TERNYATA

59 4 0
                                    

"Kalian berdua harus putus!" Kak Adel sama Bang Rehan serempak bicara. Tunggu, kenapa mereka duduk berjauhan?

"Kenapa?" Kami juga serempak.

"Kalian harus putus, kalian gak boleh pacaran maupun berhubungan lagi. Yu, kemasin barang kamu, sore ini juga kita pindah ke LA"

"Kok pindah bot?"

"Diam! Lo sama adek lo keluar dari rumah gue sekarang!" Ha? Abot ngebentak kak Adel. Kak Adel?

"Gue juga mau pulang, jijik ngelihat lo sma adek lo itu. Jaka!"

"Pergi sana! Jangan pernah ngelihatin tampang lo di depan kami"

"Jaga ya mulut lo!"

"Pergi sana!"

-☆-

"Bang, kalian kenapa?"

"Siapa yang kenapa?"

"Lo sama kak Adel"

"Njir, gak usah sebut-sebut nama dia lagi di depan gue dan juga adeknya itu"

"Lo kenapa sih bang?"

"Apanya yang kenapa? Udah, jangan inget-inget mereka lagi"

Gue hanya ber-oh ria, kami sedang di pesawat menuju LA. Setibanya di LA...

"Lo kamarnya di sana"

"Siip bot. Hmm bot, gue boleh nanya gak?"

"Apa?"

"Kalian kenapa tiba-tiba kelahi sih?"

"Udah gue bilang gak usah ngebahas itu!"

"Ta-tapi gue kan adek lo. Dan ini juga ada sangkut pautnya sama gue dan Jaka"

"Hmm.." Gue melihatnya yang menghembuskan nafas berat.

"Oke, gue akan cerita"

"Gue siap dengerin lo"

"Sebenarnya, sebenarnya orang tua mereka sama orang tua kita itu dulunya saingan di perusahaan. Waktu itu, orang tua kita udah bisa berhasil sekitar 75%, tapi, orang tuanya mereka iri. Jadi, orang tua mereka udah papa kita meninggal, mama tau itu, dan mama juga buat hal yang sama ke ortu mereka. Mama sempat dipenjara, lalu karena saking frustasinya, mama bunuh diri. Dan perusahaan ortu kita, bakal jatuh ke tangan kakak waktu kakak umur dua puluh tahun"

Aku hanya ternganga, soalnya aku tidak menyangka kejadiannya bisa seperti itu.

"Kakak udah tau?"

"Udah sih, sekitar setahun yang lalu, dari pengacara papa, tapi kakak gak tau kalau mereka tu anak dari 'pembunuh' papa"

"Kakak kok gak cerita ke aku?"

"Kakak gak mau buat kamu stres karena mikirin itu semua"

"Arghh! Kak, aku janji kalau aku gak akan berhubungan lagi sama mereka berdua!"

"Kakak bangga sama kamu"

"Makasih kak"

-☆-

Tok..tok..tok..

"Masuk"

"Hai kak! Ciee yang lagi sibuk jadi presdir dang"

"Hehehe" Abot langsung nutup laptopnya.

"Nih, gue bawain makanan kesukaan lo"

"Wuiih, pantesan aja ada aroma-aroma gitu. Ternyata lo toh yang bawa makanan. Sini kasih gue!"

"Eits, nanti dulu. Ada yang mau gue bilang"

"Apa? Cepetam deh"

"Gue..diterima di Oxford"

"Ha? Beneran? Selamat ya buat adek gue yang paling cantik, akhirnya cita-cita lo tercapai juga. Gue janji bakal buat party nanti malam, tapi bagi dulu jatah gue"

"Hehehe..nih. Tapi janji ya buat party nya?"

"Iya bawel"

-☆-

"Baiklah para tamu sekalian, saya mengadakan party ini bertujuan untuk merayakan kesuksesan adek saya yang diterima di Oxford University. Nikmatilah pestanya!"

"Wooohoooo" para tamu bersorak kegirangan.

"Permisi pak, ada yang ingin ketemu dengan bapak" Manager abot menghampiri kami.

"Siapa?"

"Jaka Wijaya"

"Ja-Jaka?" Abot langsung berdiri dari kursiku sambil mengepalkan tangannya.

"Mana dia?"

"Di depan pak"

"Ngapain dia kesini?" Abot berlari keluar, tapi suara managernya menghentikan langkahnya.

"Dia klien kita pak"

Deg!

Deaanfi:)

When The Past Come BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang