2| Gina

56 5 0
                                    

"Gin, nanti lo pulang sendiri ya. Gue mau les," ucap Gema sambil memasukan sesendok siomay ke mulutnya.

"Yaelah lo, sok-sok an les. Kaya bakalan pinter aja lo." ucap Gina sambil menyeruput es teh yang di beliin sama Gema.

"Yeh, gue cuma bego biologi ya, bukan berarti gue bego beneran. Daripada lo, udah bego mtk, bego fisika pula. Ciri-ciri masa depan suram tuh kaya gitu."

Gina melempar sedotan bekas es tehnya ke Gema, "Anjir lo, Gem. Daripada lo takut ama cicek, kocak."

"Najis, jorok lo. Daripada lo, cewek si jorok gak ada anggunnya sedikitpun."

Mendengar ucapan Gema, Gina langsung diam. Mengambil sedotan yang baru di depannya, dan meminum es tehnya kembali.

"Gin?" Gema menyadari tidak ada balasan dari Gina, itu tandanya Gema salah bicara.

"Eh-eh, gue punya tebak-tebakan," ucap Gema. "Mau denger gak?"

Gina hanya menoleh sebentar ke Gema sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Kenapa ojek, disebut ojek?" tanya Gema. "Ayo, bisa jawab gak?"

"Apaan tuh, masa pertanyaan gitu. Gajelas dasar." ucap Gina, kembali meminum es tehnya. Menghiraukan Gema.

"Dih serius itu pertanyaannya, bisa jawab gak?" tanya Gema.

Gina hanya mengangkat bahunya dan menghiraukan Gema kembali.

"Jawabannya adalah ... karena ojek itu ojek. Hahahahahaha, huk huek uhuk uhuk."

"mpfft ... HAHAHAHA. Gema, idiot banget si lo, HAHAHA. Anjir, Gema. HAHAHA, muka lo kocak banget, HAHAHA. Idiot dasar, HAHAHA. Aduh perut gue sakit, Gema lo bego banget si, HAHAHA." ucap Gina sambil memegang perutnya yang kesakitan karena tertawa.

Gema yang selesai minum untuk menghentikan batuk-batuknya, malah tersenyum.

"Ternyata gampang ya, buat lo ketawa lagi." Ucap Gema tersenyum ke arah Gina.

"Hahaha. Hah ... coba Gem ulang lagi, gue mau liat sekali lagi."

"Ogah ntar gue mati konyol. Terus, gak ada yang bisa buat lo ketawa lagi."

"Masa?"

"Iya, entar lo sedih terus. Gak ada hiburan, bengong terus. Kaya patung idup."

"BODO! HAHAHA. Gema, sumpah ya lo itu kocak. Ikut stand up sana, HAHAHA."

"Iyaa, ntar gue ikut stand up, demi lo."

"Idih najis, alay lo."

-

"Ayo, pulang." Gina yang sedang membereskan alat tulisnya, menoleh ke arah orang yang berbicara kepadanya.

"Katanya, lo mau les?" ucap Gina sambil meresleting tasnya.

"Ke gerbangnya doang bareng." Ucap Gema.

"Oh ...." ucap Gina, menganggukan kepalanya.

"Eh, ntar malem ke rumah ya. Mama semalem bilang kalo dia mau ngerayain anniversary-nya yang ke 30," ucap Gema sambil berjalan di koridor, disampingnya ada Gina.

"Wih, pastilah. Formal gak?" ucap Gina menoleh ke Gema untuk meminta jawaban.

"Engga."

"Ah, lo mah boong. Ntar gue pake baju gak formal, tau-taunya acaranya formal."

"Terserahlah, lo mau pake baju apaan, daster juga boleh, hahaha."

"Ck, dasar. Yakali, gue pake daster."

"GINA!" seseorang meneriaki nama Gina. Gina dan Gemapun menoleh bersamaan ke arah orang tersebut.

"Gin, lo mau anterin gue gak? Beli peralatan basket. Disuruh sama si Anton." ucap Gery. Sekretaris di ekskul basket.

"Boleh tuh, duit kasnya kan sama gue juga," ucap Gina. "Gem, gajadi ke gerbang bareng ya, lo duluan aja." Gina pun menuju area parkir bersama Gery.



GemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang