0.3

999 74 29
                                    

Keduanya tiba di bandara untuk mengantar Calum kembali ke US. Dengan berat hati, Summer melepas jemarinya yang selama diperjalanan bertautan dengan Calum. Perpisahan memang selalu berat bagi siapapun.

"Aku bisa naik taksi sendiri, ya know?" Calum menghela nafas panjang sambil mengusap pelan pipi gadis yang berhadapan dengannya itu.

Summer kembali menggenggam erat kedua tangan Calum, "Promise me you'll always call me no matter what."

"Like... when you're done with the show.. Before you go to bed.. When you wake up..," Kedua bola mata Summer terus memperhatikan lelakinya itu. "Please."

"Aku tidak bisa berjanji karena selesai show aku biasanya capek."

"Just call me for a minute, or two! Can you?"

"God, Summer! Why are you being so clingy?"

Mendengar kekasihnya berujar setengah berteriak kepadanya, Summer menundukkan kepalanya lemah.

"Maaf Calum..." Summer berusaha keras menahan tangisnya, namun ia gagal. "Aku tidak ingin kau kembali ke dunia kelam itu lagi.."

Calum menaikkan sebelah alisnya, ia dengan cepat mengetahui apa yang dimaksud oleh Summer.

"Tapi dunia kelam itu yang mempertemukan kita berdua, kan? So what's the problem though."

Summer membelalakkan kedua matanya seakan tak percaya bahwa Calum baru saja mengatakan hal itu dengan enteng. "Excuse me, Calum? The problem is; you're mine NOW."

***

Mengetahui Calum yang meninggalkan US tanpa sepengetahuan manajemen, tentu saja setibanya Calum di US ia kena semprot dari semua orang. Tak terkecuali teman satu band-nya.

Manajemen terus mengoceh tentang betapa Calum tidak menghargai tur ini dan semacamnya, namun ia tetaplah menjadi Calum, seluruh omelan yang ia terima hanya akan masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

"So, Calum, kalau Kau mengulangi hal ini lagi, aku tidak segan-segan..."

"Apa?" Sahut Calum menantang.

Wanita paruh baya dengan kacamata itu menghela nafas panjang, ia selalu paham bagaimana Calum sang pemberontak memang selalu senekat ini.

"If you want to fuck, then go ask a fan. They'll willingly to do that." Ujar wanita itu. "Or you know? The groupie thing."

"Wait- what?" Baik Luke, Michael maupun Ashton saling melempar pandangan. Manajemen... mendukung... prostitusi antar idola dan fan alias grupi?

Sudah menjadi rahasia umum jika band yang sedang dalam tur akan mengajak grupi untuk tidur bersama mereka, namun selama ini mereka selalu melakukannya tanpa manajemen mengetahui dengan alibi seperti; menemui teman lama.

"Fuck off. Aku kembali ke Sydney karena aku merindukan pacarku, bukan hanya karena ingin berhubungan... Oh just shut up, you know nothing!" Ucap Calum mengamuk.

"Really? You love her?" Wanita tersebut kembali menyudutkan Calum.

"I said, you know nothing. Aku mencintainya dan aku tidak perlu meyakinkanmu untuk hal itu."

Calum bergegas dari tempatnya, "Can you leave me alone? Or can you just leave the band alone? We didn't really think we need your help at all. Fuck management."

***

The boys berusaha menghibur Calum setibanya mereka di hotel seusai rehearsal. Rehearsal dimana 70 persen Calum menjadi moody, pemarah, memainkan instrumen dengan asal-asalan, memutar bola mata kepada siapapun yang berbicara padanya serta melempar bass kesayangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Another Groupie (sequel to Groupie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang