Awal Misi

25 10 0
                                    


Kami berempat turun, sibotak pergi dengan membawa mobil tadi dan menghilang di turunan. Kami berempat masuk ke dalam rumah itu, namun aku masih ragu, Mayu bersembunyi di dalam bajuku dia berubah jadi bola asap kecil putih. Jika bola asap itu besar dan asapnya banyak, maka dia hantu yang kuat, jika hantu itu mampu berwujud, maka 'dia' sudah tingkat berbahaya karena mampu menampakan diri dan mempengaruhi psikologis manusia yang melihatnya apalagi jika manusia itu terpengaruh sugesti. Tapi aku bingung kenapa Mayu mampu berwujud tapi saat jadi bola asap dia kecil dan asapnya sedikit? Aku tak mengerti, Mayu juga tidak tahu

BUKKK

Aku yang berjalan paling belakang menabrak pundak Ellen

"hoi! Cewek tomboy! Cepat jalan!"

"Roy"

Hah? Tumben dia tidak marah, biasanya sih dia langsung memukul kepalaku. Tapi aku agak terkejut dia memanggilku dengan suara lirih, bukan menahan amarah tapi terdengar seperti lisan dari perasaan takut dan gelisah, entah kenapa sejak Mayu selalu mengikutiku aku jadi peka terhadap perasaan takut dan gelisah berlebihan dari orang-orang yang dekat denganku, tentu itu mempengaruhi stabilnya mentalku dalam keadaan tertentu. Termasuk sekarang

"kenapa?"

Aku menjawab dengan nada biasa, agar Lucas dan Marco tidak terpengaruh. Walaupun mereka memasang wajah biasa saja tapi aku yakin mereka merasakan hawa aneh karena hantu disini cukup banyak dan mungkin masih banyak lagi yang belum muncul

"aku...... kamu harus berada di depanku"

"baiklah"

Kuturuti permintaanya. Walaupun dari tadi makhluk bulat hitam terus mengelilingi mukaku, bukan hanya mukaku, tapi badan kami semua

"kau sensitive, jadi jangan pergi sendirian"

Aku memberi nasehat kepada Ellen. Tidak baik bagi orang yang sensitive untuk pergi sendirian di dalam kandang hantu seperti ini

"kalian merasakannya kan?"

Aku menatap kepada Lucas dan Marco yang masih menatap Ellen karena Ellen yang heboh langsung bungkam

"ya, padahal masih pagi. Tapi hawanya sangat sepi dan aneh"

Marco menjawab sebari melihat ke dalam villa

"ya, ini berbeda dengan di mobil. Jika dimobil seperti aku sedang diusili sekarang seperti mencekam. Dan villa ini begitu tenang"

Lucas, kau memang dijahili

"oke. Sebaiknya kalian berdua jangan meninggalkan Ellen sendirian"

"kau? Kau yang paling mengerti bagaimana kondisi rumah ini. Apa tidak mempengaruhimu?"

Wow. Ketua dapat berpikir sampai seperti itu. Biasanya orang normal menganggap kalau orang yang bisa melihat hantu sudah terbiasa. Tapi ketua dapat memasuki pikiranku, mungkin dia sama sensitive seperti Ellen. Kujawab dengan gelengan

Ketika kami masuk, di pojokan terdapat sampai dedaunan dan tanaman merambat yang biasa ada di pagar rumah yang tak terawat. Pasti pemilik villa membersihkan villanya, memang hantu suka tempat yang gelap, lembab, sepi, dan kotor. Mayu suka sekali dengan kolong kasurku, karena disana gelap dan sempit dikarenakan banyak mainanku yang kusimpan disana

"kalian anak muda teman Nona Ellen?"

Seorang pria paruh baya menyambut kami. Nona Ellen? Pasti dia teman ayah Ellen. Keluarga Ellen keluarga berada, dengan beberapa perusahaan terkemuka dan sebuah perusahaan telekomunikasi dan dua perusahaan property di Lenuch City. Aku menarik tangan Ellen agar maju kedepan

"mereka teman-teman saya om. Mereka yang saya ceritakan kemarin"

Ellen berbicara dengan senyuman biasanya, tapi kegelisahan masih kurasakan dalam dirinya

"oh, yang Nona Ellen ceritakan mampu mengusir hantu. Saya mohon bantuannya"

Dia agak menunduk ke kami bertiga. Hehe... diminta bantuan.. tunggu, dia hanya bilang meminta bantuan kepada kami, tapi Ellen tidak, ditambah Ellen bilang kami mampu mengusir roh. Apa dia berusaha menjual kami bertiga?

"silahkan masuk dulu"

Beliau membimbing kami masuk ke dalam bangunan utama di tengah. Begitu megah. Villa ini memiliki 4 kamar, 1 dapur, 1 kolam renang, 1 kamar mandi, dan 1 ruang santai. Masing-masing ruangan dijejerkan di sebelah barat bangunan utama yang berubah 1 kamar utama, 1 ruang santai, 2 kamar mandi dan dapur. Aku melihat banyak bola hantu hitam disini, menandakan mereka berniat buruk atau memiliki sifat buruk. Di area villa banyak juga yang berwujud menyeramkam padahal aku tidak terpengaruh sugesti cerita atau membayangkan sesuatu.

Kami dipersilahkan duduk di ruang santai, kami berempat disuguhi the hangat dan mendengarkan keluhan beliau, menurut beliau banyak kejadian aneh seperti penampakan, barang bergerak sendiri atau pecah hingga barang hilang dan beberapa hari kemudian ketemu di tempat yang tidak wajar, seperti hp yang hilang dan dihubungi mati, lalu 2 minggu kemudian ditemukan di dalam kasur saat hp itu berbunyi karena panggilan dari rekan kerja beliau padahal saat hilang dan dihubungi hpnya mati. Menurutku ini sudah kelewatan

"oh, begitu. Boleh kami berkeliling pak?"

Marco mengajukan izin

"silahkan, silahkan. Kalian diperbolehkan jalan-jalan di area villa dan memasuki semua ruangan bahkan kamar saya"

Wow. Dia sangat percaya, atau lebih tepatnya berharap ini semua cepat berakhir hari ini. Tapi takkan semudah itu, aku hanya bisa melihat dan berkomunikasi, itupun aku hanya berkomunikasi dengan Mayu sementara hantu lain hanya diam saat kutanya. Ditambah Mayu sekarang bersembunyi di tasku. Dia begitu takut. Wajar, karena hantu disini berisikan kekuatan negative yang besar

"Roy, kau ikut aku. Kita telusuri semua sudut dan ruangan"

Marco mulai memerintah layaknya atasan. Tapi dia keren juga saat seperti ini, kuyakin dia punya rencana karena kami tak bisa mundur soalnya beliau sudah banyak berharap pada kami, mungkin terlalu berharap

"Ellen, Lucas. Kalian lihat-lihat saja di sekitar area depan"

"baik"

Setelah mendapat tugas dari Marco, kami berpisah. Aku dan Marco melihat-lihat. Ternyata semua ruangan penuh dengan makhluk bola hitam, dan banyak juga yang berwujud

"bagaimana?"

Marco meminta pendapatku setelah hampir semua area dan ruangan kami masuki tapi kami tak masuk ke dalam kamar beliau karena jika kami mundur maka hanya akan malu dan Ellen yang mendapat akibatnya karena bisa dituduh menipu

"parah. Aku bahkan tak bisa berbicara dengan mereka"

Aku mengatakan sejujurnya, dan memang beberapa kali aku coba bertanya kepada sosok berwujud yang memiliki aura negative paling besar di beberapa ruangan

"oh, kita lupa mengecek satu kamar lagi. Kalau tak salah kamar nomor 3"

Ya, benar. Itu Cuma berada beberapa langkah di sebelah kanan kami. Tapi saat kami berbalik aku melihat pagar makhluk gaib, dimana mereka yang berwujud dan bola-bola hitam membeludak memenuhi pintu masuk kamar no. 3, seperti tak memberikan izin kami masuk, auranya dan hawanya sangat hebat, aku bahkan sampai gemetar

"jangan"

Kuperingati Marco, dia juga agak berkeringat

"kenapa ya, agak mencekam kamar itu"

Dia juga ternyata merasakannya. Wajar, dengan hawa negative sebesar itu jika Marco tidak merasakannya maka dia orang yang tak perduli sekitar

"kita... kita kembali lagi saja minggu depan, hari Sabtu tanggal merah, kita berangkat Jum'at siang sehabis pulang sekolah saja. Aku akan membawa kenalanku"

Aku menyarankan untuk mundur dulu karena disini terlalu kuat aura negative nya, Marco setuju dan kami kembali ke bangunan utama. Marco langsung pamit dan meminta izin minggu depan akan kesini, dia bilang terlah mengumpulkan data dan akan mempelajari cara paling cepat dan mudah untuk mengusir para hantu karena villa beliau sudah parah kondisi tak kasat matanya. Dia cukup mempercayaiku ternyata


BeforeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang