Dua arah

115 2 0
                                    

Ketika genggaman terlepas, kita mulai berjalan di dua arah yang berbeda

Tanpa basa-basi, aku berlari meski terkadang diam-diam mengintip ke belakang melalui cerminku

Kamu pun begitu, bahkan tak jarang memanggil

Lalu aku menjawabmu meski tanpa menoleh ke arahmu

Terserah kamu saja kalau menganggapku sombong, aku tidak peduli

Sebenarnya bukan tidak peduli, tapi aku ini pengecut

Aku takut melihat matamu yang pernah menjadi pusat duniaku

dan senyummu yang terlalu menghipnotis

Karena itu, aku selalu menampar wajahku agar selalu sadar

untuk tidak melangkah kembali ke arahmu


Hanya KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang