PART 3

580 35 1
                                    


PARK SOOHYUN POV

Aku menuruni anak tangga dengan segera. Terlihat Appa, Eomma dan Jimin sedang duduk diruang makan. Appa melihatku dan segera menyuruhku untuk bergabung bersama mereka.

"Soo Hyun-ah, kesini sayang, ada yang mau Appa dan Eomma bicarakan."

Aku mengangguk patuh dan segera menghampiri mereka, duduk disebelah Jimin.

"Waeyo Appa? Appa dan Eomma mau kemana sepagi ini dengan pesawat?" tanyaku to the point.

"Begini Soo Hyun-ah, kami akan pergi selama seminggu ke Jepang untuk bertemu klien kantor," Appa berdehem pelan "Appa dan Eomma juga akan berbulan madu, menikmati pernikahan kami."

Jimin tersedak susunya, sedangkan aku menjatuhkan pisau yang ada digenggamanku.

"M-Mwo?" ucapku tidak percaya dengan pendengaranku

"Tapi ini terlalu cepat," Jimin ikut bicara.

"Dan kami baru saja menjadi saudara," lanjutku

"Kalian meninggalkan aku denganya?" kami berbicara berbarengan dan saling menunjuk. Bahkan aku sampai berdiri. Kami saling bertatapan tajam dan mengalihkan pandangan secepat mungkin.

"Hey, tenang dulu, Soo Hyun ayo duduk, Jimin jangan seperti itu dengan adikmu." Eomma berkata lembut. Aku kembali duduk dikursiku, sesekali aku dan Jimin saling melempar pandang tajam.

"Mungkin iya ini terlalu cepat, namun eomma percaya Jimin bisa menjagamu Soo Hyun-ah,"

"Menjaga apanya?" potongku "Semalam saja ia hampir-mphhm!!" kata-kataku terpotong begitu tangan Jimin membekap mulutku.

"Ya! Kau apa-apaan?!" aku melepaskan tangannya kasar.

"Sudahlah, kalian memang belum kenal dekat, tapi pasti kalian segera dekat dan menjadi keluarga seutuhnya layaknya saudara kandung. Soo Hyun, jaga kata-katamu. Jimin akan menjagamu layaknya kau adiknya, jangan membantah kata-katanya." Appa berpesan, Jimin tersenyum penuh kemenangan, cih kenapa juga aku harus ditinggal dengannya selama seminggu? Apa mereka tidak tau bagaimana kelakuan Jimin sebenarnya?

"Dan mulailah untuk memanggilku 'Oppa'. Aku kakakmu." Jimin bersuara. Aku menoleh, dia menatapku serius. Ah entah mengapa jika dia menatapku serius malah jadi menyeramkan?

Aku terpaksa mengangguk-seperti terhipnotis kata-katanya-.

"Nah, kalau begitu," Appa melihat jam tangannya. "Appa dan Eomma berangkat. Jaga rumah ini dengan baik." Appa memelukku dan Jimin bergantian. Ketika Eomma memelukku, aku merasa sangat teduh, dia mengelus pipiku, matanya terlihat berkaca-kaca.

"Jimin, jaga adikmu dengan benar dan-oh! Eomma hampir lupa. Mulai besok kalian sekolah di Kyunghae High School. Pendaftarannya sudah eomma selesaikan, kalian besok tinggal kesekolah. Belajar dengan baik arraseo?"

Aku tersentak. Lagi-lagi Jimin dan aku berpandangan. Satu sekolah? Dengannya? Ya Tuhan katakan kalau ini mimpi!

"Kami tidak mengantar sampai bandara?" Jimin bertanya.

Eomma terlihat menoleh dan menggeleng "Kalian dirumah. Ingat pesan Eomma arraseo?"

Kami berdua mengangguk.

"Paii paii~" aku melambaikan tangan hingga mobil yang membawa mereka hilang menjauh.

Jimin sudah lebih dulu masuk kedalam rumah, aku menyusulnya, entah mengapa dia terlihat tidak bersemangat semenjak Eomma dan Appa pergi.

"Aku lapar Soo Hyun-ah. Buatkan aku makanan!" dia duduk disofa dan menyalakan televisi.

"M-mwo? Bukannya tadi kau sudah sarapan?"

My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang