Chapter 6 : "Gadis Misterius"

70 10 4
                                    


Selepas latihan, Yogha langsung bergegas pulang. Entah mengapa dia tampak lebih bersemangat kali ini. Yah, dia memang susah ditebak. Lain orang, lain kepribadian. Lain hati, lain pula yang memiliki. Jika Yogha pulang sendiri, maka Ghenov punya Laily yang menemani. Maksud saya, Laily punya Ghenov yang menemani. Sama saja memang. Lupakan.

"Kau akan mengantarkan aku pulang kan?" Tanya Laily memastikan. Dia mengambil tas nya di kotak canggih milik Aghenov.

"Tentu saja, aku tak akan membuat janji yang tak bisa aku tepati" jawab Ghenov sambil merangkul mesra Laily.

"Kau tahu, aku sedikit kasihan melihat Yogha sendirian. Apa kau tak punya teman untuk kau kenalkan pada Yogha?" Laily memandang wajah Aghenov. Meminta keterangan.

"Entahlah, dia punya banyak kejutan. Sepertinya hanya dia yang bisa menetukan siapa yang mampu mengisi hatinya" Ghenov mencubit Hidung Laily gemas. Membuat Laily sedikit salah tingkah.

Tak mau pulang terlalu malam, akhirnya mereka memulai perjalan mereka. Mereka menggunakan mobil miliki Aghenov. Keluarga Aghenov merupakan Ilmuwan yang sangat terkenal. Banyak temuan temuan dan teknologi dari keluarga Aghenov yang digunakan oleh masyarakat luas. Maka tak heran kalau keluarga Aghenov memiliki kekayaan yang melimpah.

"Bicara tentang Yogha, apa kau tak khawatir melihat dia?" Laily membuka pembicaraan lagi mengenai Yogha.

"Dia sangat menikmati hidupnya, apa yang perlu dikhawatirkan?" Jawab Aghenov Enteng.

"Aku bicara serius sayang"

"Oke oke, apa yang ingin kau katakan?" Ghenov menuruti kemauan kekasihnya.

"Maksudku, dia jauh dari keluarganya, tak mempunyai kekasih dan yah kau tahu, seperti nya dia sangat kerepotan untuk bangun pagi"

"Entahlah, apa kau punya ide?. Maksudku, dia memang seperti itu bukan? Dia liar, susah diatur, jika ada yang mengubah gaya hidupnya mungkin dia akan merasakan tekanan emosional karena perubahan yang dia tidak inginkan" Kata Ghenov serius. Laily juga mendengarkannya dengan penuh keseriusan.

"Dia teman kita, apa kau tak punya ide untuk bisa membantu dia"

"Dia tak suka dikasihani. Jika kau melakukan itu mungkin kau akan dibenci setengah mati oleh Yogha" kata kata Ghenov yang penuh penekanan membuat Laily sedikit bergidik ngeri.

"Yah, baiklah"

"Ngomong ngomong, kau seperti nya sangat perhatian pada Yogha" goda Ghenov.

"BBu-bukan, aku hanya peduli pada temanku" dengan cepat Laily mengelak. "Hei, apa kau cemburu?" Kali ini Laily menyerang balik.

"Aku tak peduli" jawab Ghenov singkat.

"Kau hanya malu mengakui nya bukan?" Laily masih tak mau kalah.

Ghenov menatap Laily sebentar, Laily yang tiba tiba mendapatkan tatapan maut dari Ghenov langsung diam mematung di tempatnya.

"Kau hanya cinta padaku" kata Ghenov setelah melihat reaksi dari Laily tadi.

Laily malu bukan main. Dia sudah dipaksa jujur oleh tatapan tajam Aghenov.

Seperti melihat hantu, Aghenov menginjak pedal rem nya kuat kuat. Laily yang melihat ini hanya memasang wajah penuh tanya. Pasalnya dia tak melihat apa apa di depannya.

"Kenapa?" Tanya Laily yang masih kebingungan.

"Apa kau tak bisa merasakannya?" Ghenov masih sedikit panik. Sedangkan Laily hanya menggelengkan kepalanya.

"Siluet mengirimkan sinyal, Yogha pasti dalam bahaya" Walau pun dia mengatakannya dengan jelas, tubuhnya masih sibuk memutar balikkan mobil nya untuk cepat cepat menuju ke lokasi Yogha. Dia tahu kalau dia tak punya banyak waktu.

Tak ada percakapan antara keduanya selama dalam perjalanan. Mereka berdua sama sama mengerti kalau Yogha sedang dalam masalah.

[~]

"Habisi dia sebelum menyentuh tanah!" Ucap Razor seraya melempar tubuh Yogha ke atas. Kumpulan anak buah Razor sudah siap untuk menghabisi Yogha.

"Misi selesai" kata Razor sambil berbalik. Sudah sangat yakin kalau Yogha tak akan punya kesempatan untuk lari.

"TUNGGU DULU!" Teriakkan itu menggema. Membuat orang orang yang hendak melayangkan serangan pada Yogha berhenti untuk melihat sumber suara. Begitupula Razor, dia langsung berbalik ketika mendengar suara keras itu.

"SEDIKIT SAJA KAU SENTUH TUBUH YOGHA, AKAN KUPATAHKAN TULANG TULANG MU!" Kata orang itu mengancam.

Alih alih takut, semua orang tertawa mendengar ucapannya. Selain karena dia adalah anak seumuran Yogha, dia juga seorang perempuan.

"Well, apa kau pacarnya? Kau sangat manis. Apa kau tertarik padaku?" Ledek Razor sambil tersenyum miring.

"Hei, bagaimana jika kau tidur dengan ku malam ini"

"Kau mempunyai tubuh yang bagus, siapa namamu manis"

"Apa aku bisa mendapatkan Nomor handphone mu?"

Wanita itu sama sekali tak menghiraukan setiap ejekan yang dia dengar kan. Dia hanya menunduk, mengumpulkan setiap kekuatan untuk di lepaskan. Setiap tawa yang dia dengarkan adalah tambahan kekuatan baginya.

"Anak ini, apa kau pernah tidur dengan nya?" Ucap seorang dari anak buah razor sambil menenteng Yogha yang masih tak sadarkan diri.

"Berani nya kau!"

Wanita itu langsung melesat, melewati kerumunan orang orang itu dan langsung meraih tangan orang yang mengangkat tubuh Yogha. Suara tulang yang patah disertai dengan jeritan lelaki itu langsung membuat nyali anak buah razor menciut.

"Apa masih ada orang yang berani menyentuh nya?" Kata kata wanita itu sangat dingin. Membuat musuh nya mundur untuk menjaga jarak.

[~]

Aghenov mengendarai mobil nya seperti orang kesetanan. Dia tak peduli dengan hujatan pengguna jalan lainnya karena ulahnya yang ugal ugalan. Tujuannya cuma satu, datang ke tempat Yogha tepat waktu.

Saat dirasa sampai di tempat yang tepat, Ghenov dan Laily langsung berlari meninggalkan mobilnya. Betapa terkejutnya mereka saat melihat banyak orang yang tak sadarkan diri, dia juga melihat Yogha yang tak sadarkan diri juga. Tanpa pikir panjang Ghenov langsung menghampiri Yogha, membawa dia ke mobil untuk segera di bawa ke rumah sakit.

Saat mereka sudah membawa Yogha ke rumah sakit, ada seorang wanita yang keluar dari tempat persembunyiannya dengan senyum yang sulit diartikan.

Melihat ada yang janggal, Ghenov langsing menoleh kebelakang. Tapi dia tak menemukan apapun selain tumpukan orang orang yang pingsan.

"Ada apa sayang?" Tanya Laily yang melihat kekasihnya seperti sedang tidak tenang.

"Entahlah, mungkin hanya perasaanku saja" jawab Ghenov lalu melanjutkan perjalanan nya yang sempat terhenti.

The Other self (Under Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang