tidurnya.

"Uh," Ashton membuka pintu kamar Calum, "Aku tidak ingin menutup pintu kamarnya. Aku tidak ingin orang mengira kita sehabis melakukan seks."

"Mengapa begitu?" tanya Calum memutar bola mata.

"Karena kamarmu tercium seperti kau baru saja onani dan menembakkan sperma sebanyak lima kali."

Shit, darimana Ashton tau? batin Calum terkejut.

"Hah, sudahlah. Apa motivasimu datang kemari?" tanya Calum mengalihkan pembicaraan.

"Kau tahu, kan. Aku sebagai tetua disini..."

"Ya, tetua."

"Tapi aku belum setua itu." jawab Ashton tidak terima, yang diikuti oleh gelak tawa Calum.

"Jadi aku ingin mengatakan bahwa, kita akan tur selama tujuh bulan-"

"Wow. Informasi yang sangat penting. Bahkan aku sudah tahu hal itu sejak kemarin lusa-"

"Jangan memotongku, Calum Hood!!" sentak Ashton, Calum memang sangat menyebalkan.

"Dan selama seven fucking months, I hope THERE IS NO GROUPIE."

"W-what?!" Calum melebarkan matanya, "I-I mean why.."

"Oh, Calum. Kita semua tahu tiga dari empat sudah memiliki pacar, dan-anggap saja Michael berpacaran dengan pokemon- maksudku, hey.. lets be a normal band."

Another Groupie (sequel to Groupie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang