Seline membiarkan dirinya melamun sambil merebahkan dirinya di tempat tidur, berfikir akan hal - hal yang telah ia lalui selama beberapa hari mengenal Luigy.
Luigy orang yang baik
fikirnya sambil menatap langit - langit apartemen yang dipenuhi dengan tempelan glow in the dark berbentuk bintang dan bulan
aku baru kenal padanya padahal
gumam seline lagi didalam hati. Dirinya kemudian mengambil ponsel yang sedari tadi tergeletak disampingnya.
Seline mengetik beberapa kalimat di ponselnya dan mengirimkan ke temannya yang bernama Anna.
TO: ANNA
ey! gue bosen nih, lagi gaada ide buat bikin project. ngopi yuk?
Seline membiarkan matanya terpejam beberapa saat sampai ponselnya berdering menandakan sebuah panggilan masuk.
Seline langsung menekan tombol answer tanpa melihat siapa yang menelfon dirinya.
'Haloo?'
saut seseorang dari seberang ponselnya yang ia tak kenal dengan jelas suaranya.
Seline kemudian melihat nomer yang tertera pada ponselnya.
hanya nomer, tak ada nama. siapa ini?
'Em, ini siapa ya?'
'masa lupa sih? ini Luigy!'
Nafas seline tercekat mendengar seseorang yang menelfonnya itu.
'Luigy? dapet nomer gue dari mana?'
'buku lo ketinggalan'
'Hah? buku gue? yang mana?'
'sketchbook lo, yang isinya storyboard'
'lah terus nomer gue dari mana?'
'coba diinget lagi, yang nulis biodata di sketchbook lo siapa?'
Seline langsung menepuk jidatnya. Ia baru ingat kalau dirinya menaruh biodata-nya, lengkap dengan alamat, nomer telefon, makanan kesukaan, dan social media-nya.
'Oh ya ngomong - ngomong bukain pintu apartemen lo dong'
'hah? bukain pintu apartemen?'
'buruan pegel nih bawa barang banyak'
Seline mengerutkan dahinya, bingung.
Seline pun kemudian bangun dan berjalan kearah pintu masuk apartemennya.
'Hai Seline!'
sapa seorang pria dengan tubuh jangkung itu, yang jelas- ia kenali sebagai Luigy.
'Luigy?'
Mata Seline terbelalak melihat Luigy didepan pintu, ponselnya masih menempel di telinga.
'Masuk ya? berat nih bawa belanjaan'
Seline masih terdiam.
'Hey?'
tanya Luigy sambil melambaikan tangannya didepan muka Seline.
'eh? Iya iya'
Seline kemudian mundur, mempersilahkan Luigy untuk masuk.
Hari itu Luigy mengenakan kaos putih dengan jeans hitam-serta topi berwarna abu - abu, sambil membawa kantong plastik berisi belanjaan dari supermarket.
Seline melihat punggung Luigy berjalan menuju dapur, Luigy layaknya seorang yang sudah lama tinggal di apartemen Seline, seperti mengenal dengan baik isi dari Apartemen perempuan berambut pendek itu.
'lo lagi ngapain tadi?'
tanya Luigy dari dapur mungil apartemen Seline
'ga ngapa-ngapain, cuma rebahan aja di tempat tidur. kenapa?'
'gapapa. eh mau nge-teh gak?'
'nge-teh?'
'iya. nge-teh. boleh gak gue bikin di dapur lo?'
'umm, boleh aja'
'ya udah, lo tunggu bentar ya'
Seline terduduk manis di sofa, sambil bermain dengan ponselnya. menunggu dengan sabar seorang pria yang baru saja di kenalnya membuat minuman di dapurnya.
'nih'
Luigy memberikan segelas teh dengan asap yang mengepul kepada Seline.
'makasih'
mereka berdua terduduk di sofa, membiarkan sepi senyap menyelimuti kebersamaan mereka berdua.
'oh iya. nama lo beneran Luigy? atau?'
'Hahaha, nama gue sebenernya Luis Egy Aditya. orang susah manggilnya, jadi lebih suka Luigy Aditya deh'
'ohh, Hahaha. lucu ya Luigy.'
Seline dan Luigy kemudian menghabiskan waktu mereka dengan berbincang - bincang layaknya dua teman yang sudah kenal lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
P E L I K.
Novela JuvenilPe·lik a 1 jarang ada; aneh; tidak biasa. #11 in Cafe (March, 2019) COVER; Pinterest. reiner f, 2016