"Apa yang loe lakuin disini?"Gertak Al saat ia baru saja masuk ke ruang olah raga. Lelaki mendelik mendapati sosok Yuki yang telah duduk disalah satu kursi lipat di dekat tumpukan kursi lipat lainnya
"Hanya, ingin bertemu sahabat. Supirku belum menjemputku sampai saat ini"
"Lalu?"
"Hanya ingin menunggu disini"Ucap Yuki datar sembari memangku sebuah kotak makan bewarna ungu berukuran sedang. "Mau sandwich?"Tanya Yuki sembari membuka kotak bekal tersebut. Al mengangkat sebelah alisnya lantas mendengus acuh.
"Gak ada sahabat loe disini. Lebih baik loe pergi"Ucap Al ketus. "Dan bawa makanan itu. Gue lagi gak lapar. Dan juga gue gue gak mau makan makanan dari loe"
"Kamu?"
"Gue bukan sahabat loe!"Bentak Al kesal. "Kenapa loe ambisius banget sih buat jadi sahabat gue?"Ketus Al sembari melepas kemeja seragamnya lalu melemparnya ke kursi lipat di dekat Yuki
Dengan hanya mengenakan kaus dalam putih, Al melangkahkan kakinya memasuki area ring tinju yang telah siap dengan samsak gantung di tengahnya
"Kamu bisa menilai orang dengan baik. Dan kurasa kita cocok menjadi sahabat"Ucap Yuki dengan ekspresi datarnya. Gadis itu melangkahkan kakinya ke dekat ring--tanpa memasuki area ring
"Oh come on.. Udah dua hari ini loe ganggu gue setiap pagi, dan pulang sekolah. Sekarang please, jangan ganggu gue lagi"Ucap Al mendengus kesal sembari memulai skretching untuk pemanasan
"Aku cuma ingin berteman denganmu. Apa itu salah?"
"Salah. Karena gue gak suka"Ucap Al cepat. Lalu ia memulai latihannya-- memukul ringan samsak dihadapannya
Yuki menundukkan kepalanya--menatap kotak bekal yang masih terisi setengah. Hari ini ia memang membawa bekal cukup banyak, karena untuk selain dimakan bersama Chrissy istirahat tadi, ia sengaja membawa lebih untuk dibawa ke Al. Untuk memulai pertemanan
"Kenapa kamu tidak menyukaiku?"Tanya Yuki sembari tetap menundukkan kepalanya. Wajah gadis itu masih datar dan tertutupi oleh helai rambut coklatnya
"Karena loe arogan. Dan loe--aneh. Cewek dengan wajah datar seakan loe gak punya ekspresi lain untuk ditunjukkin"Ucap Al ketus tanpa menoleh kearah Yuki
"Kalau aku berubah. Apa kamu mau bersahabat denganku? Setidaknya, janganlah bersikap buruk padaku?"
"Enggak"Ketus Al cepat
Yuki mengangkat kepalanya yang semula menunduk lantas menghela nafas lelah
"Entah, kamu orang ke berapa yang mengatakan jika aku orang aneh. But it's oke. Aku sudah terbiasa"Ucap Yuki sembari berusaha menyunggingkan senyum kecilnya--walau masih dengan wajah datarnya. "By the way, aku membawa bekal lebih hari ini. Aku akan menaruhnya disini. Jika kau lapar nanti makan saja. Tidak ada racunnya kok"Ucap Yuki sembari berjalan keluar ke Area ruang olah raga.
***
Yuki melangkahkan kakinya keluar dari gerbang sekolah. Sekolah sudah sangat sepi--mengingat jam sekolah sudah berakhir dua jam yang lalu. Sampai saat ini, belum ada yang menjemput Yuki--supirnya sedang terjebak macet sejak tadi. Dan entahlah, kemacetan apa yang membuatnya terlambat menjemput Yuki hingga selama ini
Yuki menghel nafas sejenak. Tadinya ia berfikir untuk menunggu supirnya di tempat parkir--namun keadaan disana yang sudah sangat sepi membuat Yuki mengurungkan niatnya. Dan disinilah ia berada--di trotoar depan sekolah. Jarak antara trotoar ini dengan gerbang sekolah cukup jauh--namun disini lebih baik dari pada berdiam di parkiran yang sangat sepi