Konflik Batin

4.4K 214 2
                                    

Makin hari Lee makin bingung, apa lagi Lee sudah tak seminar lagi.

Kegelisahan menyelimuti Lee, Lee tidak bisa memandang polisi idamannya itu.

Hari ini Lee sudah kembali kesekolah.

"biasa ni, pagi-pagi belum ada yang berangkat "umpat Lee.

"Woy Lee tumben lu berangkat?" cletuk Johan.

"tumben? gue nggak berangkat juga gara-gara surat tugas lu " jawabnya malas.

"hahaha tapi enak kan lu bisa ketemu babang Polisi "goda nya

"auk ah" jawab Lee singkat lalu melenggang pergi.

"woy!! mau kemana lu? ntar kumpul pulang sekolah!! "

"IYEEEEE!!!!"

"dipikir ini hutan treak treak dasar toa mesjid "grutu Lee.

......

"nyet udah ngelamun aja pagi-pagi " suara Al membuyarkan lamunan Lee.

"gpp" ucap Lee singkat.

"ciyeh yang galon udah nggak seminar lagi " ejek Thalita.

"diem lu ,pusing ane kampret ah " ucap Lee frustasi.

"oh gue tau lu bingungkan mau nrima yang mana? " tanya Al.

"pilih yang lu srek aja, yang lu yakin dia baik " lanjut Al, yang hanya di jawab dengan anggukan oleh Lee.

Disisi Lain.

Jo POV

Nyangka nggak nyangka, percaya nggak percaya kejadiannya udah gini mau gimana lagi.

"hah hari ini ambil cuti aja mau nenangin pikiran"

"Mau kemana cuti? " itu Arif rekan ku.

"nggak tau lah mungkin ke laut"

"Jo dia kan belum ngasih pilihan, dia belum nentuin siapa yang jadi cowoknya kan? lu juga nggak boleh egois namanya cinta nggak bisa di salah in Jo "

Kata-kata Arif ada benarnya juga. Kenapa juga aku harus frustasi gini.

"makasih Rif sarannya "

"Jo lu juga nggak boleh ngejauhin Anggoro "

"iya Rif "

Hari ini aku tak jadi lah ambil cuti biar aku ambil tugas aja, mungkin bisa agak tenang ini hati.

Author POV

Jo terlihat frustasi gara-gara kejadian itu, dimana rekan nya juga menyukai orang yang dia taksir dan bahkan menembaknya di depan nya.

Tapi berkat saran rekannya Jo jadi mengerti bahwa cinta nggak ada yang bisa ngelarang, juga nggak bisa di salahin.

Di tempat piketnya Anggoro terlihat bingung apa yang harus di jelaskan ke Josua . Anggoro semakin canggung ketemu sama Josua.

"Hei Bro nggak usah ngalamun, Lee kan belum ngasih jawabannya kan, itu anak juga bingung, dia sebenernya nggak mau pacaran dia maunya ntar langsung nikah aja, ya emang ini gila sih tapi itu sisi dewasa nya Lee " suara Rio buat kaget Anggoro.

"Lu Io serius Lee pengen langsung nikah ntar ?"

"ya allah babang anggoro, babangnya Lee, polisi idaman Lee, gue harus bilang berapa kali monyet! "treak Rio frustasi.

"wo wo santai bro, tunggu gue ntar malem dirumah lu ye"

"Mongapain?"

"mau ngelamar Ibu lu "tawa anggoro menggelegar.

"gue bacok lu nyet, santet bapak gue nyahok lu "

"hahahaha, nggak-nggak ,liat aja ntar malem"

"Lu gimana sama Josua? "tanya Rio membuat Anggoro terbelalak.

"masih ragu mau nyapa dia, masih nggak enak ati "

"Maaf in adik gue ya yang udah buat kalian agak jauh"

"nggak Io Lee nggak salah, namanya cinta, suka,sayang kan nggak bisa di pungkiri, gue juga nggak nyalahin Josua yang suka sama Lee, semua orang berhak mencintai dan di cintai."

"oke, ya lu coba ngomong pelan-pelan sama Josua biar nggak ada salah paham, biar clear, jadi tinggal nunggu keputusan Lee" ,hanya di jawab anggukan oleh Anggoro.

"udah jam makan siang ,gue cari makan dulu ya Ro"sambil melangkah meninggalkan Anggoro.

"BARENG!! WOY!! " sambil ngejar Rio.

skip..sekolah Lee.

"bang ntar jemput jam 14.30, nggak enak body bang " Lee ke Rio.

"y"

"eh kampret gue ngetik sambil muter-muter ni pala, jawabanya cuma "y"dasar abang yang tidak berperikeabangan " umpat Lee.

Lee jalan agak sempoyongan ke Ruang OSIS untuk meminta izin because bodynya lagi nggak enak.

"Assalamualaikum "

"waalaikumsalam, kenapa Lee? " itu Hasan rekan OSIS.

"bang nanti aku izinin ya ?"sambil masang puppy eyesnya.

"mau kemana dan kenapa? "

"nggak enak badan aja "

"yaudah ntar gue izinin"

"makasih bang Hasan "

Setelah meminta izin Lee langsung balik ke kelas. Lee ingat sesuatu.





segini dulu ya hehehe maaf typo dan awut awutan

vote dan coment saya tunggu.

Future HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang