Pesta selesai. Aku masuk kedalam kamar dan melirik kearah jam dinding, pukul 10 malam KST. Aku menghela nafas pelan dan duduk didepan mwja rias. Wajahku terlihat sangat berantakan dan terihat lelah.
Aku memutuskan untuk mandi dan berganti pakaian dengan pakaian rumah. Entah mengapa dress ini terasa berat dan panas.
Baru aku membuka salah satu kancing dressku terdengar pintu kamarku dibuka. Aku reflek berteriak kecil dan menutupi bagaian kancing yang terbuka.
Disana terlihat Jimin yang tidak kalah kusutnya denganku namun entah mengapa ia malah terlihat tampan dengan kemeja berantakan dan rambut yang acak-acakkan ditambah dengan jas disampirkan kepundaknya.
OMO! Apa yang aku pikirkan? TAMPAN?! Tidak, tidak Soo Hyun lupakan kata-kata itu! ><
"YA! APA-APAAN KAU MASUK KEDALAM KAMARKU TANPA MENGETUK PINTU?!"
Dia tidak menggubris teriakkanku, dia masuk kedalam kamarku dan merebahkan dirinya dikasurku.
"YAK! Park Jimin! Minggir dari kasurku!" aku mebghampirinya dan menarik tangannya.
"Aku lelah. Ini kamarku. Keluar kau." Ucapnya enteng tanpa membuka matanya. Aku menghentakkan kakiku kesal.
"Apa-apaan kau? Ini kamarku! Kamar Park Soo Hyun bukan kamar Park Ji Min!" tekanku. "Pergi kekamarmu!"
Dia membuka matanya dan memandangku sekilas.
"Appamu mengatakan kalau ini kamarku. Dilantai 2 pojok kanan. Jangan berisik! Katakan saja kalau kau ingin tidur satu kamar denganku."
A-APA?! APA KATANYA?!
"YAK! PARK JIMIN KAU KETERLALUAN! KELU-AHK!"
BRUK
Aku membeku. Tidak menyangka kalau Jimin akan menarik tanganku membuatku tidak seimbang dan jatuh diatasnya.
"Adikku berisik sekali," dia melingkarkan salah satu tangannya dipinggangku dan memelukku erat. "Aku tau, kakakmu ini memang tampan. Jangan membuatku gemas denganmu Soo Hyun-ah." Dia membuka matanya dan memberikanju smirk. Aku segera melepaskan pelukannya dan beranjak berdiri.
"PARK JIMIN BYUNTAE!!!"
**************
Aku memeluk boneka Teddy Bear-ku erat, melampiaskan segala kekesalan yang membuatku tidak dapat memejamkan mata walaupun hanya sedetik.
Aku mendengus pelan. Aku terpaksa tidur dibawah dengan kasur kecil yang terdapat dibawah ranjang King Size-ku yang ditempati Jimin dengan tidak berperasaan. Apa katanya? Adikku? Cih, kakak macam apa yang membuat adiknya tidur dibawah dan kedinginan?
Aku mencoba kembali memejamkan mata namun hawa dingin sesekalu membuat tubuhku menggil. Aku berdiri dan mencoba menambah suhu AC agar tidak terasa semakin menggigit. Aku melirik kearah Jimun yang kelihatannya benar-benar sudah tertidur dengan posisi menguasai tempat tidur. Aku menggigit bibirku, aku benar-benar tidak bisa tidur jika tetap memaksakan diri tidur dikasur bawah. Aku duduk dipinggir ranjang dan mencoba untuk membangunkannya.
"Jimin-ssi.." aku menepuk tangan Jimin. Dia hanya menggeliat pelan.
"Yaa.. Jimin, bangun eoh.. aku tidak bisa tidur dibawah." Aku mengguncang tangannya.
"Ash.. jangan menggangguku." Dia menyingkirkan tanganku dan membelakangi tubuhku.
"Aish! Park Jimin! Ini kamarku dan aku punya hak untuk-"
GEP
"Punya hak untuk apa eum?"
Aku lagi-lagi membeku. Jimin menarik tanganku dan memelukku erat. Dia berbisik pelan ditelingaku membuatku merinding sekaigus risih.