Broken Home #1

6.9K 136 3
                                    

In season THE BATTLE (Part 1)

Perjalanan dari tempat kost ke Universitas Zohar hanya dilalui Vanesha dengan jalan kaki. Dengan jarak 2 km bukanlah hambatan lagi baginya. Tetapi berbeda dengan hari itu, tanpa ia sadari, ternyata tengah ada seseorang mengambil dompetnya. Saat mengetahui itu, ia langsung berteriak, "copet !!! copet!!!". Seketika itu, pencopetnya panik dan lari terbirit-birit hingga tertabrak motor yang sedang melintas, dia jatuh tersungkur namun tanpa luka sedikitpun. Sedangkan pengendara motor itu langsung turun dan menarik baju pencopet itu. Dan berkata, "kembalikan dompet itu! Atau aku hajar kamu."

Mendengar itu, pencopet itu langsung memberikan dompet Vanesha kepada pemuda itu dan langsung lari terbirit-birit.

"Ini punyamu?!" kata pemuda itu sambil menyerahkan dompet Vanesha.

Vanesha menganggukkan kepala dan berkata, "thanks ya...!"

Tanpa berkata sesuatu, pemuda itu langsung naik ke motor besarnya yang berwarna putih, dan sebelum tancap gas, ia berkata, "Hidup tu jangan santai. Karena kehidupan sangat keras. Apalagi di Jakarta." Setelah itu, ia langsung pergi.

"Aku tau. Dan aku sudah merasakan itu." Gumam Vanesha.

"Tapi, kayaknya aku pernah lihat dia. Siapa ya..?" terusnya Sambil berjalan menuju universitas Zohar.

Di hari pertamanya menginjakkan kaki di universitas itu, membuat Vanesha masih belum kenal betul tempat itu. Ia bisa masuk ke universitas Zohar karena ia mendapatkan beasiswa dari bidang basket.

Di hari itu, ia menelusuri seluruh sudut-sudut kampus hingga ia sampai di balkon belakang kampus. Di tempat itu, ia menemukan sebuah gitar berwarna putih disandarkan didinding. Tanpa ragu, ia langsung memainkannya. Alunan musik terdengar dari petikan senar yang dimainkan sepenuh hati. Semakin lama, ia semakin terlarut dalam imajinasinya sampai akhirnya ada lima pemuda datang.

"Berani banget kamu menyentuh gitar itu!!!" salah satu dari mereka marah.

Mendengar itu, Vanesha langsung menghentikan permainannya dan memandang pemuda itu dengan tatapan yang sangat tajam.

Merasa diremehkan, pemuda itu spontan semakin marah. Ia berkata, "Kurang ajar kamu! Natap aku seperti itu. Kamu nggak tau siapa aku?!"

"Aku emang nggak tau siapa kamu. Dan aku nggak ingin tau tentang kamu. Kalaupun aku tidak diizinkan memakai gitar ini, aku akan pergi sekarang." Kata Vanesha sambil berdiri dan diteruskan melangkahkan kaki kanannya.

Tetapi, tiba-tiba tangannya ditahan pemuda itu.

"Asal kamu tau ya... aku adalah anak pemilik kampus ini. Jadi aku bisa sewaktu-waktu mengeluarkanmu dari sini. Ngerti!" ucapnya.

Vanesha menatap tajam pemuda itu dan berkata, "Keluarin aja kalau kamu bisa. Lagian kamu kan hanya anaknya dan bukan kamu yang memiliki kampus ini. Ngerti?!" dengan sangat dingin.

"Sebenarnya kamu siapa sih...?! berani banget kamu sama aku." Pemuda itu sangat marah.

"Aku Vanesha. Mungkin aku adalah ancaman buatmu. Jadi hati-hati aja!"kata Vanesha dan langsung pergi dari balkon itu dan menuju balkon lainnya.

Ditempat itu, Vanesha sedang memikirkan sesuatu. Tetapi, tiba-tiba dia teringat dengan pemuda yang menolongnya dari pencopet.

"Bukankah salah satu dari lima cowok itu adalah cowok yang nolongin aku tadi?! Kenapa dia bisa sama cowok sombong itu?!" Gumamnya.

Tiba-tiba ia teringat lagi.

"o iya .mereka kan personil D'STAR . cowok yang nolongin aku tadi adalah Dennis. Gitaris D'STAR. Dan si sombong itu, Dendra Vokalisnya." Tertawa pahit.

Cukup lama ia berdiri di tempat itu dan setelah dikira pikirannya sudah lebih baik, akhirnya Vanesha ingin pergi dari balkon itu. Namun, tiba-tiba matanya tertuju pada seorang mahasiswi yang berbicara dengan Dendra.

"Aku dengar, kamu dapat saingan yang sangat berat. Apa itu benar?" kata mahasiswi itu.

"Kamu jangan ikut campur dengan masalahku. Kamu tu harus ingat ! kamu Cuma kakak tiriku. Nggak lebih." Ucap Dendra.

"Kalau emang kamu nganggapnya seperti itu, berani banget kamu menganggap dirimu anak pemilik kampus ini. Padahal kamu Cuma anak tiri." Tertawa dingin.

Merasa sudah kehabisan kata-kata, akhirnya Dendra pergi dari hadapan mahasiswi itu bersama Mario, Dafi dan Reno. Sedangkan Dennis menuju ke arah lain.

Setelah melihat mereka, Vanesha langsung kembali ke balkon dan merenung lagi.

"Kenapa saat aku ngliat cewek itu, rasanya ingin marah sama dia dan ingin memaki dia, juga ingin melihat dia merasakan apa yang aku rasakan selama ini. Sebenarnya siapa dia?!" gumamnya.

Tiba-tiba terdengar suara seorang pemuda.

"Cewek yang mana?!" tanyanya.

Mendengar itu, Vanesha langsung menoleh ke belakang. Iapun sangat kaget saat melihat Dennis ada di belangkangnya.

"Kamu! Sejak kapan kamu berdiri disitu?!" Tanya Vanesha.

"Cukup lama dan cukup untuk mendengar kata-katamu tadi." Kata Dennis sambil berjalan menuju samping Vanesha.

"Cewek yang ngobrol sama Dendra tadi siapa?!"

"Kakak tiri Dendra namanya Erika. Memangnya kenapa?!" Jelas Dennis.

"Erika?! Kayaknya aku nggak asing sama dia. O ya. Nama ayah Erika siapa?! Yang tak lain pemilik kampus ini?!" tanyanya lagi.

"Namanya kalau nggak salah Pragmatik Firnando."

Mendengar itu, Vanesha sangat kaget. Dia tidak pernah menyangka bahwa ayahnya adalah pemilik Universitas Zohar.

"Maaf! Aku harus segera latihan basket. Thanks ya yang tadi." Mencoba menghindar dan langsung pergi ke lapangan basket.

Di lapangan basket, Vanesha sendiri berlatih shooting jarak jauh sambil berkata dalam hati, "Ini nggak mungkin. Aku berlatih untuk mengharumkan nama kampus yang dimiliki orang yang telah menelantarkanku selama sepuluh tahun. Bukan! Tapi tujuh belas tahun sudah dia menelantarkanku. Dia tidak pernah sayang sama aku. Yang ada difikirannya adalah Rika. Anak emasnya. Okey! Kali ini aku emang berusaha untuk memenangkan pertandingan. Tapi bukan untuk mengharumkan nama Universitas ini. Melainkan sebagai langkah awal untuk ,membuat dia menyesal sudah melakukan itu sama aku. lihat aja! Aku akan menghancurkan hidupnya." Dilanjutkan melempar bola itu ke ring dan akhirnya masuk dengan sempurna.

>>Part 2

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang