Antar Aku dan Hujan :bagian satu

647 41 1
                                    


Pertemuan Aku dan Hujan

Hari ini,hari dimana matahari di selimuti oleh awan hitam yang menandakan akan datangnya hujan.
Hujan?apa itu hujan?aku hanya tahu nama itu namun aku tak pernah tahu wujudnya.

Setiap hari, aku hanya berdiam diri di kamar. Aku di jauhi,di pojoki,dan di caci oleh kedua orang tuaku serta kedua kakakku karena penyakit yang mereka bilang menular dan mematikan.
Tubuhku kini kian kurus,hanya tulang yang berselimut kulit.

"Mei, keluar dari kamarmu cepat!" Terdengar suara dari balik pintu kamarku. Ya,tidak asing lagi,itu adalah mamaku. Ku buka pintu kamarku perlahan "iya mah,ada apa?aku lemas mah" kataku sambil memegangi kepala. Gebrakan tangan mama jatuh tepat di pintu kamarku "apa kata kamu?lemas?bukannya itu dari dulu?kini waktunya kamu bisa bermanfaat sedikit saja untuk keluarga ini! Cepat sana kamu angkat pakaian,sebentar lagi turun hujan!". Dengan kondisi kepala yang begitu sakit dan badan lemas,aku bergegas pergi ke halaman belakang untuk mengangkat pakaian.

Tetes demi tetes air jatuh dari langit. Apa itu yang namanya hujan?. Beberapa detik,aku terdiam,melihat ke atas dan tersenyum hanya untuk sekadar menikmati anugerah tuhan yang saat ini belum aku lihat dan rasakan sebelumnya. Entah mengapa aku sangat bahagia ketika hujan turun membasahi seluruh badanku dikit demi sedikit.
"Ya tuhan,aku lupa dengan tugasku ini". Ada tetesan berbeda yang jatuh dari hidungku yaitu darah. Sering sekali darah keluar dari lubang hidungku ini. Saat itulah aku merasa dunia gelap gulita. Aku tak sadarkan diri di bawah derasnya hujan.

"Mei!bangun!" Teriak mamaku. Saat aku tersadar,aku sudah berada di sofa rumahku. "Mah,maaf mah aku.." belum sempat aku lanjutkan pembicaraanku,tamparan keras melaju cepat tepat di pipi kananku "sakit mah" isak tangisku kini kian pecah. Namun,mama tidak menghiraukan apa yang aku rasakan "kamu tahu tidak?apa kesalahanmu?kamu telah ceroboh!lihat,semua pakaian jadi basah kuyup!pembantu di rumah ini sedang cuti,jadi mama yang cuci semua pakaian-pakaian yang ada di rumah ini.dasar anak tak tahu di untung. Masuk ke kamar!".

Aku berlari menuju kamar sambil memegang pipi kananku. Mengapa mama sejahat ini padaku?akupun tidak ingin seperti ini,mempunyai tubuh yang tidak sehat. Baru saja aku merasa bahagia ketika pertemuan pertamaku dengan hujan.Kini aku harus merasakan kepedihan lagi.
Wahai hujan, aku iri terhadapmu,kau bisa membuat seorang tersenyum akan kedatanganmu,alam menjadi subur karenamu. Sangat berbeda denganku. Aku hanya bisa membuat semua orang marah,kesal,dan kesusahan. Aku ingin menjadi bagian darimu,hujan.

Antara Aku Dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang