Accident

34 3 0
                                    

Gue terbangun dan menyapa mentari yang bersinar terang. Berjalan perlahan menuruni tangga dan langsung duduk di sofa. Gue masih ngantuk, banget malah.

"Taaadaaaaaaa" Gue terkejut dan langsung terjatuh dari sofa. Ternyata Abot toh yang ngejutin gue.

"Hahahah, happy bithday my beautiful sister" Abot mengacak rambutku.

"Emang sekarang tanggal berapa?"

"Tanggal 31 lah"

"Ha? Serius?" Gue mengernyitkan dahi.

"Ya iyalah nyet"

Aku senang banget plus gak nyangka kalau sekarang tanggal 31 -bertepatan dengan ultah gue- Padahal seingat gue, kemaren itu masih aja tanggal 28.

Aku segera mengambil hp ku di atas nakas dan langsung mengecek BBM ku. Dan kudapati banyak ucapan -happy birthday-wish you all the best- apalah itu.

Tapi, semua kebahagiaan itu hilang seketika ketika aku tidak mendapat ucapan selamat ulang tahun dari Jaka.

Apa dia benar-benar membenciku?
Apa aku bersikap keterlaluan?

Abot heran dan langsung menepuk jidatku.

"Aww! Sakit tau!" Aku meringis kesakitan.

"Ya elaahh, lo sih bengong mulu. Kenapa sih?"

"I'm okay, bro"

"Serious?"

"Yes! Bot, gue capek. Gue mau tidur dulu ya, kan hari libur. Lagian gak ada yang bakal dateng kok"

"Eitss, main tidur aja lo. Udah mandi belum?"

"Hehehe..belum"

"Pantesan, baunya aja sampai ke sini tau"

"Heh, gue tu mandi gak mandi tetep harum tujuh hari tujuh malam"

"Ciih, mandi kembang aja sekalian"

Gue langsung pergi ke kamar dan mandi. Gue memilih dress selutut, gue hanya memoles pipi mulus gue dengan bedak dan lipgloss di bibir merah plus tipis gue.

Gue langsung ngecek hp gue dan
gak ada berita terbaru sama sekali.
Terutama dari Jaka, gue ngantuk banget dan ketiduran.

#WTPCB

"Hoahmmm" Gue ngelurusin tangan dan kaki gue sambil menggeliat di atas sofa. Gue langsung ngecek hp gue, dan disana tertera ada sepuluh panggilan keluar. Dan itu dari..

Jaka!

Gue langsung ngeliat jam berapa pesan itu terkirim.

What! Jam 10.00 pm. Dan sekarang jam 14.00. Berarti gue tidurnya selama empat jam. Sumpah! Gue gila banget bisa molor selama ini.

Gue nelpon balik Jaka, tapi gak diangkat, gue coba lagi dan lagi, tapi juga masih gak diangkat. Firasat gue bilang kalau ada sesuatu yang buruk terjadi pada Jaka. Gue langsung pergi ke rumah Jaka, tapi rumahnya dikunci rapat-rapat. Sebenarnya ini ada apa sih?

Gue langsung ngecek hp, dan tiba-tiba gue dapat telpon dari nomor yang gak dikenal.

"Halo?"

"........."

"Iya, ini siapa ya?"

"........."

"Apa? Kok bisa kak?"

"........"

"Iya kak, Ayu langsung kesana sekarang juga. Makasih ya kak atas infonya"

"..........."

Gue langsung manggil Abot dan langsung tancap ke tempat yang kami tuju. Sesampainya di sana, gue sama Abot langsung pergi ke ruangan yang sudah di sebutkan.

Dengan perasaan yang tak karuan, gue langsung ngebuka pintu yang berwarna cokelat itu. Dan disana, gue lihat seorang laki-laki yang sudah menempati hatiku terkulai lemas dengan berbagai selang dan perban yang melilit tubuhnya. Aku berusaha tegar, mencoba menangis tapi tak kedengaran, sedangkan disana, Kak Adel sudah menangis terisak-isak sambil menutup mulutnya dengan tangan. Abot langsung nyamperin kak Adel dan nenangin dia.

Gue langsung duduk di samping Jaka dan meraih tangannya yang dingin.

"Jaka..." aku memanggilnya lirih.

"Bangun dong, Jack. Gak lucu tau becandaan kamu" Tapi masih tak ada jawaban darinya.

"Jaka, aku disini. Aku mau minta maaf kalau buat kamu marah, kalau buat kamu kecewa. Please, bangun, Jaka. Jangan buat aku makin ngerasa bersalah sama kamu" Aku menangis dan menundukkan kepalaku di kasur putihnya.

"Kak, kenapa dia bisa kayak gini?"

"Dia...kecelakaan" Jaka? Kenapa kamu menghukum aku dengan cara yang seperti ini? Aku minta maaf. Benar-benar minta maaf..
Tangisku makin menjadi-jadi, tapi aku mencoba menahannya, mencoba tidak menunjukkan pada Jaka, kalau sebenarnya perempuan yang tulus menicintainya, perempuan yang sedang berdiri dihadapannya ini adalah wanita yang rapuh dan lemah.

"Jack, bangun dong. Please".

Gue melepas genggaman gue di tangan Jaka, lalu mengusap kepalanya lembut. Gue sekarang benar-benar hancur, menatap orang yang gue sayangi berbaring lemah dan tak sadarkan diri. Gue ngerasa lelah dan ngantuk banget.

#WTPCB

Gue merasa nyaman saat gue ngerasain ada yang ngusap kepala gue.

"Hoaahmm" Gue lihat siapa yang ngusap kepala gue..dan...ternyata

Jaka!

"Jaka, kamu udah sadar? Makasih Tuhan" Gue langsung memeluk Jaka yang masih menatapku datar.

"Ummm....." dia membuka mulutnya perlahan. "Lo siapa?" Gue refleks melepaskan pelukan gue.

"Ka, gak usah bercanda. Gak lucu!" Gue tertawa miris, berharap apa yang gue bayangin gak terjadi, gak akan!

Aku langsung berdiri dari tempat tidurku dan menelepon kak Adel.
Tak lama, kak Adel dan Abot udah datang.

"Kak, Ayu tau kalau hari ini Ayu ultah. Tapi, gak usah gini-gini amat lah kak"

"Gini amat gimana?"

"Jaka gak inget sama aku. Pasti ini bagian dari rencana kalian kan?"

"Ha? Jaka lupa sama kamu?"

Kak Adel langsung berdiri di hadapan Jaka.

"Jaka, kamu nggak papa?"

"Siapa Jaka? Kalian siapa?"

Kami semua tertunduk lesu.

"Ha! Ini semua gak lucu!" Gue langsung lari keluar dari ruangan.

"Please, jangan bercanda dek"

"Ng?"

"Arghh!!!" Kak Adel mengacak rambutnya.

"Kenapa?" Kak Adel menggeram.

"Sabar, Del"

"Cewek yang keluar tadi kok nangisin aku? Dia siapa?"

"Dia...pacar kamu"

Deaanfi :)

When The Past Come BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang