Dokyeom

252 17 0
                                    

yah, mau bagaimana lagi, aku tidak bisa tinggal dimanapun kecuali di rumah Yein.

aku tidak memiliki teman selain mingyu, scoups, seungkwan

namun mereka tidak bisa membantuku.

ketika aku menelfon mingyu dan meminta untuk tinggal disana dia berkata bahwa saudara sepupu nya baru saja pindah ke rumahnya, dan ternyata memang benar.

ketika aku menelfon scoups, di rumahnya tidak ada kamar tersisa karena dia empat bersaudara.

ketika aku menelfon seungkwan dia berkata dia memiliki 3 saudara perempuan, oleh karena itu ibu nya tidak mengizinkan.

lalu aku bertemu Yein yang rumahnya sepertinya satu kamar bisa kutempati.

'aku akan menelfon eomma untuk minta izin' kata Yein sambil berdiri dari ruang tamu

setelah beberapa saat dia kembali

'eomma akan datang beberapa saat lagi' kata ku

'enak tidak punya ibu dan ayah yang perhatian?' tanya ku tanpa berpikir

'eh? ya tentu sajaa, seperti ayah mu kan?' jawabnya yang malah membuat ku sakit hati

'ayahku tidak sebaik yang kau kira, dia pergi ketika aku masih berumur 2tahun, dia hanya mengirim uang agar tidak masuk penjara'
hening sejenak

'sedangkan ibu ku... dia.. dia.. suka mabuk-mabukan di rumah, pergi ke club setiap hari, membawa pria tidak di kenal di rumah, tidak pernah keluar kamar, lalu bila dia tidak membawa pria aneh, dia akan melepaskan amarahnya pada ku dengan cara memukulku' lanjutku sambil menunduk

lalu aku melihat sekilas ekspresi Yein yang menjadi kaget lalu menunduk lagi.

'aku tidak punya banyak teman, karena ibuku, ibu ku terkenal di kalangan siswa karena ibu ku.... suka... merebut.... suami seseorang'
hening sejenak

'aku tidak tahu harus tinggal di mana, teman-teman ku hanya mingyu scoups seungkwan dan mereka tidak bisa membantuku' lanjutku sambil tersenyum dan tak sadar air mata ku menetes lalu aku cepat cepat menghapusnya

'kadang aku malah pernah tidur di cafe, di taman' lanjutku lagi

'jadi tolong aku..' kata ku

aku yang sedari tadi menunduk akhirnya melihat ke arah Yein dan ternyata ibu nya sudah berdiri di sebelahnya dengan ekspresi yang sama kaget nya

'nak..' kata ibu Yein
'ma-maaf ahjumma, a-aku bukan bermaksud-'
'tinggalah disini, tidak apa-apa' kata ibu Yein

aku senangnya bukan main, aku ditunjukkan oleh ibu Yein di mana kamar ku dan dimana kamar mandi yang dapat kugunakan.

ibu Yein terlihat tidak pernah menyesal menerimaku tinggal di rumahnya.

---

aku sudah tinggal di rumah Yein sekitar em.. 2 bulan , waktu yang cukup untuk aku mengenal keluarga dan seluk beluk rumah Yein

'selamat pagii' kata Yein ceria yang selalu diucapkannya setiap sarapan pagi

'pagi, tidur mu nyenyak?' tanyaku

'nyenyak sekali hehe' jawabnya sambil tertawa renyah

lalu kami mulai sarapan yang hnya terdiri dari 2 orang karena ayah dan ibu lintang sudah berangkat kerja pagi-pagi sekali dan kakak Yein sementara tinggal di rumah temannya karena banyak nya tugas , setelah sarapan kami mencuci piring sendiri lalu bersiap-siap berangkat ke sekolah.

aku sering mendengar caci maki dari teman-teman Yein karena sering berangkat sekolah bersama, jadi aku berusaha menutupi bahwa aku tinggal di rumah Yein agar dia tidak tersakiti, namun sepertinya Yein tidak peduli,bahkan dia selalu menjemputku setiap istirahat dan mengajakku pergi ke kantin.

[short ff] Never give up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang