HUJAN CINTA

119 14 6
                                    

Part 7
Cover: lupa creditnya siapa .-.
Abaikan Judul

Awan menggumpal dan berwarna gelap, angin mempermainkan mereka berdua.

" Yang benar pegang payungnya," ucap Seokjin. Jihyun yang berada disebelahnya mendengus kesal.
'Kenapa dia ini selalu seenaknya sendiri sih? Apa aku yang terlalu polos, aku mengutukmu Kim Seokjin' batin Jihyun kesal.

Seokjin dan Jihyun berada di pasar sekarang, dan sialnya mobil Seokjin mogok di tengah jalan dan hujan pun mengguyur mereka.

Setelah mereka selesai ralat maksudnya Seokjin selesai berbelanja. Mereka berdua menuju halte bus, tapi saat di perjalanan. Angin berhembus kencang sampai-sampai payung yang dipegang Jihyun terbalik permukaannya. Seokjin hanya memperhatikan Jihyun dan sesekali tertawa karena Jihyun yang sedang mengejar payung itu. Payung yang berwarna merah itu seperti enggan kembali ke tangan Jihyun.

"YA! Payung-nim! KEMBALI KAU!" Jihyun terlihat emosi karena Payung itu seperti memainkannya.

Hap

"Kena kau payung," ucap Jihyun sambil mengeluarkan tatapan mematikan dari matanya. Tanpa disangka angin menjadi lebih kencang dan hampir saja Jihyun terbawa angin jika tidak ada tangan Seokjin yang menariknya.

"Meomchung." Gumam Seokjin sambil tersenyum mengejek. Seokjin membuka payung lipatnya dan Jihyun terlihat menahan amarah. Seokjin melihat raut wajah Jihyun, lalu Seokjin mengangkat alisnya dan berkata,

"Wae? Ada yang salah?" tanya Seokjin polos. Jika Seokjin ini bukan atasan Jihyun, Sudah Jihyun ratakan wajah tampannya itu dengan tanah.

"Jika kau punya payung, mengapa kau nenyuruhku berlarian mengambil payung kurangajar ini?" Ucap Jihyun dengan intonasi kesal. Seokjin menanggapinya dengan tertawa lepas dan Jihyun semakin tak mengerti dengan sikap Seokjin ini.

"Hahahahaha ... Kau masih tak berubah rupanya, suka mengutuk benda mati ... Hahaha." untuk sesaat Jihyun mengamati Seokjin dengan tatapan curiga.

"Chef, apa kau memiliki kepribadian ganda? Atau kau sejenis tsundere?" tanya Jihyun dengan polosnya. Seokjin melihat Jihyun dengan gemas, ingin sekali Seokjin melahap bibir ceri itu.

"Kajja, banyak yang menunggu kita." Seokjin menggandeng lengan Jihyun. Sebenarnya Jihyun risih dengan gandengan Seokjin tapi ya ... Harus bagaimana lagi langkah kaki Jihyun terlalu kecil untuk menyamai langka Seokjin.

Di sepanjang perjalanan, Jihyun hanya menatap rintik hujan yang jatuh. Seokjin secara mengejutkan merangkul Jihyun agar tidak terlalu basah/?

"Kalau kau sakit, kasihan Junhoe," ucap Seokjin dan Jihyyn hanya melongo sambil mengerjapkan mata indahnya.

"Che-"

"Ayo naik!" seru Seokjin Jihyun langsung tersadar dan langsung naik bus tersebut.

Terkutuklah bus tersebut. Banyak penumpang yang berdesakan hingga mau tak mau Jihyun dan Seokjin harus berdiri. Tak jarang keduanya mau jatuh. Pada saat mau sampai tujuan bus itu berhenti mendadak sehingga menghasilkan

Cup

Bibir Jihyun dengan tak elitnya menabrak bibir Seokjin. Mata Jihyun membelalak kaget.

"Lanjutkan saja dirumah," ucap Seokjin sambil melepaskan bibirnya.

*Jihyun PoV*

Apa? Bibirku? YA! Jihyun-ah! Bodoh sekali kau! Bagaimana bisa ciuman pertamamu diambil oleh monster itu dan apa tadi? Lanjutkan saja dirumah? Heol, Lanjutkan saja kau bersama panci pink-mu itu.

Hey ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang