Special Day

30 0 0
                                    

Liz sudah bersiap-siap untuk acara One Special Day With One Direction yang diadakan dua hari setelah One Direction konser di MSG. Liz sangat senang sekali karena ia bisa bertemu dengan The Boys bukan hanya satu hari tapi bisa dua hari. Ia benar-benar beruntung bisa ke New York, karena selain ia bisa jalan-jalan ia juga bisa bertemu dengan sang idola.

Lagi, Liz duduk diantara Will dan Jen. Mereka diantar kedua orang tua mereka menuju lokasi OSDW1D diadakan. Kedua orang tua Liz dan Will tidak ikut karena mereka ingin mengurus kepulangan mereka ke Manchester  dalam waktu dekat setelah acara dengan One Direction telah selesai.

Liz, Will dan Jen diantar ke hotel dimana One Direction tinggal dan kedua orang tua mereka meninggalkan mereka. Setelah menunggu lima belas menit di lobby, Liz, Will dan Jen bertemu dengan management One Direction dan menyuruh mereka untuk segera masuk kedalam bus yang akan membawa mereka ke suatu tempat.

Dalam perjalanan Liz selalu tersenyum memandangi setiap jalan yang ia lewati. Will dan Jen duduk dibelakang Liz dan yang duduk disamping Liz adalah Niall. Menurut Liz keadaan itu sangat canggung, karena ia duduk bersebelahan dengan sang idola. Sementara Liam dan Zayn duduk diseberang Liz dan Niall, Harry dan Louis duduk dibelakang Liam dan Zayn.

“Niall,” ucap Liz memecahkan keheningan antara dirinya dan Niall. Memang, hanya mereka yang sangat diam dibanding yang lain. Harry dan Louis saling melempar jokes dengan Liam, Will, dan Jen sementara Zayn tertidur dengan lelap–kebiasaan Zayn kalau sudah bertemu dengan sesuatu yang bisa ia sandarkan, ia akan tertidur dengan mudahnya.

“Iya? Ada apa?” jawab Niall dengan lembut dan menatap Liz.

Liz menghela napas untuk mempersiapkan apa yang ingin ia ucapkan. “Terima kasih untuk bonekanya. Darimana kau tahu kalau aku suka dengan doraemon?”

Niall tertawa kecil mendengar pertanyaan Liz dan tawanya membuat Liz menatapnya bingung. “Maaf, maaf. Aku tahu dari seseorang yang tidak akan aku sebutkan namanya, rahasia.”

“Kau ini, tapi terima kasih ya. Aku jadi tidak kesepian lagi dirumah sakit dengan adanya boneka darimu,” balas Liz dengan menyenderkan kepalanya di kursi yang ia duduki.

Niall tertawa dan mengangguk sebagai respon dari ucapan Liz. Namun Niall merasa aneh dengan sikap Liz yang mengehembuskan napas dan menyenderkan kepalanya. “Kau lelah?” tanyanya penasaran.

Liz yang menyadari pertanyaan Niall melirik Niall yang sudah melihatnya dengan khawatir, “Yeah, tapi tenang saja. Aku hanya ingin tidur dan mungkin setelah itu aku segar kembali, hanya sedikit lelah” balas Liz dengan senyuman yang terpancar bibirnya.

“Kalau begitu bersandarlah disini,” ucap Niall sambil menepuk pundaknya. Liz bingung ia harus berbuat apa tapi ia melihat dari kesungguhan Niall. Mau tidak mau Liz menyenderkan kepalanya kepundak Niall dan terlelap dalam sekejap.

Niall tersenyum sendiri saat memandangi wajah Liz tertidur. Ia merasa kalau gadis yang sedang tertidur dipundaknya itu gadis yang sangat baik. Namun ia heran, mengapa gadis semanis Liz bisa terkena penyakit yang tidak diinginkan banyak orang dan itu sudah hampir sampai di ujung stadium penyakit itu. Entah mengapa mulai saat itu Niall ingin menjaga Liz dan ingin selalu membuat Liz tertawa.

Niall melihat teman-temannya dan Will serta Jen sudah dalam diamnya masing-masing. Ia juga merasa lelah jadi ia putuskan untuk tidur selama perjalanan yang membawa mereka kesuatu tempat.

Sudah satu jam mereka berada didalam bus yang belum diketahui akan membawa mereka kemana. Niall tersadar dari tidurnya karena mendengar suara ramai dari teman-temannya. Ia melihat sekeliling dan ternyata hanya ia dan Liz yang masih tertidur. Kemudian ia melihat keluar jendela yang berada didekat Liz, ia tercengang dengan yang dilihatnya. Ia melihat Patung Liberty dari kejauhan yang tak lama kemudian bus yang mereka tumpangi berhenti.

“Siap untuk berlayar menuju Pulau Liberty?” tanya management One Direction dan rencana untuk ke Pulau Liberty sama sekali tidak diketahui oleh The Boys.

Mereka semua mengangguk senang dan memasuki kapal yang akan membawa mereka ke Pulau Liberty dan disanalah ada Patung Liberty yang membuat semua orang kagum akan patung itu.

Liz menikmati pemandangan lautan yang ia lewati dengan kapal yang tidak terlalu besar itu. Walaupun hanya lima belas menit menyeberangi pulau–karena tidak begitu jauh, Liz sangat menikmati setiap detik yang ia lewati didalam kapal tersebut. Ia membentangkan tangannya dan menghirup udara segar dari laut. Ia juga merasa ada yang memeluknya dari belakang dan seketika ia seperti mengingat seperti kejadian antara Jack dan Rose di film Titanic. Tapi setelah lima menit ia memejamkan mata, ia membuka mata dan melihat Niall-lah yang memluknya dari belakang. Entah apa yang ia rasakan saat Niall memeluknya, yang jelas ia merasakan satu hal. Ketenangan. Itulah yang ia rasakan.

Niall juga tersadar kalau Liz sudah membuka matanya dan ia segera melepas pelukannya dari Liz. Niall hanya tersenyum melihat Liz yang sedang senyum memandanginya, Niall merasa ia menyukai penggemarnya itu yang seorang gadis terkena Leukemia. Tapi Niall merasa itu akan sangat berharga untuk dirinya disetiap detik ia bersama Liz. Niall juga mulai menyukai Liz saat ia melihat foto Liz yang tersenyum dengan kursi rodanya.

Sesampaiya di sekitar patung Liberty mereka berfoto dan bercanda-canda seakan mereka sedang liburan bekerja untuk beberapa saat. Memang, kejadian-kejadian seperti itu sangat langka untuk The Boys karena melihat jadwal tour One Direction sangat padat sekali.

Mereka memanfaatkan kejadian itu sebaik-baiknya dan mengenang masa-masa itu dengan bahagia. Begitupun juga dengan Liz, Will, dan Jen. Mereka saling berfoto didekat patung Liberty dengan gayanya masing-masing.

Sangking tidak terasanya mereka berada di Pulau Liberty, waktu makan siang pun terlewat. Sekarang mereka dalam sebuah restoran untuk makan siang –sebenarnya tidak bisa disebut makan siang karena waktu sudah pukul tiga sore.

Setelah selesai makan mereka persiapan untuk kembali ke hotel dimana The Boys menginap dan disana juga sudah ada kedua orang tua Liz yang menunggu untuk menjemput anak mereka.

Dalam perjalanan tidak ada yang tertidur kecuali Zayn. Anak itu memang kalau sudah bertemu dengan sandaran ia akan mudahnya memejamkan mata dan tertidur pulas. Terlebih lagi ia baru saja selesai makan dan itu yang menambah ia cepat tertidur dengan pulasnya.

Sementara yang lain tertawa mendengar jokes yang diberikan oleh Louis dan Harry. Memang, mereka berdua yang paling konyol jika tentang jokes.

Tidak banyak yang tahu kalau One Direction menjalani liburan terakhirnya di New York dengan mengunjungi Patung Liberty. Ditambah dengan kehadiran salah satu dari penggemar mereka yang terkena Leukemia.

Dua jam perjalanan tidak terasa karena mereka saling tertawa didalam bus yang membawa mereka kembali ke hotel. Sesampainya dihotel mereka turun dan membereskan semua barang yang mereka bawa. Yang paling ribet dalam urusan beres-beres adalah Zayn karena dia baru dibangunin saat bus tepat berhenti di depan hotel.

Sebelum kembali ke hotel, Will, Liz dan Jen mengucapkan terima kasih. Setelah itu Will, Liz, dan Jen langsung masuk kedalam mobil keluarga Anderson yang sudah menunggu sejak tiga puluh menit yang lalu. Mr. Anderson yang membawa mobil menuju Hotel Pennsyvalnia.

Sesampainya di hotel mereka menuju kamar masing-masing dan membersihkan badan karena seharian sudah berkeliling serta berfoto di Patung Liberty. Liz yang ditemani Jen memakai baju piyamanya dan bersiap untuk makan malam.

Moments [HOLD ON]Where stories live. Discover now