hyejinpark ©2016 Growing Pain
***
Aku selalu melihat mu, meski pun aku tidak bisa menatap matamu secara langsung tapi mata ini tidak pernah bisa berpaling. Meski pun bibir ku memanggil namamu tapi kau tidak bisa mendengar ku, meskipun hati ku menginginkan mu tapi kau tidak bisa merasakannya. Aku selalu melihat mu tapi kau tidak bisa meliha ku,
'Karena kau tidak ada...
Aku tidak pernah belajar tentang cinta tapi mengapa perasaan ini datang dan membuat ku sakit. Sungguh menyakitkan saat aku sadar jika aku tidak bisa mengatasinya lagi ketika aku tahu jika kau tidak bisa datang untuk memeluk ku. Meski pun hatiku menginginkan mu, kau tidak bisa merasakannya,meski pun semuanya terlihat jelas di mata mu tapi kau tetap tidak bisa melihat ku.
Ketika perasaan yang disebut cinta ini datang, sampai tiba saatnya rasa ini kian membludak untuk menarik mu masuk ke dalam hatiku, namun,
' Aku bisa apa? Kau masih jauh dari anggapan ku.
Jauh dalam hati kecil ku aku ingin kau dan berharap untuk bisa memiliki mu seutuhnya. Mencoba untuk mengubah salam perpisahan itu menjadi cinta walau hatiku menginginkan hal yang sebaliknya, aku mencoba untuk mengubah cinta menjadi salam perpisahan.
'Tapi hatiku tetap berkata sebaliknya...
Aku tidak tahan lagi mengapa rasa sakit ini datang?
Terkadang aku berfikir untuk melepas sakit ini dengan cara pintas, pergi jauh dengan membawa hatiku untukmu namun kau yang bahkan tidak pernah melihat ku ini telah memotong sayap ku agar aku tidak bisa kemana-mana.
Aku tidak tahan lagi , mengapa sakit ini semakin menjadi-jadi ketika kau berdiri di depanku meskipun hanya dengan tatapan kosong...
Dulu aku berfikir hal seperti ini hanya untuk sementara waktu namun kenyataannya,
'Hatiku dan hatimu tetap berkata yang sebaliknya.
***
Growing Pain
***
Sinar teduh mentari pada akhir musim panas meninggalkan bekas-bekas luka yang tidak akan pernah bisa mengering meskipun sudah diobati. Cho Kyuhyun pria berstelan jas hitam super mahal itu berjalan tenang diantara barisan para bawahannya yang menunduk hormat. Dengan angkuhnya manik obosidian yang selalu menatap tegas itu mengeluarkan pesonanya yang syarat akan kebekuan.
Langkahnya terhenti saat akan memasuki ruang kerjanya, ia menoleh ke belakang sedikit tersenyum pada pria flamboyan di belakangnya, "Sekertaris Kim siang ini kosongkan semua jadwal" ucapnya arrogant. Sang sekertaris hanya dapat mengangguk patuh dan membungkuk hormat dengan jawaban formal yang terlontar dari mulutnya.
Lalu masih dengan sejuta pesonanya ia berbalik dengan angkuh dan menutup pintu ruangan itu rapat-rapat tidak memperbolehkan satu orang pun masuk mengganggunya.
Kyuhyun merenggangkan simpul dasinya yang terasa mencekik leher, lalu melepaskan dan melemparkan secuil kain itu sembarangan seperti barang tidak berharga padahal harga barang itu bahkan bisa untuk makan keluarga selama satu bulan.
"Hahhhh"
Ia medesah samar ,merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku, punggungnya sudah sangat pegal karena sudah lama ia tidak menyetuh yang namanya tempat tidur, waktu sebulan ini hanya dilalulinya dengan duduk atau setengah berbaring di pesawat, mobil, dan kursi-kursi rapat.
Pria yang belum genap tiga puluh dua tahun itu, terlihat merilekskan tubuhnya. Mengeluarkan benda kotak hitam persegi panjang dari dalam sakunya, menekan tombol hijau disana dan mulai larut pada dunianya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Growing Pain
FanficMereka sudah bersama selama delapan tahun, bahkan telah memiliki seorang putri yang begitu mengemaskan . Namun semua yang terjadi hingga saat ini malah semakin membuat luka itu kian bertumbuh dan terus bertumbuh. Fanfiction Disclaimer fanfiction in...