Part 4

30 3 0
                                    

Akhirnya mobil sport milik Jo berhenti tepat di depan rumah Jo. Jo dan Vannesa akhirnya menuruni mobil.

"Thanks ya jo udah mau nemenin gue. Gue balik ya"

"Iyaaaaa nes makasih juga deh wkwk. Eh inget lo masih punya utang traktirin gue sushi ya wkwk" kata jo yang membuat aku cemberut sebal.

"Ngeselin lo ih. Yaudah iyaaa iya. Udah ah gua balik. Bye" kata Vannesa sambil melambaikan tangan diudara kearah Jo.

Joseph POV

Akhirnya setelah vannesa masuk kedalam rumahnya,aku masuk lagi kedalam mobil dan memarkirkan mobil ku di garasi yang penuh dengan mobil ayah,aku,dan jake. Lalu aku masuk kedalam rumah dan aku melihat Jake yang sedang menonton TV di ruang tamu. Sepertinya Jake menyadari kedatangan aku,karena saat aku membuka pintu Jo langsung melihat kearahku.

"Darimana lo?" kata Jake

"Bukan urusan lo."

"Ini urusan gue juga. Gue itu abang lo,gue ditugasin papa buat ngawasin lo."

"Bodoamat" kataku dan langsung naik ke tangga lalu masuk kedalam kamarku. Aku merebahkan tubuhku diatas kasur kingsize milikku.

Begitulah Jake,dia menyebalkan. Sangat suka mengatur. Pulang sore aja ditanyain. Dia memang ditugasin papa buat ngawasin gue terus soalnya papa jarang ada dirumah,sedangkan mama selalu pergi keluar kota. Gue paling gasuka banget kalo dia kaya gitu. Bawaannya pengen gue tonjok.

Knock knock knock. Suara ketukan pintu. Pfttt siapa sih brisik.

"Who's there?" kataku

"Jake. Gue boleh masuk ga?" katanya sambil membuka daun pintu sedikit dan memperlihatkan wajahnya. Aku balas dengan anggukan dan dia pun masuk disusul oleh daun pintu kamar yang telah tertutup rapat.

"Lo ngapain kesini?"

"Emang gaboleh ya abang sendiri ke kamar adeknya?" apa banget sih nih orang batinku

"To the point aja lah. Lo mau ngapain kesini? Ganggu gue aja"

"Ya gue mau minta maaf kalo selama ini gue sering ngatur lo. Tapi gue gini karena gue sayang sama lo,Jake. Lo adik gue satu-satunya." katanya intens menatap mataku dalam-dalam

"Udah?itu doang? Yaudah sono keluar. Udah gue maafin. Lagian sok dramatis banget sih omongan lo"

"Bukannya sok dramatis. Yaudahlah gue keluar. Lo jangan lupa berdoa sebelum tidur ya" mentang2 gue jarang berdoa,gausah diingetin juga kali batinku

"Gue bukan anak kecil. Dah sono" dan hanya dibalas anggukan.

Itulah Jake,selalu aja begitu tiap harinya. Mengingatkan aku untuk berdoa,karena memang jika tidak diingatkan aku akan lupa wkwk.

Akhirnya Jake pergi dari kamarku disusul daun pintu yang segera menutup kala ia pergi. Aku membayangkan wajah Vannesa,sahabatku itu. Dia memang sangat cantik,aku beruntung punya sahabat seperti dia.



HELLO GUYS! HOW ABOUT THIS PART? IT'S FREAK AF LOL,COZ SERIOUSLY IDK WHAT SHOULD I WRITE.

BTW IF U WANT TO KNOW MORE ABOUT ME,PLEASE VISIT AND FOLLOW MY ACC TWITTER @stevaaniet

THANKS,BIG LUV

TRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang