Part 5

48 1 0
                                    

Sepanjang jalan menuju tempat parkir ia terus menggandengku. Ini aneh, tidak biasanya ia seperti ini. Apa mungkin ia tidak sadar ia masih menggandengku? Tapi kalaupun ia tidak sadar, seharusnya saat tadi kutanya kenapa ia masih menggandeng tanganku, ia seharusnya melepaskannya. Tapi yang ia lakukan hanya memandang tangan kami dan kembali berjalan. Benar-benar pria aneh. 

Lalu aku tidak tahu kenapa, Niall membalikkan badannya dengan cepat dan seketika itu juga sebuah pukulan mendarat di pipi kirinya. Ia tersungkur ke tanah sambil memegangi pipinya.  

"Niall!" Sontak aku terkejut dan langsung menghampirinya. Sudut bibirnya berdarah. Aku lalu mendongakkan kepalaku untuk melihat siapa orang yang telah memukulnya.

Zayn... 

Zayn Malik, pria itu mucul lagi. Seketika semua kenangan itu kembali berputar di otakku secara otomatis.

"Za.. Zayn? Apa yang kau lakukan disini? Dan apa maksudmu memukul Niall?" Aku benar-benar syok. 

"Hi Grace. Aku disini untuk menjemputmu. Hanya memberinya pelajaran." Good, dia menjawab semua pertanyaanku, santai. 

"Pelajaran? Tapi-" 

Zayn memotong ucapanku, "Dia pacarmu kan? Aku tidak rela kau meninggalkanku hanya untuk pria jelek ini, apa bagusnya pria seperti dia!" 

"Dia bukan pacarku, dan berhenti menjelek-jelekkannya." Aku benar-benar marah sekarang. 

"Lalu untuk apa kau bersamanya? Bergandengan tangan layaknya sepasang kekeasih?" 

"Aku memang pacarnya." Aku menatap Niall dengan tatapan kau-benar-benar-ingin-mati. 

"Nah jadi siapa yang harus ku percaya? Pasangan aneh, kehidupan kalian memang penuh drama." Zayn mengejek. 

"Ayo Ni, kita pergi dari sini." Ucapku sambil membantu Niall bangun.

**

"Untuk apa kau berbicara seperti itu tadi?" Aku membuka percakapan setelah kami -aku dan Niall- ada di mobil. 

"Agar dia tidak menemuimu lagi." Hanya itu? 

"Ya hanya itu." Eh, dia bisa membaca pikiran orang lain? 

"Tapi kau benar-benar cari masalah dengan Zayn." 

"Lalu?" Apa maksudnya? 

"Aku tidak takut dengannya. Sudahlah jangan bahas lagi." Lanjutnya 

"Bolehkah aku ke apartemenmu? Untuk mengobati lukamu, um sebagai tanda terimakasih mungkin?" 

Dia menatapkku sejenak, tatapannya aneh. "Baiklah." 

-- 

"Aww. Hey pelan sedikit." 

Aku menghela nafas, "Ini sudah yang paling pelan Ni." 

"Tapi masih tetap sakit bodoh." 

"Berhenti memanggilku seperti itu." 

Hening sejenak. Rasanya kami benar-benar hanyut dalam pikiran masing-masing. Aku merasa sangat bersalah pada pria ini. Bagaimana bisa Zayn menemukanku. Apakah mom memberitahunya? Ah itu tidak mungkin. Lalu? Darimana dia bisa tahu? 

"Kau melamun?" 

"Eh tidak." 

"Lalu?" Hanya berpikir. 

"Katakan saja padaku." Niall mengubah posisinya menjadi duduk. 

"Umm, apakah aku boleh menggunakan permintaan pertamaku, Ni?" Tanyaku ragu-ragu. 

"Sure, why not?" Dia tersenyum. Ah manis sekali. 

"Apa permintaanmu?" 

"Begini..."

**

Tuut. Sambungan telepon terputus. Akhirnya mom mengijinkanku untuk berhenti kuliah. Memang tidak tanpa alasan aku keluar, satu-satunya alasan yang bisa kupakai untuk memohon pada mom adalah 'aku bosan kuliah'. Tapi itu berhasil, yang penting itu berhasil haha. 

Jadi sekarang waktuku hanya untuk bekerja di Nandos, dan untuk Niall, eh. 

Oh iya, semenjak aku meminta permintaan pertamaku tempo hari sampai sekarang aku belum bertemu dengannya, bahkan dia belum menghubungiku untuk menjawabnya. Menjawab apakah ia akan mengabulkannya atau tidak. Kurasa permintaanku tidaklah sulit, hanya meminta Niall supaya menjadi pacar pura-pura ku. Ya hanya pura-pura. 

Drrt drrt 

From : Nialler Horan x 

Kau bisa ke apartemenku sekarang? Ini soal permintaanmu.

Benarkan, sepertinya dia bisa membaca pikiran orang lain.

To : Nialler Horan x 

Baiklah. 15 menit lagi aku sampai. 

-- 

"Jadi, bagaimana?" Aku membuka percakapan saat aku telah sampai di apartemennya. 

Niall menghela nafas, "Baiklah, aku mau." 

Apa dia bilang? Dia mau? Sungguh? Sontak aku langsung memeluknya. 

"Terimakasih Ni. Akhirnya sekarang aku bisa terbebas dari lelaki brengsek itu." 

"Kau berlebihan Grace." Lagi-lagi senyum itu.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

A/N : ADUH MAKASIH BANYAK YA YANG UDAH MAU SEMPETIN BACA :') WALAUPUN EMANG NGGA BANYAK SIH. TAPI MAKSIH BANGET.

VOTE+COMMENT PLEASE, PRETTY PLEASE xx

Laflaflaf xoxo

Me, That Guy, and The Three WishesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang