AL pov.
Kaget gue, ketika melihat Verrel bawa Yuki ke tempat latihan kita ngeband.
Lama gak berantem sama dia. Gue udah denger kabarnya sih, kalo dia sekarang resmi pacaran sama Rizky Prayoga, kakak tingkat yang dulu hukum gue dan Yuki waktu ospek. Bingung mau pasang ekspresi apa, mendingan gue pasang juteknya gue ajalah, jadi gak mood pas liat dia. Entah kenapa, gue merasa harus melakukan itu. Padahal terakhir ngobrol sama dia gue ngajak berdamai, nah ini tampang gue ngajak musuhan lagi. Terserahlah. Gue gak perduli.
“Kenapa loe Al?” tanya Aron.
“Emang gue kenapa?” tanya gue balik, sumpah gak bisa konsen gue, Yuki mendingan loe pergi dari sini deh. Pengen deh gue ngomong itu.
“Nah men, loe aneh ditanya malah balik tanya. Gara-gara ada Yuki ya?” tanya Aron yang bikin mata gue langsung menajam ke arah Aron.
“Enggaklah.” Balas gue lalu menyibukan diri dengan gitar yang ada di tangan gue.
“Rel, tumben bawa Yuki?” tanya Cio.
“Mumpung dia mau.” Balas Verrel.
“Hai Yuk!” sapa Cio dan Aron.
“Hai semua, gue boleh nonton kan ya?” tanyanya. Gue masih sok sibuk sama gitar.
“Boleh koq Yuk.” Balas mereka bersamaan.
“Temen loe yang itu sehat kan ya?” tanyanya yang gue tau dia melirik ke arah gue.
“Dia kayaknya lagi kurang sehat deh Yuk, haha gara-gara ada loe tuh!” celetuk Cio yang langsung gue timpuk pake botol minuman yang udah kosong.
“Wah, gak usah anarkis dong men!” protesnya.
“Gak usah bicara macem-macem loe.” Ucap gue lalu sibuk dengan gitar lagi.
“Mendingan kita mulai aja latihannya!!!” suruh Verrel.
Selama gue mainin beberapa lagu, Yuki terus memandangi gue. Ini gue yang kepedean atau emang kenyataan sih. Terserahlah, gue anggap dia gak ada di sini aja. Kenapa jadi gondok sama Yuki sih, padahal akhir-akhir ini jarang ribut, jarang ketemu juga.
“Istirahat dulu men, gak ada cemilan ya?” tanya Aron sambil celingukan mencari makanan.
Tiba-tiba Yuki menawarkan diri untuk membeli cemilan buat kami.
“Gue beli cemilan sama minuman dulu ya.” Pamitnya.
Sepuluh menit berlalu Yuki gak juga kembali,“Yuki kemana sih?” tanya Aron yang emang daritadi udah nunggu banget.
“Hai semua, gue bawain makanan sama minuman.” Ucap cewek yang sebenernya ingin gue hindari.
“Koq loe Ri yang ke sini, Yuki mana?” tanya Verrel.
“Yuki tadi bilang harus ketemu sama Rizky, jadi titipin makanan ini ke gue.” Balas Riri. Rizky... dia udah berhasil memanfaatkan Yuki kayaknya, jadi sebel sama itu nama.
“Makasih ya Ri.” Ucap Verrel terus di ikuti oleh Cio dan Aron.
“Al. Loe koq diem aja kenapa. Kesambet loe men?” tanya Cio.“Enggak papa.” Balas gue.
“Bilang makasih loe sama Riri!” suruh Aron.
“Thank’s” ucap gue datar. Gue melihat ada wajah sendu setelah gue ngomong itu. Nah ini yang gue hindari, gue gak mau buat dia semakin terluka karena gue. Anak orang men, masak mau gue sakitin terus.
“Gue balik dulu kalo gitu.” Pamit Riri. Bagus deh, gue jadi gak terus-terusan menyakiti dia. Apa gue keterlaluan sama dia?
“Kenapa buru-buru Ri, nonton kita latihan juga gak papa?” Ucap Aron.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melukis Pelangi
RomanceMelukis pelangi untuk orang lain adalah kebaikan. Tapi, jangan sampai kau melupakan untuk melukis pelangimu sendiri. A story By Virgo Zahratusita. © 2016 Yukafanfiction CERITA SELESAI