terimakasih ester

10.8K 647 41
                                    

Adeeva

Saat bibirnya menyentuh bibirku tubuhku terasa kaku seketika rindu yang selama ini kusembunyikan sedemikian rupa tak dapat terbendungkan lagi sangat kuat inginku untuk membalasnya menyampaikan apa yang kurasa selama ini namun entah kenapa sosok lelakinya muncul begitu saja menyeringai seakan menertwai kebodohanku membuatku tak bergeming.

"Maafkan aku" ujarnya pelan, aku tahu tersirat rasa kecewa dalam nada suaranya saat dia melepas ciumannya sementara aku masih tetap diam pikiranku berkecamuk begitu kalut satu sisi aku ingin sekali memeluk sosok di depanku membisiknya bahwa aku begitu rindu dengan keberadaannya disampingku namun disisi lain aku sadar kalau aku kembali menjalin hubungan dengannya itu berarti aku harus tetap bersedia selalu menjadi yang ke dua, lebih kuat lagi menanggung cemburu dan sanggu menahan emosi.

Di tengah kebingungan antara menuruti logika atau lebih berpihak dengan kata hatiku kulihat tanpa sadar dirinya tak ada lagi di depanku. Ku edarkan pandanganku ke seluruh taman hingga tertuju pada bunga ester pemberianku yang dulunya masih kecil kini mulai nampak berbunga. Aku tidak menyangka kalau dia ternyata merawatnya dengan baik. Tiba-tiba senyum mengembang dengan sendirinya lewat ester ini sepertinya aku telah menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang selama ini sukses membuatku meragu

Tanpa pikir panjang aku segera berjalan mempercepat langkahku bahkan setengah berlari rasanya terlalu dramatis memang bahkan mungkin terlihat berlebihan namun aku tak peduli lagi. Saat kulihat dirinya yang berjalan dengan wajah tertunduk aku langsung menghampirinya dan tanpa berpikir panjang entah dia akan marah atau bahkan memukulku itu urusan belakang aku sama sekali tidak peduli aku langsung menarik tangannya mungkin terkesan kasar lalu memeluknya erat dapat kurasakan dia sempat terlonjak kaget namun beberapa detik kemudian dia hanya terdiam dalam pelukanku

"Maafkan aku" ujarku menenggelamkan wajahku pada ceruk lehernya meresapi wangi yang selama ini kurindukan. Selama sekian menit aku belum melepaskan pelukanku menikmati kediaman yang tercipta diantar kami

"Aku sangat merindukanmu" bisikku pelan makin mempererat pelukanku seakan tak ingin melepaskannya cukup kemarin saja aku melakukan hal yang sangat bodoh.

"Aku tak sanggup tanpamu" lanjutku tersenyum saat aku merasakan tangannya membelai punggungku membalas pelukanku

"Cukup kemarin aja ya kita melakukan hal bodoh" aku melepas pelukan memegang kedua tangannya menatap matanya ingin memberinya keyakinan. Dia hanya menganggukan kepala dengan bulir air mata yang kembali bercokol membasahi wajahnya yang terlihat pucat dan lebih tirus dari biasanya

"Hei..jangan nangis lagi kamu tau kan aku tidak bisa melihat orang yang aku sayang menangis" aku menghapus air matanya dengan ibu jariku mengelus lembut pipinya

"Deeva" panggilnya terdengar serak khas suara orang yang habis menangis

"Hemm" aku masih menatap lekat wajahnya

"Maafkan aku" ucapnya tertunduk

"Sayang bukan kamu yang harus minta maaf tapi aku"

"Tapi..." aku langsung memotong ucapannya

"Hushh..dengerin aku dulu aku egois terlalu banyak menuntut aku hanya memikirkan diriku tanpa pernah memikirkan perasaanmu seharusnya aku lebih pengertian lagi dengan posisi kamu seharusnya aku harus lebih paham lagi kamu pasti tidak ingin juga semua seperti ini. sekali lagi maafkan aku ya sayang"

"Iyya sayang aku juga minta maaf namun Va asal kamu tahu mungkin kamu harus jadi yang ke dua tapi di sini kamu akan selalu jadi yang pertama dan utama" ujarnya sambil menunjuk dadanya

"Makasih sayangku" ucapku seraya memeluknya kembali

"Udahan dong peluk-peluknya panas nih" protes Aileen saat aku masih memeluknya memang saat ini kami masih berada di taman bunga dengan sinar matahari yang mulai terik

"Sebentar lagi" ujarku enggan melepas pelukanku

"Dih..udah ah" ujarnya mendorong tubuhku pelan dan menuju gasebo yang sengaja dia bangun di paling sudut taman bunganya hingga dari gasebo itu kita bisa menikmati hamparan bunga yang beragam

"YA..galaknya kumat lagi" cengirku padanya yang dibalas dengan pelototan darinya ah rasanya sungguh sudah sangat lama aku tidak menikmati moment ini

"Va.." panggilnya saat kami tengah duduk santai di gasebo

"Iyya.." ucapku seraya menatap hamparan bunga yang kian indah terkena terpaan matahari

"Hmm..ini.." aku segera memalingkan wajahku kepadanya merasa heran dengan dirinya yang terdengar gugup

"Apa sih yangg udah ga usah grogi gitu deh sama aku" godaku mengedipkan mata kepadanya dan walhasil aku mendapat pukulan tepat di bahuku

"Serius Va..!!" terangnya pura-pura marah

"Iyya..ada apa sayang?" ujarku memasang wajah yang serius

"Aku heran saja kok kamu bisa berubah pikiran?"

"Berubah pikiran???"

"Iyya..kan.."

"Ah..aku tahu pasti sayang beranggapan begitu karena tadi aku tidak membalas ciuman sayang kan?? hahahahaha"

"Deevaa...!!! "

"Iyya..iyya...becanda yangg"

"Hem..kalau masalah itu sayang sepertinya harus berterima kasih kepada dia"

"Dia..???"

"He'emm dia..."

"Iyya dia siapa..?

"Ester yangg"

"Ester..?? "

"Iyya yangg kalau saja aku tidak melihat ester mungkin sekarang kita tidak seperti ini"

"Tapi tadi kan aku juga menunjukkan ester?"

"Ya kan ceritanya lagi marah yangg pemikiran aku belum jernih"

"Tau nggak yangg pas aku lihat ester, aku merasa malu sendiri  tiba-tiba aku teringat saat aku kasih ester ke kamu dan aku bilang kan kalau ester ini sebagai perlambang perasaaan aku ke kamu namun kenyataannya aku sama sekali tidak memiliki kesabaran seperti perlambangan ester ini aku bahkan meragukan kemurnian cinta mu padaku"

"Saat aku lihat Ester  meskipun  ada sebagian  terkena hama namun mulai menampakan bunganya yang indah  nah saat itu pula rasanya jawaban yang selama ini aku cari mulai ada titik terangnya aku mulai sadar dalam satu hubungan bukan hanya sekedar cinta belaka yang dibutuhkan karena aku tau kadang kala cinta akan memudar apalagi bila mulai ada pengaruh dari luar layaknya hama maka perlu hal lain yang berperan sebagai pupuk agar tetap bisa bertahan apalagi aku sadar hubungan kita ini lebih dari sekedar hubungan biasa"

"Ai mulai dari sekarang aku akan berusaha lebih sabar lagi, aku akan belajar agar bisa mengontrol rasa cemburuku yang kadang tidak karuan dan yang lebih penting lagi aku tidak akan lagi mau mempermaslahkan posisiku selama aku selalu ada di hatimu itu lebih dari cukup" kuakhiri ucapanku dengan menggenggam erat tangannya

"Va..terima kasih karena masih sanggup bersamaku bukan cuma kamu aku pun akan berusaha sebaik mungkin agar suatu saat hubungan kita ini seperti ester akan menghasilkan bunga yang indah" ujarnya mengecup pipiku. Saat ingin memundurkan badannya aku segera menahan tengkuknya dan mulai mendekatkan bibirku hingga aku yakin dia pasti merasakan deru nafasku. Saat  jarak diantara kami kian menipis aku menyentuh bibirnya reflek aku menutup mata jujur saja meski sudah pernah melakukan dengannya namun bagiku selalu saja seperti pertama kali selalu mampu membuatku deg-degan tak karuan. Dalam ciuman kami yang hanya sekian detik aku meraskan senyum terukir di bibirnya membuatku ikut tersenyum. Saat kami melepas ciuman aku hanya menunduk menyembunyikan wajahku yang pasti sudah memerah sementara dia senyum-senyum melihatku. Ah..aku masih saja merasa malu bila sudah berciuman dengannya. Wajarlah secara aku masih polos dan lugu...:)


Yee....bisa kelar juga







Perempuan simpanan (GirlxGirl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang