2.Jatuh Cinta

72 17 35
                                    

Aku tak mengerti kenapa akhir-akhir ini aku jadi sering memikirkan Adrian. Apa mungkin aku suka dengannya? Ngga ngga, ga mungkin gua suka sama Adrian, gua sama dia cuma temenan. Gumamku dalam hati. Aku masih tenggelam dalam pikiranku.

Tiba-tiba Kiran teriak memanggilku, dan itu membuatku terkejut, "El!!!"

Semua yang sedang aku pikirkan, seketika hilang karena teriakan Kiran.

"Apaan sih, bisakan gausah teriak-teriak? Gua ga budek kali" jawabku kesal.

"Ya lagi lu dari tadi gua cerita ga ditanggepin, lu kenapa sih? Akhir-akhir ini sering banget diem, ada yang dipikirin?" tanyanya penasaran dan mencoba melihat kejujuran dari mataku.

"Gua dengerin lu cerita kok. Ngga, gaada yang gua pikirin kok" jawabku terbata-bata.

"Kalo emang denger gua cerita, coba tadi gua cerita apa? Kalo gak ada yang dipikirin kenapa lu jadi sering ngelamun dikelas?" tanya Kiran menyelidik.

"Ng...itu, lu...ng...cerita tentang Dimas kan? Ngga kok, gua gapapa cuma lagi suka ngelamun aja" jawabku asal, karena aku tak mendengarkan Kiran bercerita.

"Tuhkan bener lu ngelamun, gua bukan cerita tentang Dimas. Yakin gapapa, mata lu bilang sebaliknya. Gak ada yang lu sembunyiin kan?" tanya Kiran berusaha mencari kebenaran.

"Iyaa gua gapapa, Ran. Ngga, gak ada yang gua sembunyiin kok, tenang aja kalo ada apa-apa pasti gua cerita" ucapku berusaha meyakinkan Kiran dan tersenyum kepadanya menandakan kalau aku baik-baik saja.

Hari demi hari berlalu seperti biasanya. Aku dan Adrian masih tetap dekat, walaupun ia sekarang sedang dekat dengan seseorang. Tetapi akhir-akhir ini Adrian sedang sibuk dengan ekskulnya, karena akan ada pertandingan yang diadakan disekolahku. Saking sibuknya terkadang Adrian tidak masuk kekelas dan itu membuatku jarang bertemu dengannya.

Sudah seminggu Adrian tidak masuk kekelas karena sibuk dengan pertandingan yang sedang diadakan. Walaupun begitu aku dan Adrian terkadang masih sempat chat, meskipun ia hanya menanyakan tugas apa yang diberikan selama ia tidak masuk kelas.

Sampai suatu malam aku dan dia chat. Awalnya kami hanya chat biasa, tapi karena besok adalah final basket dan timnya juga ikut pertandingan tersebut, aku menyemangatinya agar bisa menang besok.

Adrian:
Semangatin gua dong biar besok menang, trs bisa cetak poin, hehe

Aku:
Semangat, Adrian!!!harus menang sih besok, terus harus cetak poin juga!haha

Adrian:
Klo udh disemangatin gini mah harus menang terus cetak poin juga, hehe

Entah perasaanku saja atau memang Adrian seperti mempunyai perasaan padaku. Ah sudahlah, mungkin aku saja yang terlalu berlebihan mengartikan chat darinya.

*

Keadaan sekolah kembali normal setelah pertandingan yang diadakan selesai. Adrian pun sudah mulai masuk kelas. Semakin hari aku dan Adrian semakin dekat.

Apa mungkin gua suka sama Adrian?apa karena dia mirip sama kak Ical?kenapa gua selalu seneng kalo lagi sama Adrian?. Tanyaku dalam hati.

"El! Tuhkan lu ngelamun lagi" ucap Kiran.

"Ngga kok gua gak ngelamun, cuma lagi mikir aja" jawabku asal.

"Mikir apa?" tanya Kiran penasaran.

"Menurut lu Adrian mirip gak sih sama kak Ical?" tanyaku pada Kiran.

"Hmm...mirip sih rambutnya" jawab Kiran sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Ihh lu mah bukan rambutnya maksud gua, coba deh lu perhatiin dari belakang, bentuk badan sama cara jalannya tuh hampir sama. Iya gak sih?" jawabku kesal.

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang