8- Scorpion

286 37 7
                                    

Part 8

(8) Scorpion:

[ Media: Matthew Robertson. ]

Chapter 7: Hatiku berdegup kencang karena cowok itu.

-★ Black & Blonde ★-

Setelah cowok itu keluar dari mobilku dan mengatakan bahwa ia ingin imbalan dariku, tiba-tiba saja aku merasa senang dan jantungku berdetak berkali lipat lebih cepat. Dan aku tak menyesal mengantarnya, karena aku jadi tau dimana rumah cowok itu. Tapi... Ah, bodoh sekali. Kenapa aku tidak tanyakan namanya tadi? Padahal tadi dia menanyakan namaku. Mana dia tidak pakai name tag.

Aku melihat keluar jendela sambil tersenyum tidak jelas saat aku sadar kalau rumahnya satu arah dengan rumahku. Siapa tau saja kebetulan aku bertemu dengannya saat dia jalan kaki ke sekolah? Uhh, memikirkannya saja aku tak kuat. Ah, lagipula, memangnya aku akan berani mengajaknya kalau besok ketemu di jalan?

Supirku menghentikan mobilnya saat sudah sampai di rumah dan sudah masuk ke dalam gerbang. Rumahku bak istana, tapi tak ada kehangatan di dalamnya. Suram meskipun di cat dengan warna cerah.

Kuhembuskan nafasku dengan berat sebelum keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah. Hanya beberapa maid yang menyambut kepulanganku dari sekolah. Kapan Papa dan Mama menyambut kepulanganku seperti ini? Pikirku miris sambil naik ke kamarku setelah mengatakan pada maid untuk memanggilku saja kalau makan malam sudah siap nanti.

Aku meletakkan tasku di lantai dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diriku. Mungkin aku akan mengerjakan tugas setelah ini, atau bermain gitar jika mood belajarku buruk.

Dan ternyata aku memilih bermain gitar saja setelah selesai mandi. Aku suka iseng meng-cover sebuah lagu secara akustik dengan gitarku dan merekamnya. Kadang Theo menyuruhku untuk meng-uploadnya di youtube atau soundcloud, siapa tau aku bisa terkenal. Tapi aku selalu menolak karena suaraku tak sebagus itu.

Setelah entah berapa lama aku bernyanyi secara random dengan gitarku, pintu kamar diketuk dan aku mendengar suara seorang maid berbicara. "Scorpion? Makan malammu sudah siap," begitu katanya. Aku menolak dipanggil dengan embel-embel 'Tuan Muda'. Meh, memangnya sekarang abad keberapa?

"Aku akan turun," balasku kaku sambil meletakkan gitarku di tempat tidur, lalu keluar kamar dan berjalan menuju ruang makan. Aku menyuruh para maid yang berbaris disana untuk mengerjakan tugasnya saja, karena aku tak suka makan sambil ditunggui dan dilihati seperti itu. Memangnya aku badut?

"Mama dan Papa belum pulang?" tanyaku pada kepala maid bernama Rose yang berdiri dibelakangku, hanya dia yang kuizinkan menungguiku saat makan, itupun karena dia keukeuh.

"Belum, Scorpion. Nyonya bilang beliau dan Tuan akan ada pertemuan atau rapat di beberapa negara, dan belum pasti kapan akan pulang," jawab maid Rose langsung dengan sopan.  Selalu begitu, gerutuku dalam hati sambil menghabiskan makananku. Buat apa punya meja makan besar begini kalau hanya aku yang paling sering makan disini? Pikirku jengah.

"Aku selesai," ujarku sambil berdiri dan berjalan kembali menuju kamar. Mungkin aku akan langsung tidur.

-★ Black & Blonde ★-

Pagi datang lagi, dan rumahku tetap sunyi setelah aku mematikan alarmku. Meskipun aku punya banyak maid di rumah ini, aku melarang mereka untuk membangunkanku di pagi hari. Ayolah, aku bukan anak kecil atau anak manja yang bahkan tak bisa bangun pagi.

Seperti biasanya, aku melakukan ritual pagiku dan berjalan ke meja makan untuk sarapan. Tak ada Mama atau Papaku, hanya ada maid Rose disana. Aku sarapan tanpa bicara apapun dan menghabiskannya dengan cepat.

Black & Blonde [ New - BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang