Andreas Hirata

38 2 0
                                    


Dikelas, gue mencoba fokus, tapi itu terlalu sulit buat gue. Lalu, gue ambil buku diary gue di laci meja. Waktu gue mengambilnya, sebuah surat berwarna merah jatuh di samping kursi gue, gue ambil dan langsung gue baca.

Dear Miss Kacamata,

Benar-benar hari yang melelahkan ya? Sebenarnya gue udah lama perhatiin lo, dan baru kali ini gua berani nyapa lo. Meskipun lo gak nanggapi gue, tapi makasih ya buat hari ini dan juga pembelaan lo ke gue.

Your secret admirer

Mungkin cuma orang iseng...

#WTPCB

Sekarang gue lagi berdiri di depan gerbang, menunggu cinta gue yang tak kunjung datang. Cak elah.. bahasanya tu dalem banget.

Ya nggak lah, gue lagi nunggu Abot yang gak datang-datang. Udah setengah jam nih, malah siswa yang piket aja udah pada pulang semuanya.

Waktu gue udah mau memutuskan pulang naik taksi, tiba-tiba aja ada mobil Verrari black yang berhenti di depan gue. Gue berpikir sejenak, yang jelas itu bukan Bang Rehan, karena dia aja gak punya mobil yang kayak gitu. Kalau Jaka sih kayaknya nggak juga, soalnya dia lebih suka motor dari pada mobil.

Gue memicingkan mata, berharap bisa menatap jelas si pemilik mobil dari balik kaca hitamnya.
Gue terkejut banget waktu gue tau si pemilik mobil itu ketika dia menurunkan kaca mobilnya.

Cowok cool!

Aduuhh..masa namanya cowok cool?

Dia turun dari mobilnya dan langsung menghampiri gue.

"Lo belum dijemput?"

"Be-belum"

"Mau bareng gue nggak?" Dia tersenyum tipis.

"Hmm..tapi gue belum kenal sama lo. Dan setahu gue, kalau ada orang yang gak dikenal..you know what i mean lah"

"Hahaha, oke-oke. Nama gue Andreas Hirata, gue kelas 9A"

Gue hanya ber-oh ria.

"Jadi nggak bareng gue?"

"Hmm..gimana ya" Gue memutar otak gue.

Tak lama..

"Baiklah"

Andreas membuka pintu mobil yang tepat di sebelahnya. Gue berasa tuan puteri coeg.

Gue lihat dia tersenyum dan menutup pintu Verrari nya. Dia sedikit berlari-lari memutari mobilnya. Dengan cepat dia menghempaskan badannya di atas jok Verrari.

Aku hanya menunduk-menatap jalan-dan melirik hp ku yang sama sekali tak berbunyi dan begitu seterusnya. Sesekali aku meliriknya melalui ekor mataku, dia terlihat fokus dan tenang dan juga...ganteng.

Kurasa dia mulai menyadari tatapanku, dia menoleh padaku sambil menaikkan alisnya.

"Gue aneh ya?" Pertanyaannya membuyarkan lamunanku.

"Apa?"

"Gue lucu ya, Yu?"

"Enggak tuh, biasa aja"

"Kalau gak lucu, ngapain sih lo ngelihat gue sampe kayak gitu? Gue tau kok kalau gue tu ganteng"

"Hahaha, lo tu kegeeran ya" Aku tertawa kecut. Padahal dari hati gue yang paling dalam, gue emang ngakuin kalau dia tu emang ganteng.

Suasana hening seketika...

"Gue mau tanya sama lo, boleh?"
Dia mencairkan suasana, dan mengajak gue keluar dari rasa canggung ini. Gue menoleh ke arahnya tapi dia tetap fokus menatap jalanan.

When The Past Come BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang