Second

2.6K 64 1
                                    


"Nanya apa kak?"
"Gue minjem charger lo boleh nggak? Hehe" Mahendra meringis.

"Oh, iya. Boleh kok kak" ucapku sambil memberikan chargerku.

Kirain kak Mahendra mau nanya apaan. Bikin gemeter aja.

"Ndra, gimana soal Amel?" tanya kak Hilmi tiba-tiba.

"Apanya?" jawab Mahendra terkejut.

"Itu loh hubungan kalian" jawab Hilmi.

"Apaan dih. Orang gue nggak ada hubungan apa-apa."

"Oalah masih nggak ngaku ta ndra?"

"Apaan sih mi. Gue loh males banget sama tuh cewek." jawab kak Mahendra jutek. Kak Hilmi diam.

Amel? Siapa tuh? Pacarnya kak Mahendra? Tapi kok kak Mahendra nggak ngaku gitu? Apa jangan-jangan masih gebetan?
Tanpa sadar pertanyaan-pertanyaan itu muncul di otakku.

22.43 - belum bisa tidur. Padahal besok harus berangkat pagi. Huh. Kok aku malah mikirin kak Mahendra terus ya? Hilang, hilang, hilang. Please.

Entah semalam bagaimana aku bisa tidur, aku masih tak tahu. Yang pasti, aku tidur dengan menutup mata. Dan saat ini, hari sudah pagi. Aku bersiap untuk berangkat ke sekolah seperti biasa.

*di kelas

"Assalamualaikum teman-teman! Gue ada hot news loh! Masih anget-anget!" teriak Mira mengagetkan seisi kelas.

"Emang gorengan apa. Masih anget." sahut Rian dengan wajah datar.

"Wee biarin suka-suka gue dong." sahut Mira nggak mau kalah.

"Udah deh, mir. Emang apaan hot news nya?" tanya Nadia penasaran.

"Gue semalem ditembak Adit! Dan kita udah jadian! Yeay!" seru Mira dengan segala tingkah anehnya.

Semua isi kelas hanya bisa menjawab "oh".

"Hm oke" Mira bete dan langsung menuju tempat duduknya.

"Jayus bet lo mir" suara orang yang entah itu siapa.

"Dira, ada yang nyariin lo tuh." kata Ilham yang sepertinya ditujukan kepadaku masih dengan tas punggungnya yang belum diletakkan di tempat duduknya.

"Siapa?" aku penasaran.

"Nggak tau. Cowok" jawab Ilham cuek.

"Hah cowok? Siapa? Ah boong ah. Biasanya kan lo boongin gue." aku benar-benar nggak percaya.

"Hadeh. Serah lah. Gue serius kali ini." balas Ilham. Wajahnya serius. Sepertinya kali ini dia nggak bohong.

Tapi aku masih nggak percaya. Jadi ya aku masih diam di tempat dudukku sambil memainkan ponselku.

Tiba-tiba ada yang masuk. Seorang cowok bertubuh tinggi, kurus, putih. Kak Mahendra!

"Dek, Dira nya ada nggak?" tanya kak Mahendra pada seisi kelas.

"Hm, saya kak" jawabku takut. Nggak tahu kenapa.

"Ehm Dir, ini charger lo. Maaf kebawa. Kemaren lupa. Hehe." ucap kak Mahendra sambil menghampiriku dan memberikan chargerku.

"Eh? Oh iya kak. Gapapa kok" jawabku agak gemeteran.

"Hehe maaf ya. Lain kali ingetin gue kalo gue minjem. Gue lupaan soalnya. Btw gue balik kelas dulu ya." kak Mahendra senyum.

MerelakanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang