Chapter : 13

214 32 1
                                    

The autumn wind that blows passes through my heart that remains empty. I learn back against the cold wall and the twilight sky that starts to shine. I miss you but I can't get closer to you, we need to part ways now.


Haneul terlihat sedang bermondar-mandir di lobi hotel, sambil menghubungi Shinhye. Karena sudah satu jam dia menunggu isterinya itu, tapi Shinhyd tidak hadir juga ataupun menjawab telfon dari suaminya.

"Bagaimana, masih tidak ada jawaban?" Selidik Wobin.

"Dia tidak menjawab telfon dariku" Ucap Haneul yang begitu terlihat cemas, jari-jarinya pun terus saja menekan call pada kontak Shinhye.

"Kalau begitu, tanyakan pada resepsionis!" Haneul kemudian melangkah mendekati meja resepsionis.

"Kim Nana, apakah isteriku ada datang kesini untuk menemuiku?" Tanya Haneul.

"Iya manajer Kang, satu jam yang lalu saya melihat Nyonya Shinhye berdiri di lobi Hotel, sebelum akhirnya dia pergi menaiki taxi" Jawab Kim Nana, wanita muda yang memang bertugas sebagai resepsionis di hotel ini.

Haneul sempat bingung harus bagaimana mencari tahu keberadaan isterinya, karena Shinhye tidak menjawab satupun panggilan darinya.

"Terima kasih Nana-Ssi" Nana mengiyakan ucapan Haneul yang kemudian pergi melangkah mendekati Wobin.

"Apa yang dia katakan?" Tanya Wobin.

"Satu jam yang lalu, dia sudah disini. Tapi, dia pergi menaiki taxi" Jawab Haneul.

Wobin mencoba menggosok dagunya untuk mengingat sesuatu dari Shinhye pagi ini, kemudian menjettikan tangannya. Seraya beranjak dan memandang Haneul.

"Kim Soeun"Celetuk Wobin.

"Soeun?" Tanya Haneul heran.

"Dia sempat bertanya tentang Soeun padaku, saat kami sarapan" Jelas Wobin.

"Apa? Lalu kau mengatakan apa padanya?" Selidik Heneul dengan rasa penuh penasaran.

"Aku hanya mengatakan dia masa lalumu" Haneul  pun meninggalkan Wobin lebih dulu, dia keluar dari lobi hotel dan langsung menuju parkiran untuk mencari keberadaan Shinhye saat ini.

"Kau akan mencarinya kemana?" Tanya Wobin yang sudah mengambil posisi duduk disamping Haneul yang mengemudi.

"Kemanapun, aku tidak ingin dia bertemu dengan Soeun" Ucap Haneul dengan terengah-engah dan memasukan gigi satu pada mobilnya dan menancapkan gasnya dengan cepat.

•••••••••

Sementara yang di cari saat ini tengah berjalan dipinggiran trotoar jalan raya, dengan wajahnya yang terlihat pucat, ditambah lagi  penampilanya kini sudah terlihat lusuh, serta ada beberapa luka gores di kedua telapak tanganya.

Angin berhembus melewatinya, seakan ingin menghapus air mata Shinhye yang kembali menetes. Tapi, bukannya malah mengering, air mata Shinhye kembali jatuh.

Suara dering telfon menyelinap ke indera pendengarannya, Shinhye mencoba merogoh smartphone miliknya kedalam saku jaket parkanya. Dia melihat sebuah panggilan pada layar smartphonenya.

'HANEUL is Calling' nama panggilan itu terus saja bergetar ditangannya. Dilema di alami Shinhye saat ini, dia merasa takut, hancur, kecewa, serta tidak tahu harus bagaimana menghadapi Haneul saat ini.

Mengetahui kenyataanya bahwa dia dan Haneul telah menikah. Membuatnya merasa ingin sekali pergi jauh dari sisi pria itu.

Ibu jari Shinhye kemudian dengan perlahan menekan tombol hijau, Shinhye mencoba meredakan isakannya serta menghapus air matanya dengan kasar.

Deep In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang