"Yuk cabut. Lama - lama disini gue bisa mati kebakar karena diliat tajem mulu dari tadi" Ucap Chrissy sembari mendorong Yuki dengan pundaknya hingga tanpa terduga kedua bola beserta satu raket yang semula di pelukan Yuki kini jatuh bergelindingan. "Oupsy, Yuki.. Sorry!"
"It's Okay" Ucap Yuki singkat sembari memutus pandangannya dari Al lantas memungut kembali raket yang ada di lantai
"Eh Cewek! Tangkep nih!" Yuki membulatkan matanya saat mendapati sebuah bola melayang menuju kearahnya. Dengan segera Yuki berlari--menghindari lambungan bola basket tersebut hingga tanpa sengaja menabrak Chrissy dan kini membuat semua barang di tangan gadis itu ikut berhamburan
Bola itu melambung dan memantul langsung saat menabrak dinding dibelakang Yuki
"So--sorry. I don't know. Im so sorry"Ucap Yuki pelan pada Chrissy. Gadis bule itu menyunggingkan senyum tipisnya lantas menepuk pundam Yuki"Gak papa. Yuk cepet beresin terus kita cepet pergi dari sini. Disini banyak murid jail" Dengus Yuki
Chrissy dan Yuki pun segera mengambil semua barang yang mereka butuhkan tadi lantas bergegas untuk keluar dari area ruang olah raga tersebut
Dan saat akan berjalan ke pintu keluar, baru Yuki menyadari.. Jika lelaki itu masih disana. Al Ghazali, dengan wajah angkuhnya menatap Yuki dengan pandangan mengejek
"Hai Al" Sapa Yuki pelan--namun cukup bisa didengar Al dan teman - teman Al
Al membulatkan matanya lantas menatap Yuki tajam, tanpa mau membalas sapaan Yuki
Tanpa memperdulikan tanggapan Al, Yuki segera berlalu dari hadapan mereka dengan wajah tanpa ekspresinya. Mengabaikan desas desus perbincangan orang - orang di dalam sana yang mulai membicarakannya
Hell, Al adalah cowok paling most wanted di sekolah. So, gak salah kalau setiap kejadian sesuatu hal yang berhubungan dengan Al bakal jadi gosip menarik untuk diperbincangkan
"Al... Loe kenal sama cewek itu? Tapi kok loe gak pernah cerita? Bahkan waktu gue bicarain dia beberapa hari yang lalu loe malah kayak gak kenal dia"Jawab Aldi sambil menatap Al dengan pandangan menyelidik
"Tau nama gue... Bukan berarti gue harus kenal mereka kan?" Jawab Al datar lantas berjalan ke arah ranjang bola basket
"Kalau loe sebenernya kenal dia... Kenapa loe gak mau ngaku sih?" dengus Aldi
***
Yuki menatap pantulan tubuh mungilnya di cermin datar besar di hadapannya. Ia tampak begitu cantik dan sangat manis dengan dress merah jambunya serta pita kecil bewarna hitam yang lebih menyerupai sabuk. Rambut gadis itu di gerai dengan aksen curly di bagian bawahnya.
Hari ini hari yang spesial.
Itulah yang Papanya katakan sehingga mau tidak mau ia harus merias diri seperti iniHari spesial?
Yuki tidak tau hari spesial apa hari ini
"Princess... Udah selesai?"
Yuki menoleh kearah pintu dan mendapati sosok Nathan yang sudah siap dengan tuxedo dan kemejanya yanh membuatnya makin tampan
"Your look great princess"Ucap Nathan sambil memasuki kamar Yuki. Dengan segera lelaki itu membawa adiknya itu kepelukannya. "Tapi ada satu hal yang hilang..." Lanjut Nathan menggantung
"Maksudnya?"
"Senyuman... Kakak mohon, beri senyuman kamu buat malam ini. It's a special day.."Ucap Nathan pelan sambil tetap memeluk Yuki sembari mengusap lembut punggung Yuki
Yuki terdiam. Kedua tangan Yuki membalas pelukan Nathan dengan erat
"I won't...im sorry"Balas Yuki pelan. Nathan menghela nafas berat lantas mengurai pelukan mereka