Comeback

75 2 0
                                    

RANIA POV

Aku melangkahkan kaki menuju kampus kebanggaan mama dan papaku ini. Jelas saja, kampus ini masih miliki keluargaku. Walapun diberikan secara turun-temurun. Tapi, tetap saja masih menyangkut nama keluargaku. Saunders. 

Pagi ini Saunders University masih terlihat cukup lengang. Para mahasiswa masih baru berdatangan.

Aku menerawang kearah depan, tiba-tiba saja aku merasa bahuku disentuh oleh seseorang. Sontak aku mengalihkan pandanganku untuk mengetahui siapa yang berani pagi-pagi menyentuh cucu Saunders. 

"Hai." Ucap lelaki bermata cokelat kelam.

"Eh? I-iya?" tanyaku bingung, pasalnya aku asing dengan wajah orang ini.

"Bisa tunjukan ruang administrasi? Aku rasa saat ini aku tersesat, aku belum begitu paham dengan denah kampus ini."

Sepertinya lekaki beiris mata cokelat kelam ini mahasiswa baru, memang mahasiswa baru dikampus ini akan lumayan sering tersesat. Mengingat betapa besarnya kampus ini, dan bangunan kampus ini di desain dengan kemiripan gedung yang sangat amat sama.

"Mahasiswa baru?" tanyaku.

"Ya. Apa kau tak keberatan untuk menuntunku menuju ruang administrasi?"

"Ah tidak, ayo." aku menuntun lelaki itu menuju ruang administrsi.

Lelaki belum ku ketahui namanya itu tampak mengedarkan pandangannya kesekitar kampus. Selama menuju ruang administrasi lelki itu tak mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya.

Tak berapa lama, di tengah perjalanan untuk mencapai rungan yang kami tuju, lelaki ini berjalan mensejajarkan langkah kami kemudian membuka suaranya, "Kampus ini sangat luas ya."

"Iya, memang. Dan banyak sekali mahasiswa baru yang tersesat seperti dirimu."

Lelaki itu mengangguk, "Kampus ini cukup nyaman."

"Tentu saja, di belakang kampus ini kamu bisa melihat bukit yang punya banyak pepohonan, dan tentu saja sangat sejuk. Kamu harus coba kesana."

"Berdua denganmu kan?"

"Boleh." Aku tersenyum menatap mata cokelat tuanya.

"Benarkah?" tanyanya.

"Tentu, aku bisa jadi tour guaidmu."

"Terimakasih nona, kau baik sekali."

"Ohya kau harus mengetahui satu hal, taman itu memiliki pintu yang tersembunyi." ucapku semakin memelan, aku berjinjit sedikit,untuk sejajar dengan kuping lelaki itu.

"Wow, ka harus berjanji untuk mengajaku kesana." ujarnya bersemangat.

"Tentu saja." Aku membalas senyuman lelaki itu.

"Kau mengambil jurusan apa?" tanyanya.

"Aku? Sastra France."

"Wow, keren." ucapnya dengan nada seperti anak kecil.

"Thanks, how about you?"

"Desain grafis." jawabnya dengan senyuman yang menghiasi wajah tampanya.

Aku mengangguk, tak terasa kami telah tiba di depan ruang administrasi, "Nah ini ruangannya." menujuk pintu yang berada dihadapanku.

"Ini?" tanyanya.

"Iya ini, tepat dihadapanmu. Kalau begitu aku pergi dulu ya." aku berbalik arah untuk pergi tapi langkahku tertahan, aku merasakan bahwa tanganku digenggam.

Aku menaikan sebelah alisku, "Ada apa?"

"Maaf jika aku merepotkanmu, tapi bolehkah kau membantuku sekali lagi? kumohon."

GOLDEN FLOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang