Ketika genggaman terlepas, kita mulai berjalan di dua arah yang berbeda
Tanpa basa-basi, aku berlari meski terkadang diam-diam mengintip ke belakang melalui cerminku
Kamu pun begitu, bahkan tak jarang memanggil
Lalu aku menjawabmu meski tanpa menoleh ke arahmu
Terserah kamu saja kalau menganggapku sombong, aku tidak peduli
Sebenarnya bukan tidak peduli, tapi aku ini pengecut
Aku takut melihat matamu yang pernah menjadi pusat duniaku
dan senyummu yang terlalu menghipnotis
Karena itu, aku selalu menampar wajahku agar selalu sadar
untuk tidak melangkah kembali ke arahmu
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Kata
PoetryTidak semua cerita kau dengar, tidak semua tulisan kau baca. Karena terkadang ungkapan hati hanyalah kata-kata yang berlalu, ya.. hanya kata.