Chapter 5 : "Energi Dewa"

89 10 2
                                    


Neutral

Sebuah perumahan elit, banyak rumah rumah yang mewah dan juga megah. Seorang anak masuk ke dalam salah satu rumah itu dengan sangat santai, bahkan tanpa meminta izin terlebih dahulu pada pemilik rumah.

"Kau angkuh seperti biasa, Rizky. Untuk apa kau datang ke tempatku?" ucap Seorang laki laki yang lebih tua dari Rizky sambil menuruni tangga.

"Aku ingin meminta bantuanmu. Ada seseorang yang harus ku beri pelajaran" jawab Rizky sambil mengepalkan tangan.

"Bukankah kau sudah memiliki cukup untuk melakukan itu. Kau adalah anak yang paling hebat di sekolah!; itu setelah aku lulus sih, tapi setidaknya sekarang kau adalah yang terkuat" lelaki itu sudah duduk di ruang tamu, sama seperti Rizky.

"Tapi dia tidak sendiri, dia punya teman. Dan aku tak bisa melawan nya kalau sendirian"

"Oh, baiklah. Atur saja waktunya, aku akan pergi jadi jaga rumah ku. Sama seperti biasa" dengan santai dia pergi meninggalkan tamu nya.

"Terima kasih, Razor"

[~]

Sementara itu, Yogha, Laily dan Ghenov masih berlatih dengan para panglima langit. Walau sudah berlatih terus menerus mereka Seperti tidak pernah merasa lelah. Yang mereka lakukan hanya berlatih dan terus berlatih.

"Arahkan pandangan mu ke depan! Jangan lihat yang lain!"

"Kau hanya perlu tetap tenang, jangan terganggu suasana!"

"Terus seperti itu, pertahankan posisi itu!"

Intruksi demi intruksi terus diberikan demi kelancaran pelatihan, dan juga agar para anak manusia yang sedang dilatihnya dapat menguasai kekuatan panglima langit dengan cepat, karena kejahatan bisa datang kapan saja dan tentu saja para penegak keadilan harus tetap waspada dan siap kapan saja menghadapinya.

Karena terlalu semangat latihan, mereka tak sadar kalau waktu sudah mulai petang, Dan tentu saja mereka harus pulang.

"Sepertinya sampai di sini dulu latihan nya, ingat semua yang kalian pelajari hari ini, karena aku yakin Ashuramaru tak akan diam saja. Dia pasti sedang merencanakan sesuatu" ucap Sasaki dengan wibawa nya.

"Baik!" Jawab mereka serempak.

Karena tak ada janji lagi, mereka bertiga membubarkan diri, Ghenov mengantar Laily pulang dan Yogha pulang sendiri. Yah, memang selalu seperti itu sih.

[~]

Di tengah perjalanan, Yogha di hadang oleh sekelompok orang dengan pakaian serba hitam. Dari jaket, kaos, celana, sepatu bahkan rambut. Tunggu, itu memang hitam kan?, lupakan. Jumlah mereka yang cukup banyak membuat Yogha bermandikan keringat dingin.

"Ternyata kau orangnya, aku sedikit terkejut karena bocah seperti mu bisa membuat Rizky menjadi marah besar, yah walaupun dia juga seorang bocah sih. Tapi kau lumayan juga" seseorang yang menjadi pemimpin muncul dari balik gerombolan. Pakaiannya sama, tapi dia memakai kacamata yang cukup berbeda dan terkesan nyentrik.

"Siapa kau? Dan apa urusannya dengan ku?!" Kata Yogha dengan nada ketakutan.

"Urusan? Tak ada. Aku hanya menyelesaikan tugas yang tak bisa diselesaikan. Tugas nya sederhana, membuat kau tak bernyawa!" Jawab orang itu dengan aura berat di sekitar tubuhnya, dia berbalik dan memberi isyarat untuk menyerang.

The Other self (Under Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang