Bab 3 - Beberapa Jam Sebelum Bertemu Pria Yang Tak Bertanggung Jawab

2.2K 89 1
                                    

Beberapa Jam Sebelum Bertemu Pria Yang Tak Bertanggung jawab......

"Eungi~ya wajahmu pucat sekali" ujar Minchan pada Eungi yang saat ini sedang merebahkan kepalanya di meja kantin kampus "Kau juga terlihat lesu, ada apa?" sambungnya lagi

"Aku juga tak tahu, sudah dua minggu aku selalu muntah-muntah di pagi hari, tadi aku tidak sempat sarapan, aku benar-benar lemas sekarang" ujar Eungi masih dengan posisi merebahkan kepalanya di meja

Minchan mengerenyit bingung

"Kau seperti orang hamil saja, sering muntah, tidak makan sedikit saja langsung lemas"

Mendengar ucapan sahabatnya reflek Eungi mengangkat kepalanya, pikirannya terlempar pada malam itu, kejadian dua bulan lalu saat Ia bangun dari tidurnya dan menemukan dirinya bersama seorang pria yang tak dikenal, dan dua minggu belakangan ini Ia selalu muntah-muntah setiap hari ditambah nafsu makannya bertamabah, mood yang naik turun, dan kadang-kadang juga mual mencium parfum orang-orang disekitarnya, dan kemudian Ia ingat jika sudah dua bulan ini juga tamu bulanannya tak datang, sebelumnya Ia tak berfikiran kearah itu, Ia berfiikir bahwa itu hanya karena Ia sedang mengalami stress dan masuk angin biasa, Ia tak pernah memeriksakan dirinya karena setelah muntah-muntah tubuhnya kembali baik-baik saja,

Eungi terdiam, apakah benar dirinya hamil, kemudian dengan tergesa-gesa Eungi mengambil dompetnya dan mencari-cari KTP dari pria yang memang seharusnya bertanggung jawab jika benar dirinya hamil,

Ia menemukan KTP itu diselipan dopetnya bersama dengan satu ATM miliknya,

Ia menatap tajam KTP itu, tidak, lebih tepatnya foto yang ada di KTP itu,

Kemudian tanpa pamit pada temannya Ia langsung melesat pergi dengan setengah berlari, dan itu membuat temannya tambah kebingungan, Minchan menatap bahu Eungi yang sudah lumayan jauh dari pandangannya, Ia kebingungan atas sikap sahabatbya itu

"Kenapa dia" gumamnya

"Solma ...?!"

***

"Selamat nona anda hamil, usia kandungannya menginjak 6 minggu "

Ujar seorang dokter wanita berusia 30tahunan, dengan senyum ramah

Ya. Eungi kini berada di Rumah Sakit, Ia langsung melesat kerumah sakit saat Minchan mengatainya seperti orang hamil, Ia ingin membuktikan jika Ia hamil atau tidak, sesunggunya Ia benar-benar tak mengharapkan jika sampai benar Ia hamil, dalam perjalannan kerumah sakitpun Ia merapalkan doa agar Ia tidak hamil, tapi apalah daya, Ia tak berkuasa untuk menentukan ini, sebab tuhanlah yang berkehendak.

Ia terdiam, sungguh Eungi bingung apa yang harus ia lakukan dengan keadaannya yang seperti ini, apa Ia harus menemui Cho Kyuhyun, seorang yang memang seharusnya Ia temui jika sampai hal ini terjadi,

"Nona?" panggil sang dokter karena sedari tadi Eungi tak kunjung merespon ucapannya.

Eungi masih terdiam Ia mendongak menatap dokter yang saat ini menatapnya dengan heran,

biasanya saat menghadapi pasien yang dinyatakan hamil maka orang itu pasti akan sangat gembira terlihat dari senyumannya yang mengembang, tapi wanita didepannya malah seperti tidak suka atas berita kehamilannya itu.

Tentu saja mereka pasti akan sangat gembira karena memang hamil dalam keadaan yang semestinya, tapi Eungi lain, Ia hamil dalam keadaan yang tak semestinya. Ia tak mengharapkan hal ini terjadi.

"Ya, terimaksaih dokter, kalau begitu aku permisi" ujarnya dengan lesu

Sang dokter hanya mengangguk pelan, Eungi sedikit membungkuk sebelum akhirnya dia pergi meninggalkan ruangan dokter itu.

***

Eungi berjalan pelan menyusuri trotoar yang banyak berjejer toko-toko, atau café-café kecil, Ia sangat bingung harus kemana, pulang atau menemui Cho Kyuhyun, Ia tak tahu harus berbuat apa setelah mengetahui keadaanya ini, sungguh Ia tak ingin bertemu dengan pria itu lagi, apa mungkin Ia biarkan saja, tidak usah memberi tahu pria itu, Ia yakin sekali jika Cho Kyuhyun itu juga tidak akan mau bertanggung jawab atas semua ini,

Tapi kemudian Ia menggeleng, Tidak. Ia tak bisa membiarkan orang itu berkeliaran bebas, Ia juga tak mungkin membiarkan anak dalam kandungannya nantinya tak memiliki ayah, dan Ia juga tak mau sampai jadi bahan gunjingam orang karena hamil tanpa suami, atau.... bagiamana jika Ia mengguggurkannya saja seperti saran kyuhyun waktu itu, Kemudian Ia menggeleng lagi sambil memeluk perutnya sendri dengan erat ,Tidak, itu tidak benar, jika Ia sampai mengguggurkan darah dagingnya sendiri maka Ia sudah tak pantas disebut sebagai manusia, jujur saja walau tak dinginkan tapi nyatanya Eungi malah menyayangi bayi yang ada diprutnya itu, Ia merasakan rasa bahagia di tengah kebingunannya.

Tanpa disadari kakinya melangkah menuju komplek perumahan di daerah cheongdamdong,

Ia melihat alamat yang ada di KTP itu dicocokan dengan nomor rumah yang saat ini Ia pandangi, Eungi terkejut, mulutnya menganga lebar, Ia sungguh tak menyangka jika pria yang menghamilinya adalah orang yang kaya raya, terbukti dengan rumahnya yang di tutup rapat dengan pagar besi tinggi besar, gerbangnya saja sangat besar apalagi didalamnya, pikir Eungi, Ia ingin memencet bel rumah itu tapi entah kenapa Ia mengurungkan niatnya, Ia kembali berfikir, orang kaya seperti mereka akankah bisa menerimanya dengan suka rela, bisa-bisa Ia malah akan jadi korban penyiksaan seperti di drama-drama yang sering Ia tonton, Eungi bergidik ngeri, diturunkan tangannya yang sedari tadi menggantung di udara hendak memencet bel

Sudahlah, Ia tak igin berurusan dengan orang kaya, biarlah ini semua Ia yang menanggungnya, toh ini juga kesalahannya, daripada terjadi hal yang tak diinginkan seperti dipaksa menggugurkan kandungan misalnya, bukankah biasanya orang kaya memang suka bertindak seenaknya saja tanpa memikirkan orang kecil seperti dirinya, Eungi menyerah Ia memutuskan untuk pergi saja dan menanggung semuanya sendiri, membesarkan anak seorang diri terdengar keren, pikir Eungi, Ia pun berbalik hendak melangkah pergi tapi sebuah mobil ferarri hitam mengkilap berhenti didepannya, dan tak berapa lama keluar lah seorang dari kursi kemudi mobil itu.

Eungi terkejut karena yang baru saja keluar dari mobil super keren itu adalah orang yang sedari tadi berseliweran dalam pikirannya yang membuat otaknya sekarang menjadi kusut

"Kau -" kyuhyun pun tak kalah terkejutnya karena mendapati wanita yang tak bisa Ia lupakan dalam pikirannya, tentu saja bukan karena tertarik atau semacamnya, hanya saja Ia selalu merasa bersalah, gadis itu sekarang berdiri tepat di hadapannya di depan pintu gerbang rumahnya, tapi untuk apa?

"Iya ini aku" dengan berani Eungi menatap manik mata Kyuhyun, sejujurnya saat ini Ia sangat merasa dirinya terlalu kecil jika harus berdampingan dengan pria sekaya dihadapannya ini, Eungi hanyalah seorang mahasisiwa yang sedang menyusun skripsinya, dan bekerja paruh waktu di sebuah café di daerah myongdong dengan gajih yang tak seberapa, bermimpi menjalin kasih dengan pria kaya saja tidak, tapi apa ini, sekarang ini bahkan Ia sedang mengandung anak dari orang kaya raya, Eungi kembali bimbang baru beberapa menit yang lalu Ia memutuskan untuk menanggung semuanya, tapi melihat pria dihadapannya jusrtu Ia ingin sekali meminta pertanggung jawaban, walau bukankah memang sudah seharusnya begitu.

Eungi kembali membuat keputusan, orangnya saja sudah ada di hadapannya, lalu mau tunggu apa lagi, Eungi tak mau menanggung semuanya sendirian biar baggaimana pun orang ini lah yang memnuat semuanya terjadi,

"Kyuhyun-ssi, aku tahu ini tak akan kau harapkan, begitupun dengan aku"

Kyuhyun menegang, Seolah tahu apa yang akan Eungi ucpakan, matanya menatap Eungi, meneliti kalau-kalau Eungi sedang berbohong padanya

"Aku hamil"

#############

Kalo nemu typo bilang ya.

Temporary MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang