Travis the Boss

55 8 1
                                    


3 hari sudah berlalu, aku kemarin sudah meminta salah seorang kenalanku yang juga bekerja sebagai Ghost Hunter atau Ghost Hunt. Kenapa aku bisa mempunyai kenalan seperti itu? Awal-awal aku terus diikuti oleh Mayu membuatku sangat depresi karena ketakutan soalnya aku belum terbiasa, jadi aku mulai berkonsultasi kepada orang yang punya indra keenam dan komunitas spiritual dan akhirnya aku sampai kepada Ghost Hunter, tapi dia tak bisa mengusir Mayu entah kenapa. Istirahat pertama aku langsung menuju kantin, memesan segelas jus mangga dan semangkuk mie instan, sementara Mayu duduk di sebelah kananku

"hey, kenapa dari tadi kamu tak mendengar ceritaku?" Mayu mulai protes. Dia memang dari tadi mengoceh tentang pelajaran dan teman-teman sekelasku namun tak kuhiraukan.

Aku tetap focus mengaduk mie rebusku dan meniupnya, sementara Mayu memasang wajah cemberut yang lucu. Bagaimana ya kehidupannya sebelum meninggal? Aku jadi penasaran

"pria besar dengan bulu yang banyak di pojokan kelasmu menyeramkam" Mayu memegangi kedua pundaknya dengan tangan menyilang

Pria? Pria besar berbulu? Maksud dia Big Foot? Yetti Himalaya? Atau badut yang kostumnya ditanami rumput liar sepanjang 5 meter?. Kuhentikan aktifitas tiupan mie ku, kukeluarkan HPku dan kuketik sebuah pesan di aplikasi perpesanan namun tak mengirimkannya, aku biasa begini jika berkomunikasi dengan Mayu di tempat yang tak terlalu ramai. Namun aku tak sering melakukan ini karena bisa dibilang aku aneh, mengetik pesan dan menghapusnya tanpa mengirimnya

''pria besar? Apa dia hantu?'' itulah isi pertanyaanku

"mungkin. Aku hanya merasakan hawa negative yang sedikit, tapi dia berwujud" hawa negative nya sedikit tapi dia berwujud?

''apa dia sepertimu? Kau juga berbentuk bola kecil tapi berwujud'' Mayu memang tidak berhawa negatif, yang dirasakan orang lain adalah hawa keberadaannya, aku juga begitu, merasakan hawa keberadaan Mayu namun begitu kuat seperti halnya manusia yang hidup

"bukan. Dia berbeda, aku yakin dia memiliki kekuatan yang besar melebihi kumpulan energy di villa kemarin" kali ini Mayu menenggelamkan kepalanya ke meja dalam rangkulan tangannya

Aku menghembuskan nafas pelan, entah apa yang terjadi di dunia ini sekarang. Oh, aku penasaran, apa Marco tidak terbebani akan kelulusan ya? Dia kelas 3, sementara aku kelas 1, Lucas dan Ellen kelas 2. Walaupun Marco kelas 3-1 tapi harusnya dia terbebani atau setidaknya gelisah. Di SMA Harapan Negeri ini sejak awal kelas ditentukan oleh kepintaran murid, kelas bagian 1 terkenal pintar sementara kelas bagian akhir, yaitu 6, terkenal akan................. hmmm... kurangnya....... Kurangnya daya tangkap. Nah, itu dia. ingat, kurangnya daya tangkap dalam pelajaran, bukan berarti mereka idiot-idiot yang melakukan hal-hal bodoh untuk bersenang-senang seperti melompat ke danau di malam hari padahal mereka tahu kalau dingin

"Roy, nanti malam jadi kan? Kamu di undang kan di acara dekat danau, pasti kalian akan berenang malam-malam lagi seperti minggu lalu. Pasti dingin" ah, Mayu mengingatkanku. Memang dingin, Mayu. Tapi jika itu membuatku senang tak masalah walaupun didanau ada buaya <= itu Cuma perumpamaan

"Lucas! Ellen!" Mayu berteriak. Dia selalu begitu jika bertemu orang yang ia kenal. Begitu menggangguku

"Roy, kau sendiri?" Ellen duduk di depanku, mungkin yang harusnya kau tanyakan adalah 'bolehkah kami duduk disini?'

"ya. Begitulah" kujawab seadanya

"haaa... Roy, kau jahat" Mayu memasang ekspresi seakan mau menangis

"kukira kau bersama hantu setiap saat. Kau tau, aku penasaran apa masing-masing dari kita punya hantu penjaga yang selalu mengikuti kita. Itu agak menyeramkan tapi cukup mengejutkan jika benar" Lucas, jika kau ada hantu seperti Mayu yang mengikutimu, kau akan terbiasa kok

BeforeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang