Day Started

5.1K 109 4
                                    


Udah jam 05.40!!! Teriakku kaget saat melihat jam dinding di dinding kamarku. Aku pasti telat! Hari pertama! Aduh!!

Aku segera lari ke kamar mandi dan berusaha mengubah penampilanku secepatnya.

Orang tuaku sedang ke luar kota, mungkin itulah sebabnya aku bangun kesiangan. Biasanya juga mbak Asih, pembantuku, yang membangunkanku. Ini malah enggak.

Aku turun ke lantai satu dan segera keluar rumah untuk berangkat sekolah bersama Pak Tono, sopirku.

"Mbak Asih, tadi Dira kok nggak dibangunin, sih?" tanyaku kepada mbak Asih yang sepertinya sedang menyiapkan sarapan. "Loh? Non Dira hari ini sekolah? Mbak Asih nggak tau kalau non Dira hari ini udah mulai sekolah, biasanya kan, non Dira tidur sampai siang dan ngamuk kalau dibangunin." Mbak Asih menjelaskan. "Itu kan, waktu libur sekolah, mbak." aku menghela napas dan keluar rumah untuk berangkat sekolah. Tanpa sarapan.

Aku mendengar teriakan Mbak Asih yang sepertinya menyuruhku untuk sarapan. Tapi, tak ku hiraukan.

Jam tanganku menunjukkan pukul 06.28. Sedangkan gerbang sekolah ditutup jam 06.30!

Dan saat ini, aku masih di mobil dalam perjalanan ke sekolah. Padahal, untuk sampai ke sekolah, butuh waktu sekitar 10 menit lagi. Jelas. Aku terlambat!

Jam 06.40, aku sampai di sekolah, gerbang sekolah sudah tutup.

Plak! Aku cuma bisa pasrah seraya menepuk jidatku yang halus ini.

"Aduh mati nih. Baru hari pertama masuk di semester 2 ini kok udah telat aja-_-" ucapku kesal. Terpaksa aku ditahan di depan gerbang sampai bel jam kedua berbunyi.

Tiba-tiba aku melihat seorang cowok yang memarkirkan motor beat nya di tempat parkir. Hmm padahal rata-rata anak di sekolah ini bermotor ninja dan jenis moge lainnya. Tapi ini cowok dengan pede nya pakai motor beat? Sederhana banget ya? Kagum.

Cowok itu mulai berjalan dan mendekatiku. "Lo telat juga?" tanya cowok itu mengagetkanku. "Ehm iya nih" ucapku  tegang. Jujur, aku gugup.

"Oh yaudah, gue juga. Kita tunggu sini aja. Paling juga nanti gerbangnya bakalan dibuka." ucap cowok itu santai. Aku hanya mengangguk.

Keheningan melanda suasana. "Oiya, lo kelas berapa? Kok gue nggak pernah lihat?" tanyanya memecah keheningan.

"Kelas 10" jawabku.

"Oalah pantes kok gue nggak pernah lihat lo." jawabnya sambil menatapku menyelidik.

"Kakak kelas berapa?" tanya ku mulai berani bicara.

"Kelas 11. Kok lo manggil gue kakak? Emang lo tau kalo gue kakak kelas lo?" tanyanya penasaran.

"Ya nebak aja kak, soalnya kata kakak nggak pernah lihat aku sih, makanya aku ngiranya kakak kelas. Hehe"

Dia hanya tersenyum simpul.

*Kringggg* Bel jam kedua udah berbunyi.
Pintu gerbang pun dibuka. Aku dan cowok itu langsung masuk dan menandatangani buku terlambat.

Aku langsung berlari menuju kelas yang sudah memulai pelajaran dari tadi.

"Assalaamualaikum bu" ucapku kepada guru yang sedang mengajar. Dan untungnya itu adalah wali kelasku. Dan ia sangat baik.

"Waalaikumsalam. Kamu kenapa Dir, kok baru datang?" tanya bu Dini.

"Kesiangan bu, maaf jadi terlambat" aku meringis.

"Oalah yaudah duduk gih. Lain kali jangan diulangi lagi ya?" Bu Dini tersenyum. Dia memang baik.

"Iya bu hehe" jawabku sambil meringis.

***

"Dir, lo kenapa kok bisa telat?" tanya Arin, sahabatku.

"Ya seperti yang gue jelasin ke Bu Dini tadi." jawabku santai.

"Lo tuh ya, terlalu santai banget menurut gue."

"Biarin wekk :p" ujarku sambil memeletkan lidah.

---skip---

*Kringggg* Jam 15.00. Bel berbunyi. Menunjukkan waktunya jam tambahan di sekolahku. Di jam tambahan ini, satu kelas terdiri dari anak kelas 10 dan 11 yang dipilih acak.

Aku segera menuju kelas 11 MIA 2, kelasku jam tambahan. Beberapa menit kemudian, ada seseorang yang sepertinya aku kenal memasuki kelas. "Hah? Itu kan kakak kelas yang telat bareng aku tadi?" aku kaget. Cowok itu juga diam-diam melirikku. Mungkin dia tahu juga kalo aku adalah cewek yang tadi telat bersamanya.

"Selamat datang Mahendra." sambut Pak Tyo dengan senyuman.

"Hehe iya pak" sahut cowok itu sambil meringis.

"Hah?" aku tersentak kaget. "Cowok itu kok bisa masuk kelasku sih? Kok juga Pak Tyo keliatannya akrab banget sama tuh cowok?" tanyaku penasaran.

"Itu siapa sih, kak?" tanya Agnis kepada kak Hilmi, kakak kelas 11 yang menjadi teman sekelasku pada jam tambahan ini.

"Oh, itu Mahendra, temen deketku juga sejak SD. Dia anak 11 MIA 4. Pinter loh dia, ganteng lagi. Banyak yang ngefans." jawab kak Hilmi sambil melirikku.

"Kok dia bisa langsung masuk gitu ke kelas kita sih kak?" tanyaku semakin penasaran.

"Nggak tau tuh, dia asalnya di kelas sebelah. Tapi kan katanya kelas sebelah kelebihan anak, mungkin itu sebabnya dia dipindah di kelas ini." jelas kak Hilmi.

"Oh" cetusku menjawab kak Hilmi yang menjelaskan panjang lebar. Sadis banget.

Btw, aku seperti pernah kenal nama Mahendra di sekolah ini.

Aku dikagetkan oleh suatu hal. Ya! Cowok itu berjalan ke tempat dudukku dan kak Hilmi. menyapa kak Hilmi "Hai hil! Lama tidak berjumpa! Hahaah" sapanya sambil tertawa.

"Haduh ngapain sih cowok nggak jelas ini ke sini-_-" batinku.

"Eh elo? Bukannya adek kelas yang tadi telat bareng gue ya?" tanya cowok itu sambil menatapku membuatku kaget.

"Ehm iyaa kak" jawabku pelan.

"Oalah, kamu kelas ini toh." cetusnya.

Aku hanya diam.

"Tapi, gue boleh nanya sesuatu nggak ke elo?" ucap kak Mahendra ngagetin.

"Nanya? Nanya apa kak?" jawab gue tegang.

.....

MerelakanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang