aku bosan sekali di rumah, tidak ada yang bisa kulakukan selain bermain hp,menonton tv, makan, dan tidur. lalu ide yang tidak terpikir oleh ku daritadi muncul yaitu video call dengan teman-teman ku, belum sempat aku mengambil hp bel rumah ku berbunyi, lalu aku dengan kaki yang lelah berjalan ke pagar dan melihat ketiga teman ku berada di depan pagar, tapi aku melihat anak lain di belakang mereka, jadi aku membukakan mereka pagar dan melihat siapa saja yang datang ternyata dengan mingyu,seungkwan,scoups,dan dokyeom
'hai,ada apa kalian kesini?' tanyaku sambil menuntun mereka masuk ke rumah
'aku sudah berjanji untuk membelikan kalian sandwich, namun kau tidak masuk, jadi aku akan membelikan sandwich ketika kalian lengkap berempat, karena janji ku ketika kalian ber empat' kata Mingyu sambil duduk di kursi ruang tamu
'ah jadi begitu, kalian jauh-jauh datang kesini hanya untuj menraktirku sandwich?' kataku sambil mengenakan jaket dan duduk di kursi
'ya, mingyu tadi sudah menelfon cafe untuk memesan sandwich' kata Jin
'oh, yasudah kalau begitu' kataku sambil mengambil handphone dan mulai memainkannya
hening sejenak
'hei, setidaknya hidangkan lah sesuatu untuk tamu mu ini' kata dokyeom tiba-tiba
lalu aku menoleh, baru pertama kali seorang anak laki-laki menegurku seperti itu
lalu aki tersenyum
'ada apa denganmu, tersenyum sendiri' kata dokyeom dengan nada kesal
lalu aku langsung beranjak pergi untuk mengambil jajan sambil bersenandung dan tersenyum, entah bagaimana aku senang sekali ketika ada seorang anak laki-laki menegurku seperti itu. lalu aku kembali sambil membawa snack dan jus jeruk untuk teman-teman yang berada di ruang tamu
'ini' kataku
'kau aneh ya? kenapa kau langsung seperti senang begitu?' tanya scoups sambil mengambil snack
aku hanya tersenyum lalu meminum jus jeruk
tidak berapa lama kemudia sandwich kami datang
'sandiwch ini kan mahal?' kata Jiae
'mingyu suka berlebihan' kata seungkwan
'sebagai permintaan maaf apa salahnya' jawab mingyu sambil menoleh ke arah sujeong
'selamat maakaaaan' kata sujeong sambil pura-pura fokus ke sandwich nya.mereka pulang sekitar jam 7 malam, namun dokyeom tetap di rumah ku karena ibu nya barusan telfon dan marah-marah jadi dia tidak berani pulang
'kau tahu tidak, rumahku tidak pernah di masuki anak laki-laki dan ini pertama kali nya' kataku basa-basi
'oyakah? bagus kalau begitu' katanya cuek
'kau kelas apa?' tanyaku lagi
'3-4' jawabnya singkat
'aku asing dengan wajahmu' kataku lagi
'hm' jawabnya
aku berpikir dia cuek sekali jadi aku memutuskan untuk berhenti mengajaknya berbicara, namun selalu gagal jadi aku seperti wartawan yang menanyai narasumbernya.
lalu dia berbicara
'besok kau tidak mau menemaniku ke cafe?' tanya nya
'untuk apa?'
'menemaniku saja, mau tidak?'
'ah boleh, kapan?'
'nanti akan ku jemput'---
aku sudah menyiapkan baju yang akan kugunakan untuk menemani dokyeom ke cafe tapi ternyata dia menjemput ku saat aku baru masuk di gerbang sekolah
'hei,yein ayo katanya mau menemaniku' katanya sambil menarik tanganku
'ta-tapi kan, ini kan- he-hei ini masih sekolah' kata ku sambil berlari mengikuti langkah kaki dokyeom yang menyeretku ke halte
'aku sedang malas pulang ke rumah, kurasa kau orang yang tepat untuk ku ajak berjalan-jalan' katanya enteng sambil memasukkan tangannya ke saku
'bagaimana dengan pela-' kata-kataku terpotong karena ada bus datang, dokyeom langsung menarik tangan ku untuk masuk ke bus lalu duduk.
di dalam bus kami hanya duduk diam dan terhanyut dalam pikiran masing-masing lalu tanpa kusadari tiba-tiba dokyeom berdiri dan menarik tangan ku lagi
'eh apa-apaan hey!' teriakku spontan
sehingga membuat seisi bus menoleh ke arah ku dan dokyeom
dokyeom dengan santai tetap menyeretku ke luar bus
lalu berjalan ke arah cafe yang terlihat mahalkling! kling!
bunyi bel ketika pintu terbuka lalu semua barista langsung menghampiri kami untik bersalaman dengan dokyeom'selamat datang dokyeom'
'wah kau makin tampan'
'dia pacarmu ya?'
'dia cantik sekali'
'wah dokyeom'
yah seperti itulah kata-kata yang ku dengar'em, ada tempat kosong? untuk dua orang' tanya dokyeom
'oh adaa disana, mari ku antar' ajak salah satu barista yang paling gendutlalu kami duduk
'mau pesan apa?' tanya dokyeom
'anu, green tea latte saja' kataku
'Hyungjin green tea latte dua ya' kata dokyeom kepada barista gendut itu
'siap! 10 menit oke' katanya sambil mengedipkan mata padakulalu aku menoleh ke dokyeom minta penjelasan namun dia langsung mengambil buku dari tasnya dan mulai membaca. tapi ada yang aneh dengan buku itu
'hei! itu buku ku!' kataku
'apa buktinya?' jawabnya santai
'em, kalau tidak salah di halaman 118 terdapat coretan namaku' katakudokyeom membuka halaman 118 dan benar ada nama ku di sana.
'mana buku ku!' kata ku sambil menarik buku ku
'aku pinjam' katanya sambil menatap ku
aku tidak pernah di tatap seperti ini oleh laki-laki. lalu perlahan-lahan aku melepaskan tanganku.
'a-aku apa y-ya, to-tolong kembalikan buku nya' kataku gugup
'ada apa dengan mu?' kata dokyeom sambil menarik buku nya lalu membuka halaman buku itu
'tidak a-ada apa-apa' jawabkusaat itu pesanan kami datang
'katanya 10 menit, ini tidak sampai 10 menit' kata dokyeom
'hehe, khusus untuk mu lah' jawab barista yang name tagnya tertulis "Haejun"'terimakasih' kataku
'oh ya sama-sama' kata Haejun sambil tersenyum renyah
'dokyeom kau pintar sekali mencari pacar' bisik Haejun kepada Dokyeom namun aku masih dapat mendengarnya'kau mengenal semua barista disini?' tanyaku
'ya, ini cafe milik ayahku yang sekarang entah pergi kemana' jawabnya sambil mengaduk green tea latte nya
'kau sudah pernah mencarinya?' tanyaku
'sudah, tapi sampai sekarang belum ada kabar dari detektif yang ku sewa' jawabnya
'lalu bagaimana kau hidup? ibu mu bekerja apa?' tanyaku lagi
'ayahku masih mengirim uang untuk aku dan ibu ku, ibu ku hanya seorang chef' jawabnya lagi
'aah, bagus kalau begitu' kata ku ikut legasetelah mengobrol cukup lama kami memutuskan untuk pergi untuk pulang ke rumah karena tepat waktu itu jam pulang sekolah.
'aku sudah sampai di rumah kuu terimakasih sudah mengantarkan, terimakasih green tea latte nya juga'kataku sambil tersenyum lalu masuk ke pagar, tapi ketika sudah mencapai pintu rumah aku masih melihat dokyeom di depan pagar rumah ku sedang duduk sambil membenamkan kepalanya ke dalam kaki
'dokyeom? kau tidak pulang?' kataku sambil mendekat dan membuka pagar
'ah, anu, tidak, aku masih ingin disini, disini segar' jawabnya sambil mengusap matanya'kau menangis ya?' tanyaku sambil duduk di sebelahnya
'apa? tidak' jawabnya
'ceritakan padaku' kataku sambil mendekat
'tidak ada yang bisa di ceritakan' jawabnya
'kau bohong' godaku
'tidak' jawabnya
'dasar cengeng'
'tidak'
'mana ada laki-laki menangis'
'aku tidak menangis'
'yasudah terserah' kata ku sambil berdirilalu setelah beberapa langkah masuk ke pagar rumah
'Yein!' teriak dokyeom
'ya?' jawabku sambil menoleh
'aku boleh tidak tinggak di rumah mu?' tanya nya
'a-apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
[short ff] Never give up!
Fanfiction'Jarak dan waktu tak akan memisahkan kita kan?'