"Yaudah om tinggal ya Ab" ujar om Pedo, tidak-tidak maksudku om Pedro "satu lagi, shift kamu dari jam 8 sampe jam 6 ya, nanti gantian sama yang lain"
Dih wartel aja ada shiftnya.
Aku membalasnya dengan senyuman miris juga.
Om Pedro meninggalkanku sendiri disini. Aku mulai duduk di singgasanaku a.k.a tempat op wartel.
Bagaimana bisa wartel ini tetap bertahan saat anak tk aja udah di kasih hp sama orangtuanya. Mungkin itu akan memudahkanku menjaga wartel ini
Sedikit bosan karena belum ada pengunjung yang datang aku mengeluarkan ponselku untuk sekedar mengecheck media sosialku.
Ku buka satu persatu dan tidak ada notif dari semua media sosialku. Maklum jomblo.
Hpnya aja sepi, apalagi hati orangnya."Mbak, mbak!" Panggil seseorang kepadaku.
"Ada apa ya mas?"
"Bilik mana yang kosong? Saya udah gakuat nih"
"Gakuat mau ngapain mas? Semuanya kosong ko" tanyaku penasaran.
Tapi mas-mas itu malah mengacangiku dan bergegas menuju bilik telpon.
Tak lama si mas-mas kembali lagi dan memberi selembar uang 2000 kepadaku dan pergi.
Anjir, itu pipis apa nelpon cepet amat.
Keadaan wartel kembali sepi. Aku kembali memainkan ponselku.
Dan..
BRAK!
A/N:
Aku tau ini makin gadanta tapi gatau kenapa aku suka nulis ff ini
Makasih banyak buat yang mau add story cerita aneh ini, makasih banyak
Vomment(s)?
Thx
-wulan

KAMU SEDANG MEMBACA
Wartel//c.h
Short StoryCinta bisa datang dimana aja dan kapan aja, tapi tergantung..