Aku hanya mempunyai 1 kelakuan buruk, yang benar-benar tidak bisa ku ubah. Nonton marathon, yah kalian tahu, nonton series tapi nonton nya terus-terusan. Mungkin banyak yang mempunyai kebiasaan ini. Ciri-ciri nya kamu selalu bilang "abis 1 episod lagi deh," lalu setelah 1 episod itu habis kamu ngomong "aahh.. tanggung 1 lagi," dan seterusnya sampai kamu memiliki mata panda.
Awal bulan Februari ini mataku mulai terbentuk kembali. Akibat menonton satu season America Horror Story dalam 1 hari. Yang aku inginkan hanyalah tidur. Beruntung lah pengawasan kelas saat upacara sangat lemah.
"Eh Rania! Kok ga keluar? udah pada baris tuh," aku hafal suara siapa ini.
"Ngga ah Bhim, gue ngantuk banget. Pengen bocan dulu," jawabku, memang teman-teman ku yang lain udah keluar kelas, mulai berbaris.
"Hah? Bocan?"
"Bobo cantik Bim,"
"Oh.. Gue juga ah," Ngapain sih ngikut-ngikut?
"Emangnya lo ga takut di cariin guru?" tanyaku, sebenarnya mengharapkan dia ikut upacara, biar aku bisa tidur dengan damai."Lo sendiri? Gue udah tau kok kalau ga bakal ada pengecekkan kelas pas upacara. Dari awal masuk, gue juga udah sering tidur disini tiap hari senin,"
Melongo. Itu yang sekarang ku lakukan. Ternyata Abim selama ini memang bukan tipe anak sekolah yang tertib."Yaudah gue tidur duluan ya," ucapku sambil mencari posisi nyaman untuk tidur.
Kok ga ada balesan 'iya' sih?
"Bim?" aku melirik ke arah nya, di seberang kelas, kulihat dia sudah tertidur. Ah, mukanya damai sekali. Aduh, yang ada ini aku malah merhatiin dia, bukannya tidur.
"Gausah diliatin juga kali Ran," sialan, ternyata pura-pura tidur. Pipiku mau tak mau memerah karena malu kepergok.
"Ih pipi nya merah, minta dicubit banget sih Ran," serunya lagi, sekarang dia tersenyum ke arah ku. Aduuhhh senyum nya.
"Apaansih Bim, ga boleh nyubit-nyubit, mau nyiksa anak orang ya," nyiksa dalam artian nyiksa hatiku yang bisa ke ge-eran ini.
"Ah, ngga nyiksa kok. Udah dah, lu tidur aja Ran, kasian tuh matanya, pasti semalem kurang tidur ya," aduh perhatian amet sih, jantung ini marathon deh.
"Kan kasian, yang lain nanti pada takut lagi liat zombie. Apalagi tuh yang cewek-cewek ganjen kelas sebelah, hih bisa-bisa langsung pingsan di tempat ngliat lu,"
Aku hanya bisa mencibir, dan mulai memejamkan mata. Ku kira dia perhatian, ternyata cuma mau nyari bahan ledekan lagi!
----
hai, menelantarkan cerita karena di dunia nyata aku sibuk, dan aku rada stuck, hampir lupa sama jalan cerita soalnya ga dicatet mueheheheh. thankies yang udah ngasih comment pendukung, seneng bangettt nget nget ngettt. nanti ada kredit untuk mu cayangkuuhh..
regards,
Nin
KAMU SEDANG MEMBACA
366 Days (On Hold)
Teen FictionAkan ku ceritakan kepadamu mengapa aku mencintainya. Walaupun aku tak tahu apa dia mencintaiku juga.