Broken Home #6

595 20 0
                                    

In Season THE BATTLE (part 6)

Beberapa hari kemudian, Dennis harus pergi keluar kota untuk menjalani pemotretan selama 7 hari. Dan selama itulah, Erika berusaha untuk meminta Vanesha untuk mengantarnya bertemu Kartika (ibunya). Namun, Vanesha terus cuek terhadap Erika dan tidak mau banyak bicara terhadapnya. Kebenciannya masih menjadi-jadi.
"Eca...." panggil Erika pada Vanesha yang sedang berjalan tak jauh darinya.
"jangan panggil aku Eca." Katanya yang langsung berhenti dan menghadap Erika.
"Vanesh... aku mohon. Antar aku ketemu ibu. Kalaupun kamu nggak ingin mengantarkanku, setidaknya beritahu aku dimana ibu?"
"baiklah nanti aku antar kamu ketempat ibu. Tapi, kamu harus membawa cukup uang dan tenaga juga mental untuk kesana."
"memangnya, ibu ada dimana?  Apakah ibu masih di Kediri?" Erika bingung.
"nggak usah banyak bicara. Yang paling penting, siapkan mental kamu!" setelah itu, Vanesha langsung pergi dari hadapan Erika dan menuju lapangan Basket untuk latihan demi menghadapi kejuaraan basket antar Universitas se-Indonesia.

Keesokan harinya, akhirnya mereka berdua sampai di Kediri. Selama perjalanan, Erika terus bertanya-tanya. Sebenarnya Vanesha mau membawanya kemana. Karena, ia tidak menuju ke rumah lamanya.
"Vanesh... sebenarnya kamu mau bawa aku kemana?? Seingat aku jalan kerumah, itu bukan kesini. Dan ini jalan ke pemakaman kan?" tanya Erika.
"nggak usah banyak bicara. Ikutin aja. Kamu bilang ingin bertemu sama ibu kan?" tanpa berhenti berjalan.
Tak lama kemudian, akhirnya mereka sampai dipemakaman. Dan ketika berada tepat disamping  makam seseorang yang sudah ditumbuhi rerumputan, namun tetap terawat. Vanesha menghentikan langkahnya.
"sudah sampai. Sekarang kamu mau ngapain terserah kamu." Kata Vanesha dengan menahan airmatanya.
Mengetahui itu, Erika sangat syock dan langsung terlutut didepan makam ibunya. Ketika ia membaca batu nisannya, ia semakin kaget. Pasalnya, disitu tertulis ibunya meninggal tanggal 31 juli 2001 yaitu 1 bulan setelah perceraian antara Pragma dan Kartika juga tepat dihari ia dan Pragma berangkat ke Jakarta.
"kenapa kamu nggak memberi kabar kalau ibu udah meninggal?! Kenapa?!" tatapannya seakan ingin marah.
"kamu sadar nggak sih?! Waktu itu, aku sudah berusaha mengejar mobil yang membawamu pergi dari Kediri. Hingga aku berkali-kali jatuh. Tapi, tak sedikitpun respon tampak darimu maupun dia. Kamu bilang aku nggak ngabarin kamu? Justru kamu yang nggak mau memberi kesempatan aku untuk bilang tentang penyakit yang ibu derita. Kamu hanya mencerca, menghakimiku dan tak sedikitpun kesempatan kamu berikan untukku menjelaskannya. Hingga ibu pergi pun, kamu tak mau tau." Vanesha tak kuasa menahan kemarahannya dan langsung pergi menuju ke balik pohon rindang didekat makam.
Mendengar itu, airmata Erika semakin deras membasahi pipinya hingga tersimpuh lemas ditempat itu.
Sementara itu, dibalik pohon, Vanesha bersandar dan tak henti-hentinya menangis. Ia menangis dan terus menangis sambil memandang batu nisan ibunya.
"ibu.... maafkan Vanesha. Vanesha mungkin nggak bisa seperti yang ibu harapkan. Vanesha nggak bisa berhenti untuk membenci mereka. Tapi, sebenci-bencinya aku, aku nggak akan berbuat jahat terhadap mereka. Aku hanya ingin menunjukkan kalau aku bukanlah orang yang lemah. Maafkan aku bu..." kata Vanesha yang terus mengucurkan airmata.
Tanpa mereka sadari, ternyata Dendra tengah mengikuti mereka sampai tempat itu dan melihat kejadian itu.
"apa?? Ternyata Vanesha benar-benar adik kandung Erika. Heh.... Erika saja sudah membuat aku pusing. Sekarang tambah 1 lagi yang nggak kalah menyebalkan dari kakaknya.  Untung saja sekarang mereka lagi nggak akur. Jadi, aku nggak harus terlalu banyak ngeluarin tenaga untuk menghancurkan mereka." Senyum licik.

2 hari kemudian, Vanesha sangat santai menyusuri jalan dari tempat kost ke Universitas Zohar. Kendaraan lalu lalang saling mendahului satu sama lain itu sudah menjadi hal yang selalu ditontonnya. Hingga ia tersenyum dan tertawa kecil. Karena baginya itu pemandangan yang menggelikan. Sebab yang ada difikirannya adalah untuk apa saling mendahului dan kebut-kebutan, padahal itu kan bukan arena balap melainkan jalan raya. Jalanan untuk umum. Dan yang pasti mereka akan tetap sampai walau tidak ngebut juga pasti lebih aman.
Lama berjalan, Vanesha tidak menyadari bahwa tengah ada yang mengikutinya dan ketika keadaan cukup sepi, mereka langsung membungkam hidung dan mulutnya dengan sapu tangan yang sudah diberi obat bius. Seketika itu, Vanesha tidak sadarkan diri.
Beberapa jam kemudian, Vanesha pun tersadar dari pengaruh obat bius itu. Saat ia bangun, ia sangat bingung kenapa dia terikat dikursi dan ia hanya sendirian di tempat gelap itu.
"tolonggg.......!!! tolooong........!!!" teriaknya.
Dan akhirnya tampak sosok pria muncul dan menghidupkan lampunya. Ia sangat kaget saat melihatnya, ternyata orang itu adalah Dendra.
"maksud kamu apa menyekap aku seperti ini?! Lepasin aku!!!"
"aku nggak akan melepaskanmu, sebelum kamu dan Erika bertekuk lutut padaku dan tidak macam-macam lagi terhadapku. Ngerti?!" wajahnya sangat dekat dengan wajah Vanesha untuk menekankan kata-katanya.
Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita...
"lepasin dia! Kalau kamu marah sama aku, kamu nggak perlu bawa-bawa Vanesha." Katanya.
Dan ternyata orang itu adalah Erika.
"kalian itu sama-sama pembawa masalah. Satu kakak tiri saja aku sudah sangat pusing apalagi sekarang bertambah satu lagi seorang adik tiri yang nggak kalah menyebalkan. Jadi, sekarang kalian menyerah saja dan turuti semua keinginanku."
"aku nggak sudi melemahkan diriku didepan kamu ngerti?!"
"sekalipun aku menyiksa kakakmu ini? Apakah kamu rela melihatnya." Kata Dendra terhadap Vanesha dan diikuti memukulkan cambuknya ke Erika.
"Aa...!!"Erika hanya menjerit kesakitan.
Namun Vanesha tetap tak mau tau dengan apa yang dirasakan oleh Erika. Hingga berkali Dendra mencambuknya.
Merasa Vanesha tetap cuek, akhirnya Dendra langsung mengangkat kursi besi yang ada disampingnya dan berniat memukulkannya kearah Erika. Entah setan apa yang merasukinya. Ia semakin menjadi-jadi. Namun, saat ia memukulkannya, Vanesha langsung melindungi Erika yang akhirnya yang terkena pukulan itu adalah Vanesha. Seketika itu,Vanesha langsung tak sadarkan diri dengan penuh lumuran darah yang keluar dari punggungnya. Dan iapun langsung dibawa ke-RS.

>>part 7

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang