PART 8

43 7 0
                                    

Di pagi hari ini langit sedang cerah sekali. Semua orang tampak semangat memasuki sekolah mereka. Namun tidak dengan cewek satu ini. Klara. Di pagi ini moodnya sedang hancur. Kakinya dia hentak-hentak. Tidak peduli dengan beberapa pasang mata yang nemandang dirinya aneh, jijik dan sebagainya.

Moodnya hancur karena seorang cowok yang sekarang sudah menjadi tunangannya. Rico.

Klara terkejut ketika dia sudah membuka pintu kamarnya, Rico sudah berdiri di depan pintu kamarnya dengan tangan kanan yang menyampingkan tasnya, tangan kiri yang dimasukannya ke saku celana. Dan senyuman lebarnya. "Ngapain lo disini?!" Teriak Klara sambil menunjuk Rico. Tepat di hidung mancungnya.

"Tungguin elo." Jawab Rico santai. Klara mendecak kesal. Hancur sudah semangat paginya untuk belajar. Apalagi sarapan.

"Gue gak minta lo buat jemput gue."

Rico membuka isi pesan dari Klara dan menunjukkannya pada Klara tepat di depan wajahnya. Klara kaget bukan main begitu ia sudah melihat isi pesan itu. "Jemput gue besok pagi? Hey! Gue gak sms kayak gitu!" Pekik Klara. Adit. Pikirannya sudah melayang pada bocah satu itu. "Sial. Ya udah gue bareng sama lo." Ucap Klara pasrah.

"Kak Ala!" Teriak seseorang dari belakang membuat Klara berhenti berjalan. Dia mencari sumber suara tersebut.

"Kak!" Teriak itu lagi. Klara mundur ke belakang ketika suara tersebut berasal dari samping.

Klara memandang seorang cewek dengan penampilan agak tomboy dan acak-acakan. Dia memandang cewek itu dari atas sampai bawah. Sepertinya anak baru dan adik kelas. Tapi dia tau namaku dari mana?

"Kak! Jangan melamun terus dong!"

"E-eh? Iya kenapa?" Seragam yang di pakai cewek itu juga sama dengan pakaian dirinya.

Cewek tersebut mendengus kesal ketika mendengar pertanyaan Klara. "Kakak lupa ya sama Liona?" Tanya cewek itu.

"Liona..." Klara mengerutkan dahinya. Dia mencoba mengingat nama itu. Tak lama kemudian matanya membelalak. "Liona! Kamu apa kabar? Kok kamu ada disini? Bukannya di Kanada?"

Liona menyengir lebar. "Hehehe... Ona bosan di sana terus. Ya udah Ona minta sama papa, mama untuk pindah ke sini. Oh iya! Ona denger kakak Ala udah tunangan ya?!" Pekik Liona. Klara segera membekap mulut Liona.

"Sstt... jangan kenceng-kenceng ngomongnya. Nanti ketauan sama yang lain." Ucap Klara. Liona mengangguk. Lalu Klara mulai melepaskan bekaman Liona.

"Kak, antarin Ona ke kelas dong. Ona gak tau tempatnya." Ucap Liona. Klara mengangguk.

Liona Devran Victorio, adik sepupu Klara. Sebelumnya Liona tinggal di Kanada dengan kedua orang tuanya dan kakak kembar laki-lakinya. Namun kakak kembarnya sedang kuliah di sana dan juga kedua orang tuanya yang sedang mengurusi cabang perusahaan Victorio. Klara sangat dekat dengan Liona dan juga kakak kembar Liona. Dulu, sebelum keluarga Liona pindah ke Kanada, Klara sering sekali main dengan mereka bertiga.

"Hei!" Teriak Anggi dari belakang. Klara dan Liona menengok kesamping.

"Ya?" Tanya Klara.

"Samping lo siapa?" Tanya Anggi balik. Baru kali ini dia melihat Klara berjalan bersama.

"Liona, Adik sepupu." Jawab Klara sambil menunduk sebab siswa-siswi melihatnya aneh dan anak baru yang dilihatnya. Liona aneh melihat Klara yang langsung menunduk saat mereka sudah memasuki koridor.

"Kakak kenapa menunduk?" Tanya Liona. Klara menggeleng cepat namun kepalanya masih menunduk.

"Ona di kelas apa?"

Change My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang