PART 15

31 5 0
                                    

Tidak terasa sudah 2 minggu ini kedua sejoli itu akhirnya bisa menjadi pasangan yang sah. Pasangan itu duduk dengan seluruh tubuhnya yang sangat letih setelah menyambut para tamu undangan yang cukup banyak. Apalagi disaat Klara menyambut beberapa tamu yang sungguh menyebalkan baginya, teman-teman lesnya dan para kakak-kakak pengajar yang sering menggodanya.

"Lo mau gue ambilin minum?" Tawar Klara.

Rico mengangguk. "Iya, rasanya gue haus banget. Kaki gue rasanya mau copot gila." Keluhnya, lalu mengurut-urut kakinya.

Klara mengangguk lalu berlalu mengambil minuman. Ia menghampiri para sahabatnya yang sedang bercengkrama.

"Weeiiss... ada pengantin baru nih." Goda Rafa sambil menatap Klara. Anggi menyenggol sikut Rafa agar menyuruh cowok itu diam.

"Diem deh, gue malas banget ribut sekarang. Cape, bro." Dumel Klara mengambil dua gelas air putih.

Melihat itu, sahabat-sahabat Rico kembali menggodanya. "Aduh... udah nurut nih sama suami. Tumben ngambil Rico minuman. Biasanya ribut dulu." Goda Revan sambil menyeringai.

"Hati-hati first night."

"Rico kasar lohhh..."

Klara memutar bola matanya jengah menghadapi keempat sahabat Rico yang super menyebalkan.

"Diam woy!" Teriak ketiga sahabat Klara menyuruh ketiga cowok jail itu diam. Rafa, Revan dan Rian langsung diam setelah di sentak oleh ketiga cewek itu.

"Gak cape-capenya lo bertiga isengin mereka." Anggi menggeleng melihat ketiga cowok tampan itu.

"Kasian Klara sama Rico sambutin para tamu yang banyak. Gak liat apa noh, si Rico sampe-sampe minta Klara mijitin tangan Rico." Tunjuk Hana ke kedua sejoli tersebut.

"Dan... mana mungkin Klara dan Rico berhubungan suami istri sekarang? Kita kan 3 minggu lagi udah mau UN. Jadi Rico bisa nahan." Jelas Vivi.

Di tempat singgasana Rico dan Klara, sang istri sedang memijat tangan kanan sang suami. Terlihat jelas sekali kalau mereka terlihat lelah. Tak lama kemudian kedua orang tua Rico dan Klara menghampiri mereka.
"Ayah, acaranya udah selesai apa belum sih? Ala cape nih." Keluh Klara kepada Ayahnya. Kedua orang tua mereka tersenyum.

"Sedikit lagi juga selesai kok acaranya. Rico kamu jaga anak Ayah ya? Ayah harap kamu selalu bersama Klara sampai ajal menjemput." Nasihat Dizan kepada Rico. Rico pun tersenyum lalu mengangguk.

Ia merengkuh pinggang Klara posesif. "Baik, Yah. Aku akan selalu jaga cewek ini. Oh ya, kalian para orang tua ingin mau cucu berapa?" Tanya Rico jahil seraya melirik Klara yang sudah melotot kepadanya.

Kedua orang tua mereka tertawa kecil melihat tingkah anaknya dan menantunya yang masih abg labil. Rayhan menggeleng sambil berdecak pelan. "Kamu masih kelas 3 SMA, Rico. Masalah cucu akan kami bicarakan lagi setelah kalian melakukan ujian kelulusan nanti." Rico mengangguk patuh.

"Tentu, Pa. Aku hanya bercanda saja. Kalo sudah lulusan tanpa kalian minta kami akan memberikan cucu dengan suka cita."

"Rico..." desis Klara yang sudah malu akan ucapan Rico tentang anak.

"Iya, kenapa sayangku?" Rico tak henti-hentinya menggoda Klara. Mungkin dengan menggoda Klara sudah menjadi hobby nya. "Aww! Sakit sayang..." Rico mengaduh kesakitan ketika Klara mencubit keras pinggangnya.

"Jangan panggil sayang kenapa sih? Malu tau..." ucap gadis itu sambil membuang muka.

"Ya sudah, kami tinggal dulu. Ingat pesan Papa kamu ya, Rico." Ucap Rena. Rico kembali mengangguk. Rico dan Klara mencium kedua orang tua mereka.

Change My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang