"Sudah semuanya aku berikan, dan dengan mudahnya dia membuangku seperti ini"
"Kamu telah memberikan segalanya? Apa yang telah kamu berikan?" Tanyaku, yang bener benar bingung. Fikiran ku saat ini benar-benar bimbang untuk melanjutkan perasaan ini terhadap kelvin, aku takut bila nasib ku sama dengan indah.
"Hikss.... hikss..." saat ini indah benar-benar tidak bisa cerita. Begitu sayang kah dia kepada kelvin? Hingga ia rela menjatuh kan aur mata nya yang berharga.
"Oke oke, lu tenang ya. Lu boleh cerita kalau fikiran udah tenang, gue ambilin minum dulu" dia hanya merespon dengan anggukan.
"Ini minum dulu" kuberikan air putih segelas yang ku ambil dari dapur tadi.
"Lu besok ke bali kan? Lu gak beres-beres gitu?" tanya nya, yang menurutku dia sudah sedikut tenang.
"Ya, udah tu. Mau oleh-oleh apa lu?"
"Beliin kue pay aja ya"
"Gue bawain pasir pantai kute aja ya? Beli kue kan harus bayar, kalau pasir gratis. Itung-itung buat mandi lu." Ya akhirnya aku bisa membuat dia tersenyum. Aku sangat senang bila bisa membuat seseorang tersenyum.***
Merenung dalam gelapnya malam, du sebuah ruangan yang sepi, ya mana lagi kalau bukan kamarku sendiri. Walau suara televisi sudah kubesarkan volumenya tapi tetap saja merasa sepi.
Dan memang bukan ruangan ini yang sepi, tapi hati ini yang sepi. Ya aku sudah 3tahun single. tak pernah kusebut diriku jomblo, karena jomblo adalah nasib, sedangkan aky adalah single. Karena itu sebuah pilihan."Aarrrgghhhh!!!!" Teriakku didalam kamar yang tak hentinya kupandang bintang malam dilangit. Aku teriak karena teringat nasib indah yang begitu buruk dengan kelvin. kenapa harus kelvin? Kenapa harus dia yang membuat seorang perempuan menangis.
"Oke cha, lu harus lupain dia. Dia bukan yang terbaik buat lu" gerutuku terhadap diriku sendiri.
***
Pagi ini akuu sudah sampai sekolah, karena 15 menit lagi kami seluruh kelas 11 study tour ke bali. yeeee bali bali, bali bali.
Semua siswa sudah duduk rapi di bus masing- masing yang sudah di sediakan.
aku duduk dengan dinar, kami duduk di bangku nomer lima dari barisan supir.
"cha lu lihat kursi belskang nomer dua dari tempat duduk kita". tentu saja pernyataan dinar membuatku penasaran, setalah kubalikan badanku dan ku miringkan sedikit kepalaku..... waw!!
"Kelvin" secepat kilat kuperbaiki posisi duduku sprti semula. Tapi, tiba-tiba ku teringat akan semua cerita indah kepadaku, dan berubahlah ekspresi wajahku yang semula tersenyum kembali datar.
"kenapa lu, tumben gak seneng lihat dia". sepertinya dinar menyadari perubahan ekspresiku.
"Gue gapapa, udah bosen kalik ya liat muka dia".Bus kami semua sudah dalam perjalanan menuju pelabuhan, sekitar 15 jam kami menempuh perjalanan hingga akhirnya tiba dipulau dewata balu. Sebelum sedampainya di pelabuhan, bus kami semua berhenti disalah satu rumah makan dan komplit dengan toko-toko yang menjajakan makanan ringan.
"Duduk dibelakang aja cha" suara itu terdengar sangat jelas ditelingaku. Aku yang sedang disibukan memilih makanan secepat mungkin ku lihat arah sumber suara itu, dan ternyata...
"Ke.. kelvin" ucapku terbata karena terkejut ternyata pemilik suara itu adalah kelvin.
"iya kenapa?" Lanjutku dengan cepat.
"Gak kok, gue cuman ngajak lu duduk dibelakang, gue ngerasa lu asik gitu orangnya. Daritadi banyak orang yang ketawa gegara tingkah dan lelycon lu". Emang sih selama perjalanan aku salah satu bahkan satu satunya perempuan yang membuat orang tertawa hingga menangis ya selain para kumpulan cowo dibalakangku.
Tapi tunggu... tunggu, kelihatannya kelvin baik dan tidak sombong. Dan tak sama dengan apa yang diceritakan indah.
"Haha bisa aja lu, kasian dinar dong sendirian". Jujur gue salah tingkah.
"Gue cari dinar dulu, lu mau gabung?"
"Makasih cha, gue juga udah di tunggu tuh disana" tunjuknya pada salah satu meja yang memang sudah depenuhi oleh teman teman nya.
"Oke"sempat kebingunan mencari meja dinar, setelah beberapa menit mencari akhirnya ketemu juga tuh anak, dimeja paling ujung
"woy, lahap benet makannya. Laperrr buu". "Sialan lu, hampir keselek gue."Setelah selesai makan, kami para rombongan kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan.
Dari beberapa siswa aku dan ginar pertama kali yang memasuki bus, sudah nyaman aku dan ginar dalam menempatkan posisi duduk. Lalu setelah itu disusul oleh teman teman lain,begitu pula kelvin. Tapi anehnya, disaat dia melewati bangku ku, pipi ku terasa bergerak, dan ternyata saat kulihat samping kiri, betapa terkejutnya aku, kelvin sudah tersenyum manis dihadapanku. Sudah kupastikan yang menggerakan pipiku adalah dia. Oh my god, hati ini terasa berguncang hebat bagaikan gempa berskala 8,2 RC , guncangan yang sudah merobohkan ratusan rumah.
"Hemmm" ya itu suara jail dari Ginar, yang seketika memberhentikan senyuman kelvin kepadaku, dan kelvinpun lanjut kearah bangkunya dan duduk dengan nyaman disana. Sedangkan aku beralih memandang Ginar.
"Udah puas senyumnya" tanyannya, yang kubalas dengan pelukan. Ahhhh... betapa bahagianya hati ini.
"Ih apaan sih lu, gue masih normal kalik.. tadi aja cemberut, sekarang jadi orgil gini" .
"Berisik lu"jawab ku ketus namun masih dalam keadaan memeluk Ginar.***
Keadaan ini membuat aku bosan, keadaan dimana hanya duduk didalam ruangan berAC dalam kapal. Kami memang sudah didalam kapal dan melakukan penyebrangan untuk sampai di puladewata bali.
Tanpa babibu, aku keluar dan menghirup udara malam yang begitu dingin, Ginar pun menyusul dimana aku berada. Namun, kurasa Ginar tidak sendiriDengan siapa dia. Batin ku
"Kemana aja sih, tuh dicariin kelvin". Benar dugaan ku, seseorang yang bersama Ginar adalah kelvin. Eittss tunggu, tadi ginar bilang kalau kelvin mencariku. Bercandakah Ginar?
"Woy melamun aja" suara ginar, namun tetap saja aku tak sadar dari lamunanku
"Cha hay" kini giliran kelvin yang ambil suara dengan mrnggerakan tangan dihadapanku."Ohiya yaa, ada apa?" Jawabku gugup. "lu ngapain disini?" tanya Ginar. "Udara malem gak baik cha" kini giliran kelvin yang ambil suara.
"Oh, tidak. Aku hanya bosan didalam, jadi fikirku lebih baik kudiluar deh" jawab ku santai.
"Oya vin, lu bilang cari ticha, nih orangnya. Gue masuk dulu ya dingin" Ginatpun pergi meninggalkan kami berdua."Nih, pake jaket gue. Udaranya dingin, entat lu demam lagi" dipakaikannya jaketnya ditubuhku, yang kurasa kelvin mengerti bahwa dari tadi ku menggosokan tangan ini mencari kehangatan.
"Oh, terimakasih. Oya, lu ada apa nyariin gue?"jujur aja aku kepo kenapa kelvin mencariku"Gue mau tanya tentang indah" jleeebbbb!!! Sakit sekali hati ini setelah mendengar bahwa dia mencariku hanya karena ingin bertanya tentang indah. Bagaikan ditusuk beribu bahkan berjuta jarum dikulit ini. (Author lebay)
"Apa yang mau lu tanyain?".
"Apakah indah cerita sesuatu tentang gue?".
"Bisa pede juga lu yaaa. Hahaha"
"Serius kalik cha."
Namun saat ku ingin menjawab, seseorang berteriak kalau sebentar lagi kita harus bersiap turun dari atas kapal.
"Gue minta Id line lu aja deh, nantu ceritain gue yahhh"
"Oke, nih barcode aja"
"Thanks cha" dia pun berlalu oergi dari hadapan ku, namun sakit ini belum juga pergi dari hatiku, bahkan walaupun ku berusaha tersenyum untuk menghilangkan sakit ini.***