Part 2

483 58 3
                                    

***
Keesokan harinya dijam yang lebih awal dari biasanya, YongHwa telah tiba di Ssinz7 Caffèsto Seperti itulah nama Caffe yang sering YongHwa datangi belakangan ini. Nama Caffe itu tertera diatas pintu masuk gedung Caffe dengan huruf kapital yang cukup besar.

YongHwa selalu duduk di kursi meja yang tepat berada didepan stage. Itu menjadi tempat yang paling nyaman dan pas untuk YongHwa memandang My Dearnya secara langsung tanpa adanya penghalang.

YongHwa menatap kearah stage dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya. Walaupun distage itu belum menampakan sosok seseorang yang belakangan ini menyita perhatiannya. Hanya ada alat-alat musik dan standing mic diatas stage.

Waktu nenunjukan pukul 18.00 KST. Itu artinya YongHwa harus menunggu sekitar 30 menit lagi untuk melihat My Dearnya melantunkan lagu-lagu indahnya.

Keadaan Caffe pun terlihat lebih ramai dari biasanya. Dan para waiters sangat sibuk dengan melayani pesanan pengunjung yang datang di Ssinz7 Caffè.

YongHwa pun memutuskan untuk memesan makan malamnya terlebih dulu sebelum menyaksikan penampilan My Dear. Caffe ini tidak hanya menyedikan makanan ringan saja. Tapi diCaffe ini juga tersedia makanan berat.

Beberapa kali YongHwa mengangkat tangan kanannya untuk memanggil salah satu waitters Caffe. Tapi belum ada satupun waitters yang datang menghampiri mejanya. Membuat YongHwa sedikit merasa kesal dan memilih untuk mengotak-atik smartphone yang sedari tadi dalam genggamannya sambil menunggu waitters datang dengan sendirinya.

"Annyeonghaseyo, ada yang bisa saya bantu tuan? Apa ada yang ingin anda pesan?" Secara tiba-tiba suara lembut menyapa telinga YongHwa saat dia sedang asyik dengan smartphonenya.

Deg!
Suara lembut itu mampu membuat jantung YongHwa berpacu lebih cepat dari sebelumnya.

YongHwa mendongakkan sedikit kepalanya untuk melihat kearah sumber suara lembut itu berasal.

YongHwa merasa cukup terkejut menyadari seseorang yang ada dihadapannya. Yang tak lain dan tak bukan adalah seorang gadis yang dia nantikan penampilannya setiap hari.

"Chogiyo... ." Sapa ShinHye lagi pada YongHwa yang masih setia dengan mematungnya memandang kearahnya.

YongHwa mengerjapkan matanya untuk menyadarkan dirinya dari rasa terkejutnya. Berusaha melengkungkan sebuah senyuman kepada orang yang ada dihadapannya.

"I... ige... aku ingin memesan... emm... ice americano dan se...sepotong cheese cake." Ucap YongHwa terbata karena kegugupannya.

YongHwa yang awalnya akan memesan menu makan malamnya, hanya mampu mengucapkan menu yang ada dikepalanya secara tiba-tiba.

"Ah nde... harap menunggu sebentar tuan." Jawab ShinHye sambil menulis pesanannya, lalu menundukkan kepalanya sopan dan berlalu dari meja YongHwa.

YongHwa masih diam sambil merutuki dirinya dalam hati. Karena merasa benar-benar menjadi orang bodoh dihadapan My Dearnya.

"Aiiissshhh." Desis YongHwa sambil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Tidak terlalu lama menunggu, pesanan YongHwa pun sudah tersaji dimejanya. Tapi sayangnya, bukan My Dearnya yang membawakan pesanan YongHwa. Melainkan salah satu waitters diCaffe itu.

"Chogiyo... kemana tadi gadis yang mencatat pesananku?" Tanya YongHwa ragu-ragu pada waitters yang mengantarkannya pesanannya.

"Eoh. Park Sajangnim sedang bersiap-siap untuk memulai penampilannya." Jawab waitters itu pada YongHwa dengan sopan dan senyum ramahnya.

My DearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang