Part 1

141 2 1
                                    

Aku tidak tahan lagi dengan semuanya. Aku sudah cukup muak dengan apa yang kau lakukan padaku. Bercumbu dengan gadis lain dibelakangku, berselingkuh, dan apapun itu yang kau lakukan padaku, aku sudah muak. Kau tidak perlu terkejut darimana aku tahu semua ini. Aku tau sebenarnya kau bahagia saat membaca ini. Jadi aku rasa sebaiknya kita putus. Terimakasih atas apa yang pernah kau berikan padaku. Love, Grace xx

Aku membaca surat itu dan merasa sangat tidak percaya Grace melakukan ini. Ini sungguhan? Aku menyesal. Jika saja ia tahu bahwa sebenarnya itu semua bukan keinginanku. Argh.. tapi pada dasarnya aku memang sangat bodoh, hanya menuruti nafsuku saja.

**

Aku sudah selesai membenahi seluruh pakaian dan barang-barang yang perlu kubawa ke London. Aku tidak kuat berlama-lama tinggal disini lagi. Aku tidak mau mengingat kenangan pahit itu lagi. 

"Grace kau siap?" Teriak momku dari lantai bawah. 

"Ya mom sebentar lagi."

Baiklah, semuanya sudah selesai. Tidak akan ada yang tertinggal. Lalu aku dan mom berangkat menuju bandara menggunakan taksi. Oh ya aku lupa menceritakannya pada kalian, mom dan dad bercerai saat aku masih kecil dan mom meminta pada dad agar aku ikut bersamanya, dan tetap menetap di New York selama 18 tahun. Sampai akhirnya sekarang aku pindah ke London. 

Aku tahu dalam hati mom sebenarnya tidak rela mengizinkan aku pergi. Namun setelah aku menceritakan bagaimana Zayn -yang sekarang adalah mantan pacarku- memperlakukanku, akhirnya mom mengizinkanku. Aku yakin sekarang mom menjadi geram pada Zayn karena telah menyakiti anak semata wayangnya ini. Haha

**

Aku sudah sampai di London setengah jam yang lalu dan sekarang aku sedang merapikan pakaianku untuk dimasukkan ke lemari. Apartemen baruku ini letaknya cukup dekat dengan pusat kota, jadi aku tidak perlu repot-repot mengeluarkan uang untuk naik taksi jika ingin pergi ke suatu tempat. Besok rencananya aku akan mendaftar kuliah dan mencari kerja part time untuk menambah uang simpananku. 

Aku suka menari. Tari apapun itu, tapi aku lebih mendalami tari kontemporer. Itu menyenangkan. Dan karena itulah aku bisa bertemu dengan Zayn. Baiklah seharusnya aku tidak perlu membawa-bawa namanya lagi.

**

I just wanna feel your body right next to mine all night long baby, slow down the song 

Alarm handphoneku bunyi dengan kerasnya. Ini sudah pagi? Ah terlalu cepat, aku masih lelah, gumamku dalam hati. Sejurus kemudian aku beranjak dari tempat tidurku ke kamar mandi untuk mencuci muka. Lalu aku menuju ke dapur dan membuat sarapan. Tiba-tiba aku teringat sesuatu, aku tidak punya apapun, semalam aku tidak sempat berbelanja. Shit. 

Kuputuskan untuk segera mandi. Setelah selesai aku segera menyiapkan berkas yang diperlukan untuk mendaftar kuliah dan kerja. Aku turun ke lobi dan segera keluar gedung apartemen. Aku langsung menyetop taksi dan menuju ke salah satu universitas di London yang menyediakan bidang studi tari. Setengah jam kemudian aku sampai di depan gedung universitas tersebut. Aku bergegas masuk dan mengurus semuanya.  

-- 

Ternyata syaratnya cukup mudah. Aku hanya perlu menyerahkan pas foto dan berkas-berkas yang dibutuhkan -kebetulan aku sudah membawa sumua berkas yang dibutuhkan-. Dan setelah dosen membaca berkas-berkas yang telah kuserahkan, aku langsung diterima. Oke ini agak aneh. Akhirnya dosen tersebut menjelaskan bahwa universitas ini memang kekurangan murid di kelas tari, oleh karena itu aku langsung diterima. 

Aku lalu berterimakasih dan mohon pamit. Aku bahagia sekali hari ini, langsung diterima kuliah dan sekarang hanya tinggal mencari kerja part time. Tapi perutku sudah terlanjur lapar, jadi kuputuskan untuk membeli makan terlebih dahulu. Pandanganku terhenti pada tiang didepanku ketika aku tidak sengaja membaca brosur yang tertempel disana. 

Dibutuhkan seorang waitress? Di Nandos? Gumamku. Segera saja aku merobek brosur tersebut dan pergi ke Nandos yang dimaksud dalam brosur itu. Awalnya aku ingin langsung bertanya pada manager Nandos tersebut apakah benar membutuhkan waitress. Tetapi lapar diperutku sudah tidak bisa ditahan lagi. Akhirnya kuputuskan untuk makan terlebih dahulu disitu. 

Setelah selesai menyantap makananku, aku segera memanggil waitress untuk kumintai tolong supaya memanggilkan managernya. Setelah aku berbincang-bincang dengan managernya kurang lebih lima belas menit, aku segera berterimakasih dan pulang ke apartemen. 

Kalian tahu? Hari ini adalah hari paling indah yang pernah ada. Pertama, aku diterima kuliah secara langsung. Kedua, aku juga langsung diterima sebagai waitress di Nandos, managernya pun tidak keberatan jika aku meminta kerja part time -karena aku memang tidak bisa kerja full time-. Dan yang terakhir, ini baru jam tiga sore! Benar-benar jauh dari perkiraanku. Kukira mencari kerja dan kuliah membutuhkan waktu hingga berhari- hari. Tapi ternyata tidak untukku. Aku sangat bersyukur karena Tuhan telah memberikan kemudahan untukku, dihari pertamaku di Negara orang.

**

Hari ini aku mendapatkan shift pagi. Jadi aku harus sudah berada di Nandos sebelum pukul 9. Aku berangkat ke tempat kerjaku dengan taksi. Jarak dari apartemenku ke Nandos sekitar 45 menit, jadi aku harus berangkat lebih awal. Akhirnya sampai juga! Aku segera masuk ke ruang ganti dan mengganti pakaianku dengan seragam kerja. Aku senang bekerja disini, semua orang terlihat ramah.  

"Grace, tolong antarkan pesanan ini ke meja nomer 15." 

"Baik, segera." 

-- 

"Ini pesanan anda Tuan." Ucapku ramah pada pelanggan yang duduk didepanku. 

"Oh ya, terimakasih banyak." 

Tatapan mata itu... Zayn. Tidak tapi itu tidak mungkin. Tapi sorot matanya sama, sama seperti saat pertama kali aku bertemu dengannya. Aku tidak berhenti menatap mata pria blonde yang ada dihadapanku. Semua ini terasa seperti de javu.  

"Nona, apa kau bisa meninggalkanku sendiri? Aku tidak perlu ditunggui seperti ini." Ucapan itu membuyarkan lamunanku. Astaga ternyata aku masih berdiri dihadapan pria blonde itu dan ia tak henti-hentinya menatapku dengan tatapan tajam. 

"Ah, maafkan aku Tuan. Permisi." Ucapku.

**

Me, That Guy, and The Three WishesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang