Yeah, namaku Oh Sehun dan aku tidak memiliki sosmed.
Aku meralat hal itu. Jika sebuah aplikasi chatting bisa dikatakan sosmed, maka, iya, aku nempunyai sebuah sosmed. Ini semua karena tuntutan dari Eunha, yeojachinguku.
Karena dia, aku terpaksa menginstall sebuah aplikasi chatting.
Eunha perlahan mengubahku. Bahkan dalam hal menginstall aplikasi chatting.Eodi?
Kukirim sebuah pesan untuknya. Tak menunggu waktu yang lama, pesanku telah terbalas. Dengan sebuah emotikon.
zzz
Aku tertawa membacanya. Jariku sibuk mengetikkan sesuatu untuk membalas pesan darinya.
Ajaib, eoh? Tertidur tapi masih bisa membalas chat. Jangan buat pulau lagi, ndae? Pulau di bantalmu sudah penuh!
Ting! Ia membalas.
Nappeuun!!!
Aku tertawa lagi. Kemudian kucari sesuatu di sakuku. Dua buah tiket pesta itu. Aku mengeluarkannya seraya menunggu bus yg tak kunjung datang. Kufoto dua tiket itu dan kukirimkan ke Eunha.
20 Januari 2016,dua hari lagi, ada acara? Aku mendapatkan dua tiket ini dari atasanku.
Sent!
Namun ia tak kunjung membalasnya. Aku mulai was-was. Ekspektasi dimana Eunha akan ikut pergi ke pesta memenuhi kepalaku, dan aku takut jika dia tidak bisa hari itu....
Ting!
Ok!
Oh. Salahkah aku jika diriku bahagia?
Aku hanyalah seorang namja yang menginginkan Eunha untuk datang ke sebuah acara pesta denganku. Setidaknya, bukan pertemuan singkat setelah pulang kerja di rumahnya, atau mungkin jalan-jalan di taman di akhir pekan atau yang paling maksimal pergi ke taman bermain dekat rumahnya.Bus pun datang. Aku naik ke atas bus. Di dalam bus, aku menengok lagi ke dalam amplop.
Masih sama.
Uang segepok itu masih di sana.
Aku mulai membuka browserku.
Mencari gaun apa yang kira2 cocok untuk Eunha. Yeoja dengan tubuh mungil setinggi 163 cm.Yeoja yang telah membuat hari-hari sibukku menjadi lebih menyenangkan.
Entah bagaimana jadinya aku tanpa dirinya.
Biasanya aku selalu bertemu dengannya setelah bekerja akan tetapi aku sudah pulang terlalu larut malam ini dan Eunha sepertinya sangat lelah karena segudang les yang ia ikuti hari ini.Aku bertemu dengannya ketika di kampus dulu itu. Eunha sangat pendiam, namun periang. Ia berkata ketika diperlukan saja. Tidak terlalu pendiam, tidak terlalu cerewet. Yeoja yang sopan, menarik, menggemaskan, dan tahu kapan harus serius kapan harus bercanda. Beberapa menganggapnya seseorang yang cupu, tidak update, kuno, membosankan. Ya, hal itu wajar terjadi karena keluarganya adalah dari kementrian hukum. Beberapa pergaulannya dibatasi.
Dan wajar saja jika hubungan kami sempat terintervensi oleh orang tuanya.
Untung saja aku telah bekerja sehingga Eunha diperbolehkan untuk berjalan denganku.
Namun untuk ke depannya, aku kurang begitu yakin. Karena mau bagaimana pun juga aku hanyalah seorang pegawai biasa. Orang tua Eunha seperti nya menuntut lebih dari itu."BEEEPPP" bus tiba-tiba mengerem mendadak dan sang sopir mengumpat berbagai umpatan.
"Mobil sialan!" umpatnya pada sebuah mobil sedan merah yang tiba-tiba mendahului bus dan melintang di depannya.
Aku pun ikut mengutuk mobil itu dalam hati. Ponselku terjatuh karenanya.
Kuambil lagi ponselku lalu kembali kucari gaun yang kira-kira cocok untuk Eunha.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Love) Desire
RomanceAku bisa membeli waktumu, sesukaku. Jangankan waktumu, aku bahkan bisa membelimu. Untuk memenuhi hasratku. -Jang Hyojoo 18+++ Mature content alert! Please be honest, if youre below the age I warned you, dont ever dare to read. God is watching us!