3| Gita

49 6 0
                                    

"Gema, ini gimana sih? Aku gangerti deh. Kan ini udah kaya gini, terus ini digimanain lagi?" ucap Gita yang bingung dengan soal yang diberikan guru les mereka.

"Ini tuh kaya gini, terus tinggal dikaliin. Abis itu dicari ininya dulu, terus dibagi. Udah deh." ucap Gema sambil menunjuk angka-angka yang rumit.

"Oh ... gitu ya, makasih ya." ucap Gita dan tersenyum ke arah Gema. Gita kembali mengerjakan soal itu.

"Udah selesai, Git?" tanya Gema.

"Beluuum." ucap Gita, dia dari tadi mencari-cari jawabannya, tetapi tidak ketemu.

"Yang mana yang susah?"

"Yang ini, yang ini, terus ini, ini, sama ini. Susah banget, Gem." ucap Gita, menunjuk-nunjuk soal yang menurutnya susah.

"Apusan mana?" tanya Gema, Gitapun memberi hapusan ke Gema. "Gue hapus ya?"

Gita hanya mengangguk.

"Nih, liatin. Jangan liatin guenya, liatin soalnya. Ntar lo ngeces lagi, kalo ngeliatin gue." ucap Gema dan tersenyum.

"Hahaha, Gema mah. Aku gak pernah ngeces tau."

"Masa? Gue gak percaya. Tapi lo pernah ngilerkan?"

"Ih, kok Gema tau?"

"He? Serius? Hahaha, padahal gue ngasal."

"Ih dasar, Gema mah."

"Hahaha, yaudah. Denger ya baik-baik, inituh jadi kaya gini, terus di bagi. Abis itu di akarin, terus ditambah. Udah deh." Gema menjelaskan ke Gita dengan sabar agar Gita mengerti.

-

Gema membuka pintu tempat lesnya dan melihat Gita belum pulang, sepertinya menunggu seseorang.

"Nunggu siapa, Git?" tanya Gema.

Gita menoleh, "Eh Gema, lagi nunggu Mama. Tadi sih aku udah BBM Mama, tapi cuma ceklis."

"Gema abis konsul?" lanjut Gita.

"Iya, biasa."

Gita hanya mengangguk-angguk.

"Kalo Mama lo belum dateng juga, lo bareng gue aja, Git." ucap Gema. "Lagian, udah mendung gini."

"Eh? Engg—engga usah Gem. Nanti Mamaku juga dateng kok."

"Yailah. Gapapa kali, sekali-sekali."

"Nanti kalo Mama kesini terus aku pulang bareng kamu gimana?"

"Berdoa aja, semoga Mama lo hpnya lowbat," ucap Gema tersenyum. "Nih." Gema menyodorkan helm ke Gita.

Gita menerima helm itu dengan ragu, dia takut Mamanya mencarinya, dia tidak mau membuat khawatir Mamanya.

Gema yang melihat Gita hanya diam saja, lalu memanggilnya, "Git, ayo. Nanti keburu ujan"

Gita akhirnya naik ke motor Gema. Merekapun melesat pergi menuju ke arah rumah Gita.

GemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang