Kedua

46 4 0
                                    

Seline pagi itu berjalan lagi menyusuri kota metropolitan lagi - lagi dengan earphone yang menempel di telinganya dan lagi - lagi menemui kedai kopi kemarin, Kafe Pelik. Seline memasukki kedai itu dan menemukan sesosok pria—yang ia kenali sebagai seorang yang membayar Vanilla Lattenya kemarin.

Seline tak langsung memesan minuman, melainkan langsung duduk dihadapan pria yang sedang membaca novel berhalaman tebal. Pria itu tidak menyadari kehadiran Seline, sampai Seline akhirnya angkat bicara.

"Halo?"
"Ehm?"
"Kemaren bayarin minuman gue, kenapa?"
"Gak apa - apa, pengen aja."
"Makasih. Gue harus balas apa nih?"
"Cukup kenalan aja. Nama gue Luigy"

Seline terdiam dengan perkataannya, tetapi Pria yang bernama Luigy itu telah memberikan tangannya untuk dijabat dan senyum hangat.

"Seline"

Jawab seline sambil membalas jabatan tangan Luigy.

"Lo gak minum? Ngobrol yuk. Gue lagi cari temen baru aja sih sebenernya"

Seline tertegun dengan perkataan Luigy yang sedikit membuatnya terheran - heran sekaligus kagum seketika akan keramahannya.

"Seline?"

Sahutnya lagi karena melihat Seline terduduk membeku, Luigy mengaduk minumannya sambil tertawa kecil.

"Seline kuliah atau SMA atau kerja?"
"Ehh.. kuliah"

Jawab Seline yang masih membeku namun sudah mulai mencair di sofa empuk kafe Pelik.

"Kuliah dimana?"

Tanya Luigy lagi sambil mengangkat novel tebalnya kembali untuk dibaca.

"IKJ"

Jawab seline sambil berdiri untuk memesan segelas Vanilla Latte. Setelah ia memesan dan mendapatkan minumannya ia memilih untuk duduk dibelakang Luigy.

"Duduknya depan gue aja. Gue mau ngobrol sama lo"

Kata Luigy—masih dengan hadapan ke novel tebalnya.

Ini orang kenapa sih? Ganteng tapi kok rada rese ya.

Seline-pun berdiri dan duduk dihadapan Luigy.

"Kenapa?"
"Mau ngobrol"
"Ngobrol apa?"
"Apa aja"

Luigy berbicara dengan Seline dengan tawa renyah dan senyum. Membuat Seline akhirnya luluh dan terduduk—bahkan tak ingin pergi. Menghabiskan jam - jam di pagi hari itu berbicara dengan seorang pria bernama Luigy—yang baru ia kenali di Kafe Pelik. Sungguh perkenalan yang Pelik, bukan?

Dari perbincangan itu membuat Seline mengenali Luigy, Luigy adalah anak Sastra Indonesia tapi nyasar ke Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Luigy suka dengan teh dan sedikit membenci Kopi, Luigy suka sekali dengan novel - novel tebal berkisah romansa atau kehidupan, dan non-fiksi dia juga suka, Luigy menyukai keheningan. Seline mulai mendalami Pria ini.

Jam menunjukkan pukul 12, ia sudah berada di kedai kopi ini selama empat jam, terpesona dan terlalu menikmati perbicangan dengan Luigy membuatnya lupa waktu.

"Eh udah jam 12! Gue udah kelewat kelas penyutradaraan! Duh! Gue harus cabut nih! Gabisa ketinggalan kelas berikutnya"
"Hahahaha, terlalu asyik ngobrol sama gue sih! Yaudah sana! Hati - hati ya Seline!"

Seline pun beranjak pergi dan melambaikan tangannya kearah Luigy dan berjalan cepat menuju Cikini.

P E L I K.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang