aku sudah setengah jam mencarinya di sekitar gedung.
aku sangat terkejut ketika dia menangis dan berlari.
kukira dia hanya bercanda dan pura-pura menangis jadi aku menunggu nya di rumah.
ketika aku menunggu sudah lewat satu jam dia tetap belum pulang. kukira dia sudah pulang lalu aku mencarinya di penjuru rumah, tapi aku tidak menemukan baju wisuda nya. jadi aku langsung bergegas mengambil jaket dan langsung berangkat mencarinya, aku tidak melapor kepada ibu yein atau mijoo nuna.
sejauh ini aku tidak menemukan petunjuk di mana yein. aku memutuskan istirahat sebentar di taman yg biasanya kami gunakan untuk berolahraga.
dia menangis untukku?
untuk apa?
untuk apa dia sedih?
Beasiswa. Harvard.
...
dia menangis karena aku akan pergi?
responya ketika aku memperbaiki rambutnya.
apakah?
apakah dia menyukaiku?
aku segera bergegas lagi mencari.
berlari. bertanya. berlari lagi. bertanya lagi.
hari sudah menjelang malam.
dimana dia?
apa dia tidak lapar?
kami wisuda jam 8 pagi dan sekarang sudah jam 6 sore.
dan disini aku tetap belum menemukan.
aku memutuskan kembali untuk melapor ke mijoo nuna.
ketika melewati taman itu...
aku melihatnya duduk di rumput dengan penampilan tidak karuan.
aku mengetahui itu dia.
tapi kaki ini tidak bisa berlari. lidah ku kelu. tangan ku gemetar.
apa yang akan aku bicarakan ketika bertemu dengannya?
itu yg tidak aku pikirkan ketika mencarinya.
semua akan menjadi canggung.
jadi aku memutuskan untuk mengatakannya.
aku berjalan mendekat ke arahnya.
'yein'
dia menoleh dengan ekspresi kaget.
'a-aanu aku ha-harus pergi' dia bergegas berdiri.
aku segera menarik tangannya.
tidak. tidak akan kubiarkan kau pergi lagi. sebelum aku pergi aku haru mengatakannya.
'aku menyukaimu'
entah siapa yang menyuruh. aku mengucapkannya.
tanganku bergerak untuk menghapus darah yang keluar dari pipinya.
'a-aduh sakit' kata Yein
seketika nuansa jadi canggung.
hening.
aku masih memegang tangannya.
'benarkah aku menyukaiku?' kata yein akhirnya.
'kau akan pergi jadi apa gunanya semua ini' katanya sambil tersenyum terisak.
'lagipula sudah banyak anak laki-laki yang mengucapkan kalimat itu kepadaku' kali in dia berkata dengan menitikkan air matanya.
tanganku yang menggenggam tangannya berkeringat.
'tidak. aku tidak melihat dari wajahmu' kataku
'aku benar-benar menyukaimu, termasuk semua kelebihan dan kekuranganmu' entah darimana kata-kata itu aku hanya bisa mengatakannya.
dia menangis. lalu dia memelukku.
'aku juga menyukaimu bodoh. sejak kapan?' katanya dalam pelukan ku yang untungnya terdengar di sela-sela erangan menangisnya.
aku sangat senang .
'jarak dan waktu tidak akan mmisahkan kita kan?' kami mengucapkan iti bersamaan.
'tetaplah bersamaku' kata Yein.
End.
terimakasih guyss sudah mau mantengin ff kuu(((:
vomment ditunggu yaaa, maaf kalo banyak typo dan updatenya ngga nentuu, ketemu di next ff keyyy💖💖💖
KAMU SEDANG MEMBACA
[short ff] Never give up!
Fanfiction'Jarak dan waktu tak akan memisahkan kita kan?'