Part 3

479 69 5
                                    

***
Aku terbangun dari tidur nyenyakku, dengan senyum sumringah yang tak henti aku lengkungkan sambil sesekali menggeliatkan tubuhku yang terasa pegal.

"Jam berapa ini?" Tanyaku pada diri sendiri meraih jam weker yang berada diatas meja kecil disamping ranjangku. Dengan mengucek pelan mataku, untuk memperjelas pandanganku.

"Mwoh?! Ini sudah jam 10.00 pagi." Aku terlonjak melihat jam yang sudah menunjukan waktu yang hampir menjelang siang.

Tak heran aku bangun kesiangan, karena semalam aku pulang dari Caffe ShinHye sekitar pukul 02.00 dinihari.

"Eottoke? Aku sudah sangat terlambat untuk pergi kekantor." Aku merutuki diriku sendiri.

Aku mencari benda berbentuk pipih nan canggih disekitar tempatku berbaring tadi dan menempelkannya ditelingaku.

"Yeobseyo, nde SooJung-ssi. Aku sudah sangat terlambat pergi kekantor. Mungkin aku akan sekalian mengambil cutiku saja." Ucapku pada seorang yeoja diujung telepon yang tak lain adalah sekretarisku.

"....."

"Tolong jadwal ulang semua janji pertemuan hari ini."

Akupun segera mematikan sambungan teleponku setelah selesai memberi penjelasan kepada sekretarisku.

Aku berjalan kearah kamar mandi, sebelum masuk kedalamnya aku mematri tubuhku didepan cermin. Tersenyum bahagia, mengingat kejadian semalam yang membuatku berhasil berkenalan dengan My Dear.
Aku mengusap pelan wajahku dengan kedua telapak tanganku, merasa malu pada diri sendiri. Dan meneruskan langkahku masuki kamar mandi.

Karena saking bahagianya, dibawah guyuran air shower aku melakukan mini konserku. Melantunkan sebuah lagu menambah semangat hidup dipagi hari ini.

Entah lagu apa yang aku nyanyikan, akupun tidak tahu dan tidak hapal pasti.

Aku tersenyum lagi didepan cermin, menatap penampilanku yang sudah sempurna walaupun hanya memakai pakaian cassual. Memakai kemeja berwarna hitam dengan corak-corak kecil sederhana disana-sini, dan kulipat kemeja dibagian tangannya hingga kesiku. Serta dengan bawahan celana jeans. Hari ini sangan cerah, secerah hatiku.

Aku memakai arloji mahal favoritku, sepatu kets putih, dan tak lupa kacamata hitam yang menambah kesempurnaan penampilanku.

Aku tesenyum geli membayangkan tatapan takjub dari My Dear saat melihat penampilanku sebagai namja modis dan berkelas.

Aku telah memutuskan akan pergi makan siang ke Caffenya. Siapa tahu mungkin dia bisa menemani hari cutiku.

Hanya butuh waktu 30 menit untuk sampai ketempat Caffe ShinHye. Aku turun dari mobil, dan jantungku sudah berpacu cepat seperti telah melakukan lari marathon dari rumahku ke Caffe ini. Padahal aku memakai mobil sport mahalku keluaran terbaru tahun ini.

Aku melangkahkan kakiku memasuki Caffe favoritku. Keadaan Caffe tidak terlalu ramai disiang hari. Kuedarkan pandanganku mencari sosok yeoja yang bayangannya selalu berada tepat dipelupuk mataku yang selalu berhasil meletup-letupkan semangatku.

"Chogiyo, apa ShinHye-ssi ada?" Tanyaku pada salah satu pelayan Caffe ShinHye.

"Ah, Park Sajangnim ada diruangannya. Apa anda ingin menemuinya?" Tanya pelayan itu padaku dengan ramah.

"Apabila dia tidak sibuk." Jawabku seadanya.

Pelayan itu pergi dari hadapanku, mungkin untuk menemui ShinHye untuk menyampaikan pesanku.

Aku memang baru berkenalan dengan ShinHye, walaupun sudah hampir berminggu-minggu aku memperhatikannya dari jauh.

Tapi, untuk perkenalan awal. Aku sudah sedikit mengenalnya. Dia yeoja yang unik. Penampilan luar sangat berbeda dengan penampilan dalamnya. Yang kumaksud adalah sifat dan hatinya atau bisa disebut inner beautynya

My DearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang